Bertemu kembali dengan senior

5 1 0
                                    

Terburu-buru berlari mengejar bus untuk pergi ke cafe tempatnya berkerja. Karena pulang terlalu malam dan juga luka dibahu serta wajahnya membuat dia susah tidur dan akibatnya ia bangun kesingan terpaksa harus mengejar bus.

Bus itu berhenti didepannya, mengatur nafas dan segera masuk kedalam bus. Bus mulai kembali melaju dijalurnya. Nayla menatap keseluruh kursi, penuh tidak ada kursi bus yang kosong.

'Haish... lain kali aku akan menyetel alarm saja supaya tidak seperti ini lagi,' batinnya.

Karena kursi bus sudah penuh jadi Nayla mau tidak mau berdiri saja. 

CKITT!

Bus tiba-tiba saja berhenti mendadak, membuat beberapa penumpang emosi, penumpang yang berdirilah yang terkena imbasnya karena begitu tiba-tiba membuat mereka jatuh. Tapi Nayla tidak jatuh karena ada tangan kekar yang merangkul dan menahannya agar tak jatuh. Nayla menoleh kearah pria yang berdiri tepat disamping kirinya yang telah menolongnya.

'Gantengnyaa... OMG! GANTENG BANGET!' batin Nayla.

"Kamu gak apa-apa?" tegurnya membuyarkan lamunan Nayla.

"Ah... iya aku gak apa-apa," Nayla melanjutkan perkataannya setelah memperbaiki posisi berdirinya, "Terima kasih ya."

"Santai aja kali, gak usah terlalu formal."

"Ouh okelah."

'Enak ngomong santai aja! Aku yang deg-degan!' batin Nayla.

Suansana yang ricuh didalam bus karena beberapa penumpang yang perotes kini mulai tenang dan bus kembali melaju. Suasana mulai terasa canggung bagi Nayla, dan entah bagaimana bagi pria disampingnya. Ketika Nayla ingin mencuri-curi pandang, tiba-tiba mereka saling menatap. Nayla jadi salah tingkah karena ketahuan mencuri pandang.

"Eum... kayak nya aku pernah liat kamu deh?! Tapi dimana ya?" pria itu memegang dagunya seolah tengah berpikir.

Nayla juga penasaran karena wajah pria ini tak asing baginya, seperti seseorang pernah mengenalkanya pada pria ini. Namun ia tak ingat kapan dan dimana juga namanya. Bukan sengaja ingin lupa, tapi memang sifat Nayla lah yang selalu lupa suatu hal membuatnya lupa bahkan nama pria ini.

"Nayla kan?!" Tanya pria itu yakin, "Sahabat Audy, kita pernah bertemu diacara festival seni di SMA," sambungnya.

"AH! Iya aku ingat sekarang. Kak Allo kan?!"

"Iyaaa, panggil Al saja."

"Tapi kak Allo kan lebih tua."

Bletak!

Pria itu, yang bernama Allo, menjitak kesal kepala Nayla. Allo a.k.a Al adalah kakak kelas Nayla, Audy, dan Athur karena dulu Nayla, Audy, dan Athur satu SMA. Al juga salah satu dari sekian banyaknya mantan Audy dan bahkan sempat bertunangan. Namun karena suatu perbedaan prinsip membuat hubungan mereka yang selalu romantis berakhir begitu saja. Al dan Audy masih menjalin komunikasi yang baik sampai saat ini.

Nayla sontak mngusap kepalanya. Ia menatap sinis Al tapi malah Al membalas tatapannya dengan lembut dan tertawa receh.

"Aku tidak setua itu! panggil Al saja."

"Iya iya iyaaa," Nayla melanjutkan perkataannya, "Eum... ka---Al, kok bisa putus sama Audy? padahal kalian gak pernah kelahi atau marahan."

'Aduh... aku terlalu kepo jadi kebabablasan deh,' batin Nayla.

Al tersenyum jahil, meminta Nayla untuk mendekatkan telinganya. Karena sudah sanget penasaran Nayla mengikuti arahan Al. Namun bukannya memberi jawaban dari kekepoan Nayla ia malah usil menjewer telinga Nayla.

"Aaa! sakit! sakit!" rintih Nayla sontak semua penumpang menatap kesal kearah mereka. Al menunduk minta maaf karena mengganggu ketenangan dan membuat gaduh.

"Ribut ih! Lebay," sindir Al.

"Aku gak bakal ribut kalau kak---eh, kamu gak jewer telingaku!" kesel Nayla.

'imut juga ternyata kalau lagi kesel gini,' batin Al.



TBC

MAKASIH DAH MAMPIR BACA CERITA INI;)
JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTMENT NYA YA;)!

BYE~~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hey! Boy! what do you want?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang