Mereka semua panik, apalagi Jeny yang berada didepan pintu. Monster tersebut membalikkan badannya dan siap menerkam. Namun kalah cepat dengan Tom yang sudah menarik Jeny dan mengunci pintu.Pintu tersebut terus saja didobrak oleh monster tersebut. Tom mencoba menahannya.
"Kalian pergi saja lewat pintu itu," sambil menunjuk pintu yang Cherry ingin buka tadi.
"Lalu bagaimana dengan Kau?" tanya Steve.
"Biarkan Aku disini, Aku akan menahan pintu ini untuk kalian." Mereka semua tidak ingin saling meninggalkan. "Percaya padaku, kumohon. Cepat, Aku sudah tidak dapat menahannya lagi."
"Cherry bukakan pintu," perintah Steve.
"Yes, ini yang Aku tunggu-tunggu," sahut Cherry dan membuka pintu. Mereka semua keluar dari ruangan tersebut kecuali Tom dan Cherry.
Cherry menangis melihat Tom. "Tom, maafkan Aku. Aku juga menyukaimu. Semoga kita bertemu kembali," ucap Cherry kemudian menutup pintu kembali dan berlari sambil menangis.
"Itu kata-kata yang aku tunggu selama ini, Cherry..." lirih Tom. "Semoga kita bertemu di alam lain." Tom tidak kuat menahan pintu tersebut, akhirnya pintu terbuka menampakkan sosok kelelawar raksasa yang memiliki gigi taring yang panjang.
'Semoga kalian selamat, teman-teman'
***
Steve, Sherin, Cherry, Jeny, dan George sedang menyusuri lorong. Mereka melihat diujung lorong seperti terbuka dan tampak cahaya.
Akhirnya mereka sampai di ujung lorong. Mereka melihat lapangan tanah luas dan disetikar sini sangat sepi tidak ada orang. Namun di seberang lapangan tampak seperti gedung besar.
"Mungkin itu gedung teater yang dikatakan pria tadi," ucap Steve, kemudian melangkah melewati tepi lapangan, karena takut jika mereka melewati tengah lapangan mereka akan terlihat karena mencolok.
Mereka sudah sampai didepan pintu tersebut. Steve mencoba mendorong tapi tidak bisa. Merasa yakin jika ada orang didalam gendung tersebut ia pun mengetuk pintunya.
"Hallo, apa ada orang? Ini Steve dari sekolah xxx," ucap Steve.
Cukup lama, akhirnya pintu terbuka. Mereka semua masuk kedalam. Tampak didalam gedung sangat banyak orang dan ternyata para guru juga disini.
"Syukurlah kalian selamat," ucap salah satu guru.
"Bagaimana keadaan diluar?" tanya guru satu lagi.
"Sudah banyak korban, monster tersebut sangat ganas. Ia memakan semua korban, dan Tom sepertinya juga," jawab George memasang wajah murung, sedih, takut dan panik menjadi satu.
"Tom? Astaga? Diakan pemimpin touring kita ini," ucap salah satu guru tidak habis pikir.
"Dia mengorbankan dirinya demi kami," ujar Cherry. Dia menjawab dengan wajah termenung mengingat bagaimana Tom selalu memperlakukannya.
"Jadi apa tindakan yang harus kita lakukan?" tanya Steve.
"Apa kalian membawa ponsel?" tanya guru tersebut. Mereka hanya menggeleng. Benar mereka meninggalkan tas didalam ruangan tadi. "Semua disini juga tidak membawa ponsel. Saya juga tidak tahu ini kebetulan atau memang takdir," ucap guru itu mulai gusar.
Terdengar suara diatas atap gedung, seperti suara benda besar yang menimpa atap. Lalu terdengar bunyi pecahan kaca, dan ternyata jendela gedung tersebut pecah dan dipecahkan oleh monster tersebut.
'Ya tuhan, Aku baru saja bisa bernafas. Kenapa monster itu datang lagi?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster Bats [SELESAI]
Short StoryBagaimana rasanya jika Touring sekolahmu gagal dikarenakan alasan yang tidak masuk akal, yaitu monster. Hal ini dirasakan oleh seorang gadis bernama Sherin. Touring yang seharusnya menyenangkan menjadi hancur dikarenakan kedatangan monster yang tida...