Bag 5. ― Usia Dewasa - 18 tahun
*********************************
Clingg! Bunyi message masuk.
"Oom, ada barang baru. Bener2 ajib deh pokoknya," demikian isi sms itu.
Dan, clingg! Gambarnya pun menyusul.
"Top khan? Gimana, mau di-booking-kan buat nanti malam? Harga spt biasa. Dan ingat, Oom adalah orang pertama yang make dia," demikian isi tambahan sms itu untuk merayuku.
"Ya, memang dia cantik imut dan menarik. Boleh juga sih,"ketikku. "Tapi, umur berapa dia? Kok keliatannya masih mudah banget."
"Memang, Oom. Dia baru ulang tahun ke 17 tahun bulan lalu."
"Ah, kalo gitu gua nggak jadi deh. Dia masih di bawah umur!"
"Lho, nggak apa2 Oom. Anaknya memang mau kok, soalnya di BU. Pokoknya jangan kuatir. Dijamin aman deh. Transaksi spt biasanya. Ntar anaknya aku antar ke kamar hotel Oom. Apalagi, anaknya cantik dan imut. Ini yang bener2 namanya daun muda, spt kesukaan Oom biasanya."
"Ah, nggak deh. Maaf, aku nggak mau kalo masih segitu. Paling nggak harus minimal 18 tahun. Mau cantiknya kayak gimana, kalo di bawah 18 tahun, aku nggak mau," kataku tegas.
Aku bukan orang munafik. Kuakui, aku bukan pria lurus. Selama ini sudah nggak kehitung berapa banyak aku telah "memakan" gadis2 muda. Namun, ada prinsip yang selalu kupegang teguh, yaitu aku tak pernah mau melahap anak di bawah umur. Dan batas usia dewasa bagiku adalah 18 tahun. Itu adalah harga mati yang tak akan pernah kulanggar. Apalagi aku juga punya anak gadis yang masih di bawah umur, usianya baru 17 tahun lewat. Aku tak ingin anak gadisku diganggu orang, karena itu aku pun juga tak ingin mengganggu anak gadis orang yang masih di bawah umur.
Kini aku mulai sadar, mungkin karena prinsip diriku itu maka selama ini aku tak pernah sampai melakukan aksi terhadap Liana, meskipun banyak kesempatan begitu terbuka dan pada saat itu aku pun lagi mupeng habis terhadapnya. Prinsipku yang tak mau mengganggu anak gadis orang yang masih di bawah umur itulah yang menyelamatkan anak gadisku sendiri, baik dari ancaman orang lain dan juga, terutama, dariku.
########
Bulan lalu, Liana merayakan ulang tahunnya yang ke-18! Sehingga kini, Liana putriku itu secara resmi telah menjadi seorang gadis dewasa. Mulai sekarang, secara perlahan namun pasti, Liana akan jadi semakin independen dan menjalani alur hidupnya sendiri. Sampai pada suatu saat ia akan meninggalkanku dan hidup bersama orang lain.
Sungguh tak terasa. Waktu telah berlalu begitu saja. Jarak waktu 18 tahun terlewati begitu cepat. Pikiranku melayang ke masa lalu, mulai saat ia baru lahir, lalu maju setahun demi setahun sampai sekarang. Memang 18 tahun telah berlalu dengan cepat. Namun bukan berarti tak bermakna sama sekali. Karena tak terhitung banyak sekali pengalaman-pengalaman indah yang kami lewati bersama. Membayangkan itu semua, hatiku menjadi bahagia. Tak ada yang perlu disesalkan. Karena waktu-waktu yang terlewat itu telah terisi dengan momen-momen yang membahagiakan. Dan kini adalah saat yang paling tepat baginya untuk menjadi seorang gadis dewasa yang mandiri.
Dewasa! 18 tahun! Ugh! Hatiku kini serasa tertusuk mengingat dua itu. Masih terngiang di benakku, akan kata-kataku sendiri. Kejadian 3 tahun lalu saat aku dan rekan bisnisku sedang duduk santai di pinggir kolam renang sebuah hotel bintang 5 yang saat itu cukup ramai, sambil cuci mata memandangi gadis-gadis muda yang cantik yang kadang seliweran dengan pakaian renang yang sexy.
"Hahahaa... disini pemandangannya bagus-bagus ya," kataku.
"Betul, hehehe... Kayaknya mereka masih mahasiswi ya. Masih segar dan kinyis2, mulus-mulus."