Part 1- Chrysan

45 9 4
                                    

Haru 14 tahun & Jaemin 15 tahun

Seorang gadis dengan bunga chrysanthemum digenggamannya tampak berlari dengan sekuat tenaga. sementara dibelakangnya seorang lelaki dengan malas dan pongah, mengikuti kemana langkah si gadis pergi Dengan sedikit terseok-seok karena kelelahan. "haru tunggu!" pinta si lelaki dengan malas. Bola Matanya yang bulat terus bergerak mengikuti gerak-gerik si gadis.

Langkah si gadis memelan, tak lama ia menoleh lalu tertawa kecil yang dianggap ejekan oleh lelaki itu.

"cepetan, kamu lama sih!" cibir Haru membuat lelaki itu menatap sinis.

Lelaki itu bernama Na jaemin, namun si gadis lebih sering memanggilnya dengan sebutan Nana.

"Na! Kemarilah!" pinta haru sembari melambaikan tangannya membuat Jaemin segera berlari pelan menghampiri Haru.

GREP dalam sekejap bunga yang berada digenggaman gadis itu berubah menjadi genggaman erat dari jari jemari sahabatnya.

Langkah kecil mereka terhenti dipinggiran sungai Hann yang terletak di kota seoul. Cahaya senja yang membuat langit kian memerah akibat hendak terbenam menyelimuti pandangan mereka. Suara jangkrik tak ayal mengisi keheningan yang mereka berdua buat. Lama terdiam dalam lamunan masing-masing, haru mengambil ancang untuk duduk direrumputan.

"apakah ada kemajuan?" tanya Haru membuat Jaemin menoleh lalu mengernyitkan dahinya.

"tentang keinginanmu?" dengan pelan haru melanjutkannya guna menjaga perasaan si lawan bicara.

Tatapan datar yang tampak tenang itupun dalam sekejap meredup,lalu ia mendengus pelan.

"ah, mimpi itu? Aku tak ingat. Lagipula itu sungguh tidak penting" gumam Jaemin lalu berjongkok mengambil sebuah batu kecil, dilemparnya batu tersebut yang sebelumnya sempat memantul beberapa kali di atas air sebelum ditelan air sungai.

Haru mendongak, menatap Jaemin yang masih menatap lurus ke arah sungai yang mengalir dengan sendu.

"jangan begitu! Ayolah!" bujuk Haru.

"hem mimpi itu kurasa akan lenyap haru, ayah bilang tak ada gunanya menjadi rapper... lagipula ibu terus membujukku menjadi dokter. akan kuikuti saja kemauan mereka... lebih baik bermain aman bukan?" ucap Jaemin menatap manik haru yang begitu berbinar, pasalnya selama 8 tahun pertemuan mereka, baru sekali ini Haru mendengar ocehan sepanjang itu dari mulut Jaemin.
tak lama Jaeminpun ikut duduk.

"kenapa?" tanya Jaemin bingung.

"tidak" Haru menoleh lagi menatap air sungai yang terus mengalir dengan tenang, rasanya kasihan melihat sahabatnya tak dapat menggapai mimpi karena larangan orang tua. Tanpa sadar telapak tangannya terangkat, mengelus pelan rambut lebat Jaemin dengan lembut, membuat mata lelaki itu terpejam sejenak. "lakukan dan wujudkan mimpimu, buat semua orang mengerti. Jangan kecewakan aku dan keluargamu tunjukkan pada mereka bahwa mimpimu tidaklah seburuk itu... aku akan selalu berada dibelakangmu oppa! Fighting!" Haru tersenyum menunjukkan gigi-giginya. Tanpa sadar seulas senyuman terukir dibibir Jaemin.

That DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang