Apa masih pantas untukku?

6 1 0
                                    

"kamu mau aku tanggung jawab gimana?"

Pandangan matanya masih tertuju pada pemandangan yang disajikan didepan matanya, tak ada niat untuk terlalu serius menanggapi pertanyaan Dimas.

"Kamu jadi pacarku aja sekarang gimana?"

Deg!

Meski terkesan santai tapi itu mampu membuat fakus Nayla hanya padanya. Terdiam bengong berberapa detik, dia tiba-tiba saja tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa ketawa? Ada yang lucu?" Tanya Dimas terheran-heran.

"Kamu! Kamu lucu banget sih! Candaanmu sukses bikin aku ketawa!"

"Kata siapa aku bercanda? Aku serius!"

Seketika Nayla terdiam membisu. Yang pastinya ia kaget mendengarnya dan melihat wajah Dimas yang tidak ada menunjukkan ketidak seriusan nya.

Karena melihat Dimas serius, dia mulai sadar akan situasi sekarang. Dimana tidak ada lelucon dan hiburan, dan bila salah berbicara akan berakibat fatal bagi dirinya sendiri.

"Em... Gimana ya?... Aku gak tau harus jawab apa?" Sambung Nayla, "tapi, apa bagimu sebuah hubungan cinta hanya sebatas itu saja?"

Dimas yang awalnya berwajah datar saja tiba-tiba tersenyum seperti seseorang murid yang berhasil mendapatkan jawaban tersusah yang diberikan oleh gurunya.

"Tergantung bagaiman perasaan itu sendiri. Jika pertanyaan itu aku berikan kekamu bagaimana menurut pemikiran mu?"

"Tentu saja, pacaran atau hal yang berkaitan dengan perasaan akan aku jaga semampu agar tidak merusaknya sedikitpun."

Nayla berbalik melangkah menjauh dari hadapan Dimas. Membuat Dimas bingung dengan apa yang dipikirkannya? Sangat tidak bisa dipahami.

"Aku deluan pulang ya, aku harus ada dirumah sekarang. Bye!"

Tap tap! Sret!

"Tunggu! Kamu belum jawab, iya atau nggak?"

Nayla tersenyum ramah, melepaskan perlahan genggaman tangan Dimas agar tidak membuatnya tersinggung.

"Aku butuh waktu."

Setelah selesai mengatakan kalimat yang membuat Dimas terdiam, ia benar-benar melangkah pergi dari sana. Meninggalkan Dimas dengan beribu tanda tanya dipikirkannya.

_____________________________

Drrt~!

[MASSAGE FROM CALUDY💖]

Arthur, bisa ketemu di Roses Park, sekarang?

                                                Ada apa? Pasti bisa😉

Athur meraih jaket dan kunci mobilnya, bergegas menuju tempat yang ditulis oleh Audy. Ia menjalankan mobilnya dengan laju tak ingin Audy menunggu lama dirinya disana.

Perjalanan menuju ke Roses Park, tak membutuhkan waktu lama, begitu sampai didepan gerbang taman tersebut ia mendapati Audy yang berdiri menggunakan Hoodie dan jeans pendeknya tengah menunggunya.

"Audy?! Kamu kenapa? Ayo masuk!" Sembari membukakan pintu untuknya.

Audy terus menunduk, seperti tengah menyembunyikan sesuatu itu membuat Athur khawatir tapi ia ingin membawa Audy ke caffe didekat sana dulu.

Athur memasan minuman sementara Audy menunggu dimeja yang sudah dipilih oleh Athur juga letaknya yang paling bagus untuk membicaran suatu hal privasi atau penting.

Dari kejauhan Athur membawa dua minuman hangat untuk dirinya dan Audy. Dia berjalan dan duduk disana.

"Ada apa? Kenapa matamu sembab begitu? Kamu habis nangis?"

"Nggak, ada hal penting yang aku mau omongin kekamu."

"Apa? Ngomong aj."

Audy terdiam, menatap wajah dan mata lembut yang tak pernah bisa hilang dari ingatannya itu. Yang selalu ada untuk membantunya tanpa perhitungan sedikitpun. Ingin selalu ia miliki namun sadar bahwa ia tak pantas untuk itu.

"Athur, maaf sebelumnya aku ngerepotin kamu, tapi cuman kamu yang aku percaya didunia ini," sambung Audy, "ayah aku... Ayah jadi sering mukul ibu, dan sekarang ibu aku dirumah sakit. Semenjak ibu aku dirumah sakit ayah sering bawa tante-tante jelek yang menor kerumah dan setiap aku ngingetin ayah... Ayah aku selalu marah, dan tadi aku... Ayah mau nusuk aku... Ayah mau ngebunuh aku..."

Athur membisu, sejauh yang ia tahu orang tua Audy memang tidak akur, tapi ia tahu bahwa mereka sangat menyayangi Audy. Ia tak menyangka Ayahnya bisa berlaku kasar bahkan sampai ingin membunuhnya karena setahu ia ayah Audy akan sangat marah jika ada yang berlaku kasar bahkan bila hanya bersuara keras ataupun lantang.

"Tapi kamu gak kenapa-kenapa kan? Ada yang luka?"

"Gak, cuman memar doang," Audy menatap langit malam, "Athur, apa karena aku mereka bertengkar? Bagaimana jika aku menghilang saja? Mereka pasti akan akur lagi kan?"

Air mata yang tak diijinkan itu tiba-tiba saja keluar membasahi pipi mulunya yang sepertinya mulai tirus itu.

"Aku rindu kasih sayang mereka dulu, aku rindu keluargaku yang selalu ada buat aku, kenapa semuanya harus berubah? Jika memiliki harta dan uang sepahit ini maka aku lebih memilih miskin agar mereka tetap seperti dulu. Kapan semua ini akan berakhir? Aku lelah, thur...."

Berdiri, memeluk erat tubuh mungil Audy. Berharap dia bisa sedikit tenang, dan tak menangis lagi. Dalam hatinya, masih tersimpan semua kasih sayang untuk Audy dan meski tak bisa menjadi kekasihnya ia ingin melihat Audy bahagia.

Kamu adalah satu-satunya orang yang hebat, yang hadir dalam hidupku - Fathur



JANGAN LUPA VOTMENT YAH!;)

MAKASIH DAN SAMPAI JUMPA DI PART BERIKUT NYA!!!;);)

Hey! Boy! what do you want?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang