Hanya Senja

22 1 0
                                    

"Woy, Alexa!"

"Eh Revan, ada apa Van? Lo mau ajak gue makan? Apa nonton?"

"GR Amat sih, lu sembunyiin Senja kan?"

"Hah maksud Loe apa an? Gue gak ngerti."

"Gak usah bohong deh, apa mau gue aduin Bokap lo yang punya sekolah itu? Biar Loe dihukum?"

Author

Alexa hanya terdiam karena takut.

"Xa, bukannya kita sembunyiin di gudang audisi ya?" tanya Michelle lirih dengan polos.

"sssttt" dengan jari telunjuk di depan bibir pink Alexa.

Sengaja mendengar pertanyaan Michelle, Revan pun bergegas pergi ke tempat audisi.

"Van Loe mau kemana?"
Revan hanya mengabaikan perempuan berparas bule itu.

"Gara-gara loe sih." Pinky menyalahkan Michelle.

"Gue kan cuma nanya sis." ujar Michelle polos.

"Duh gagal dong rencana kita." panik Bianca.

***
Seusai memarkirkan sepeda trailnya, Revan berlari menuju sebuah gedung. Dan bertanya sesuatu kepada salah satu staf di tempat tersebut.

"Mas, mas gudangnya dimana ya?" tanya Revan tergesa.

"Mau cari apa mas?" tanya balik staf.

"Dah lah mas, gudangnya dimana?" tanya Revan maksa.

"Itu mas lurus aja terus ke kiri ada pintu kayu cokelat."

"Dari tadi napa!" ketus Revan.

Staf hanya menggelengkan kepalanya.

Di tempat yang sama, Pelangi melihat Revan yang berjalan.

"Eh, eh itu Revan."

"Bener tuh, Van!" panggil Zack.

Mereka bertiga pun menghampiri Revan.

"Van gimana Senja? Bentar lagi mulai lo."

"Kita cari di gudang dulu aja."

"Ha? Maksud lo?" tanya Nata.

"Jangan banyak nanya! Cari dulu aja." ujar Revan.

Langkah mereka hampir sampai digudang. Tidak terdengar teriakan di gudang. Mereka mencoba mengetuk pintu.

'tok tok tok'

"Tolong! Tolong!" Suara Senja pun terdengar.

____________________________________

Senja

Ya Allah Lindungi Hambamu.

Berteriak sedari tadi tidak ada satu pun yang datang. Hp aku ketinggalan lagi.

Tap, tap

Suara langkah kaki itu terdengar jelas di telingaku.

'Tok tok'

Pintu pun di ketuk, Aku mulai berteriak meminta tolong.

"Tolong!"

"Senja kamu di dalam kan?"

Kak Revan, iya dia datang.

"Iya kak, tolong aku!"

"Kamu menjauh dari pintu, biar aku yang dobrak."

SenjakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang