Bag. 6

7.2K 24 0
                                    

Bag 6. ― Gadis Misterius

**************************

Hubunganku dengan Liana terus menurun dan mencapai titik nadir dalam waktu yang amat singkat. Sejak pertemuannya dengan Boy hari itu, semakin hari Liana makin dekat dengan cowok itu. Sementara hubungannya denganku semakin jauh dan dingin. Terus terang, aku sama sekali tak suka dengan cowok itu, apalagi setelah dugaanku terbukti kalau cowok itu ternyata memang seorang playboy, yang bakatnya nurun dari bapaknya. Ia berusaha mendekati putriku, padahal saat ini ia telah punya paling tidak 3 cewek! Aku berusaha menasehati Liana, namun ia tak menggubris malah ia cenderung menentang omonganku. Kini ia telah, paling tidak, pergi berdua beberapa kali dengan cowok itu. Atau mungkin malah tanpa sepengetahuanku, hubungan mereka telah berjalan lebih jauh lagi. Sejauh mana hubungan mereka, sungguh kini aku tak bisa menduga. Atau mungkin, aku takut membayangkannya. Sementara itu, cowok sebelumnya kini malah tak terlihat lagi. Bisa jadi Liana telah memutuskannya karena ia kini telah tergila-gila dengan Boy! Jadi dugaanku bisa jadi benar. Ironisnya, semakin besar tingkat kebenaran dugaanku, akan semakin menyakitkan saja.

Yang membuatku semakin jengkel, saat hubunganku dengan Liana sedang kurang bagus gara-gara masalah si Boy, mama-nya (mantan istriku) malah ikut memperkeruh suasana dengan ngompor-ngomporin anaknya. Puncaknya, malam itu setelah aku dan Liana bertengkar hebat, esoknya saat aku masih belum pulang kantor, Liana pergi meninggalkan rumah bersama Boy dengan membawa barang-barang dan pakaiannya! Sejak saat itu ia tak pernah balik ke rumah lagi.

Sejak liana tak tinggal serumah denganku, hidupku jadi tak jelas arahnya. Saat sedang kesal, aku sungguh menyayangkan telah bertindak kurang cepat dalam hal "memberi pelajaran" kepada anak tak tahu diri itu. Di saat aku sedang kangen, aku sungguh merindukan saat-saat kebersamaan selama ini.

Untuk mengatasi rasa galauku itu, kini aku jadi semakin sering berhubungan dengan cewek-cewek bookingan, yang biasanya adalah gadis-gadis muda seumuran Liana atau maksimal mahasiswi.

########

Petang itu, kembali aku menyewa seorang gadis mahasiswi melalui agen langgananku. Cewek ini adalah "barang baru" dengan tarif lebih mahal dibanding cewek2 high class biasanya dan agak unik. Karena cewek ini nggak sembarangan terima order. Dia ingin tahu dulu latar belakang calon pelanggannya dan amat selektif dalam memilih langganannya. Aku mengetahui hal ini setelah semuanya deal. Saat itu agenku itu bilang kalau sebelumnya ia harus memberitahu gadis itu sekilas info tentang diriku, dimana akhirnya ia menyetujui. Namun, ia menjelaskan, pada saat hari H-nya, dia masih punya "hak veto" utk membatalkan transaksi apabila calon pelanggan yang dilihatnya tak sesuai dengan gambaran semula. Gila! Masa WP aja pake jual mahal segala, pikirku. Membuat diriku penasaran ingin tahu sebagus apa sih dirinya.

Ting Tong! Suara bel kamar berbunyi. Segera aku membuka pintu kamarku. Rupanya agenku. Disampingnya berdiri seorang gadis muda yang amat cantik dan nampak anggun sekali. Gila pikirku! Sungguh nggak disangka, cewek kayak gini bisa menjual diri. Karena selain wajahnya cantik, gadis ini terlihat berasal dari kalangan cukup berada. Ditambah lagi, cara berpakaian dan penampakannya menunjukkan kesan seorang gadis rumahan baik-baik yang sama sekali jauh dari kesan seorang prostitusi. Tak heran kalau ia berani jual mahal dalam memilih calon pelanggan. Untunglah, aku berhasil "lolos seleksi ketatnya". Sehingga tak lama kemudian, agen perantara itu meninggalkan kami berdua di dalam kamar.

"Mari, silakan duduk dulu," kataku basa-basi sambil berkesempatan memegang punggungnya yang dibalut gaun warna hijau muda. Sungguh halus sekali. Seketika birahiku langsung melonjak saat membayangkan sebentar lagi akan segera menikmati diri gadis super high class ini.

"Nama kamu siapa?" tanyaku.

"Venny, Oom," jawabnya dengan gaya elegan.

Seandainya ketemu di jalan, sungguh aku nggak bakalan menyangka gadis seperti ini bakal menjual dirinya.

Liana and IWhere stories live. Discover now