Part 6- Tell him

19 5 0
                                    

“aku pulang” ucapnya memasuki rumah yang bisa dibilang minimalis itu,

“Haru, sini!” panggil ibunya dari ruang makan membuat Haru tersenyum lalu memeluk ibunya dari belakang.

“ibu masak apa? Wangi sekali”goda Haru pada ibunya

“taruh tasmu dulu baru makan, itu ibu masak ayam mentega.” Ucap ibunya membuat Haru menaruh tasnya lalu berganti baju menjadi baju santai. Setelahnya ia kembali ke ruang makan.

“bagaimana harimu?” tanya ibu pada Haru.

“biasa saja” ucapnya setelah menelan makanan yang tadi ia kunyah.

“ayah, bilang ia tidak bisa terus-terusan jauh dari kita. Tampaknya kita harus pindah ke Osaka setelah kenaikkan kelas,kamu akan menghabiskan kelas 3 dan seterusnya di sana.” Ujar ibu sambil tersenyum, Haru menghentikan aktifitasnya lalu tersenyum mencoba mengerti, karna ayah dan ibunya tampak saling mencintai. Tidak mungkin terus-terusan dipisahkan oleh jarak.

   Ayah haru kini dipindah tugaskan ke Jepang, dan hanya pulang 3-4 kali dalam  setahun. Haru sudah tahu bahwa mereka akan pindah, tapi ia sengaja hanya diam dan menunggu ibunya sendiri yang bilang. Tak lama ia mengangguk, sebentar lagi kenaikkannya kelas 3 dan Jaemin mungkin akan menjadi Trainee. Rencananya, Ia akan mencoba membuat semua orang disekitarnya bahagia dahulu, dan akan pergi secara diam-diam saja.
                                            
                                ***

    Sementara itu, Jaemin sedang mengikuti final audisi. Ia sudah berlatih dan tidak ingin menyia-nyiakannya, dari awal audisi yang diikuti beratus-ratus orang hanya akan disaring menjadi 15 trainee dan diambil 7 orang saja untuk segera didebutkan.                                           kini ia terus memainkan jari-jari tangannya menunggu dengan jantung yang terus berdegup. Pembacaannya akan dimulai sebentar lagi, telinganya seakan menuli. Ia tak sendiri disini juga banyak orang berbakat yang sedang menunggu hasil dari audisi.

“baik saya akan membacakan 15 orang yang akan kami tarik menjadi trainee, baik yaitu team A …,…,” telinganya seakan menuli dan terus menunggu namanya dipanggil.

“Na jaemin” jantungnya seakan hendak copot ia bahagia dan lega sekarang. Setelah menerima kertas penerimaan. Ia membuka handphonenya lalu mencari kontak seseorang

‘Haru aku akan kesana’ .

Jaemin pun berlari menuju stasiun karna saat ini jam sudah semakin larut, kereta ini adalah kereta terakhir yang beroperasi untuk hari ini menunggu kereta yang akan mengantarkannya datang. Ia pun segera menaikinya, setelah dipemberhentian berikutnya ia terus berlari menuju rumah haru

“ting tong” tangannya terus memencet bel,tak lama Haru keluar dengan memandang Jaemin bingung kenapa pria itu tampak terengah-engah. jam berapa sekarang?

“kena-“ ucapannya terhenti karena Jaemin yang tiba tiba saja memeluknya dengan erat. “ada apa Jaemin?” ucapnya gemas  sekaligus bingung

“aku diterima sebagai Trainee mulai bulan depan, kau harus baik-baik padaku sebelum aku pergi” ucapnya memelas, Haru hanya tersenyum lalu membalas pelukan sahabatnya.

“selamat sahabatku hahaha… jadi bagaimana sekolahmu?” ucap Haru lalu bertanya lirih mengingat ia juga akan meninggalkan Jaemin

“terima kasih atas dukunganmu selama ini Haru, aku akan berhenti sekolah sepertinya. Sebenarnya aku ga mau berhenti, aku hanya ingin fokus berlatih dengan mimpiku. Tapi aku bingung apakah aku harus jujur setelah ini?” desis Jaemin teringat akan ayahnya,

“bagaimanapun, kamu harus jujur padanya, karna dia ayahmu… ayo aku akan temani bentar aku izin” ucap Haru lalu tersenyum dan berlari meminta izin pada ibunya, berhubung rumah mereka sebelahan ibunya yang sudah kenal baik dengan keluarga Jaeminpun hanya mengiyakan.

   Jaemin mengapit lengan haru, lalu menggenggam tangan gadis itu dengan lembut. Mereka berdua berjalan di bawah gelapnya malam, tampaknya langit sedang bersedih dan tak ingin menunjukkan indahnya bulan dan bintang

“aku pulang” ucap Jaemin dengan suara berat khas dirinya,

“masuk, eh ada Haru ya ternyata! wah sudah lama tidak main kesini” ucap ayah Jaemin bersahabat.

“iya nih om, saya banyak tugas jadi gak sempet main kesini hehehe” lontar gadis itu sambil tersenyum canggung.

Namun tanpa basa-basi Jaemin mengungkapkan apa yang ada dikepalanya selama ini “yah… aku diterima di agensi itu menjadi trainee, mulai bulan depan aku ikut pelatihan disana.” Air muka ayah Jaemin berubah menjadi begitu masam, Haru pun hanya terdiam.

    Setelah beberapa detik terdiam helaan nafas ayah Jaemin terdengar, “sudah ayah bilang kal-“ ucapan ayah Jaemin terpotong

“yah, Jaemin punya mimpi lagi pula Jaemin sudah berlatih dengan giat. Aku gak mau kalau kesempatan ini terbuang begitu aja, sekali aja ayah percaya ke Jaemin.”

Ucap lelaki itu bersungguh-sungguh. “iya om, tolong izinin Jaemin buat ngejar mimpinya” mata haru menatap manik mata ayah Jaemin, lalu matanya menatap Jaemin yang juga menatap ke arah dirinya.

“jadi kamu sudah tau? Kalian bersekongkol?” tanya lelaki tua itu mengintrogasi, mau tak mau Haru menggangguk pelan.

“terserah kamu, kalau gagal jangan mengadu ke ayah” ucap lelaki itu melipat kertas berita hariannya hendak berdiri. Tiba-tiba Jaemin berdiri lalu memeluk ayahnya,

“makasih yah” ucap lelaki itu sambil tersenyum. 

   “lagipula kapan ayah pernah melarangmu? Kan ayah hanya bilang itu tidak berguna. Kamu saja yang salah paham. tapi jujur saja ayah akan mengizinkan namun tidak mendukung penuh keputusanmu” dengus ayahnya kepada Jaemin membuat lelaki itu hanya tersenyum samar kearah Haru.

Lelaki tua itu jujur saja khawatir dengan anaknya, bagaimana jika ia gagal debut? bagaimana jika ia sudah menunggu bertahun-tahun dengan merelakan untuk melepas pendidikannya hanya untuk sesuatu yang tak pasti? namun ayahnya mencoba mengerti keinginan Jaemin, ia tak ingin membuat Jaemin sedih yang pasti akan membuat ibunya yang sedang jatuh sakit menjadi sedih.

“masalah selesai” ucap Haru pelan sembari merasa bangga dengan segalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

That DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang