Rise [2]

158 35 7
                                    


Eunha melepas penatnya dengan meregangkan otot-ototnya yang sedari tadi ia suruh bekerja. Entah kenapa hari ini ia sangat lelah, padahal sejak 2 jam yang lalu jam kosong. Guru-guru mendadak rapat.

Gadis mungil itu segera menyelesaikan salinan catatan itu. Tentu dengan tulisan rapi. Seorang gadis lain menghampiri Eunha, lalu pengikutnya menyertainya di belakang.

"Hei, Eunha! Catatan ku sudah selesai belum?" katanya. Dia itu Jung Chaeyeon, orang yang tak suka pada Eunha dan bisanya memerintah saja. Tak ada kepintaran lain yang lebih berguna.

Keduanya bersitegang. Eunha menghela napas pelan.

"Belum. Sedikit lagi, Chaeyeon," ujar Eunha dengan nada biasa. Tidak ingin menanggapi lebih lanjut perkataan gadis itu.

"Ck, kau ini lama sekali ya? Tanganmu sudah lelah ya?" sinisnya. Eunha tak lagi memusingkan dia yang bertingkah seperti itu lagi. Ia sudah lelah melandeni orang ini.

"Ya, aku sudah lelah. Dan ini catatanmu,"—Eunha undur diri dari bangkunya— "Permisi," lantas berjalan pelan keluar kelas. Chaeyeon hanya tertawa sumbang saja di kelas. Lalu menghantam bukunya ke bangku gadis mungil itu.

•••

Jungkook dan Mingyu kali ini ada di kantin. Padahal belum waktunya istirahat, kedua anak ini ternyata sudah duduk tenang sambil menyantap menu yang di pesan oleh Mingyu.

"Nah, makanlah yang banyak! Kau tahu jika suara perutmu tadi jelek sekali?" ledeknya. Jungkook merotasikan matanya sebal. Fakta baru lagi tentang Mingyu, anak ini doyan sekali meledek orang lain.

Seperti hidupnya itu dikelilingi oleh lelucon saja.

Jungkook berdeham.

"Ya, terima kasih banyak dan maaf suara perutku itu tidak jelek ya," Mingyu bergeming sesaat setelah mengunyah, lalu berkata lagi setelah makanan itu masuk ke dalam mulutnya dan turun ke lambung.

Ia melihat Jungkook memakan makanan itu dengan lahap. Hanya 2 cup besar ramen yang mereka pesan, tapi itu cukup untuk mengganjal lapar hingga tiba saat istirahat tiba.

Mingyu semula terkejut, melihat porsi makan Jungkook yang luar biasa besar. Ia heran mengapa tubuh cowok ini senantiasa ramping, tak ada guratan atau tonjolan lemak yang berlebih. Namun Jungkook hanya menjawabnya dengan santai,

"Porsiku memang segini, kau tahu kakakku Jin di rumah. Jauh leih besar porsi makannya,"

"Wah, ternyata memang keluarga kuli kau ini,"

"Sembarangan saja!" Jungkook hendak memukul kepala Mingyu. Tapi, penglihatannya menangkap sesuatu yang menyita perhatiannya. Mingyu mengerut bingung, ia tak jadi dipukuli ya? Dan melihat Jungkook diam mematung dan juga melihat apa yang Jungkook lihat.

Matanya membulat seketika melihat orang yang sedang dilihat Jungkook.

"Ya ampun, Eunha!" disana ia melihat Eunha yang sedang dirundung oleh seseorang. Jungkook menengok pada Mingyu.

"Siapa memangnya dia?"tanya Jungkook. Mingyu menengguk kasar air minumnya. Tentu saja ia kenal, Eunha itu ketua OSIS di sini. Lagi, Mingyu itu sebenarnya murid sini yang tidak naik kelas dan merupakan teman sekelas Eunha dulu.

"Dia itu Eunha, ketua OSIS di Arirang. Banyak yang menyukainya, banyak pula yang membencinya. Salah satunya dia, Chaeyeon. Lagi, dulu ia juga teman sekelasku, jadi aku kenal." Jungkook manggut-manggut mendengar hal itu. Jungkook tak senang jika ada perbuatan perundungan semacam ini. Tapi, statusnya hanyalah seorang murid baru. Ia merasa kecil di sini, tak ada kuasa sama sekali.

Tunggu, apa kata Mingyu tadi? Teman sekelasnya dulu?

"Jadi, kau itu murid yang tidak naik kelas ya? Bukan murid baru yang mendaftar lagi, begitu?"

Maze In The Mirror 》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang