Part 2- ex

22 7 0
                                    







you're just beautiful like flowers

  Keesokan harinya, Haru dengan cepat berlari menuruni anak tangga menghampiri ibunya lalu memeluk dengan erat dari belakang.
membuat ibunya sedikit terlonjak kaget.

gadis itupun beralih menuju ayahnya “appa!! Aku pamit” ia pun berlari menghampiri ayahnya, lalu mengecup pipi ayahnya

“dahh” pamitnya.

“hei bekalmu Haru!”

“tidak! No no no, aku akan makan bersama Jaemin saja, lagipula dia telah menunggu terlalu lama di sana” kata Haru menunjuk kearah luar pintu.

   setelahnya Haru berlari membuka pintu, dan menghilang dibaliknya. Hal itu membuat ayah dan ibu Haru saling tatap lalu menggeleng pelan.

Dengan pelan, haru mengendap-endap dibalik semak-semak, 

“BAAAA!!” serunya membuat Jaemin hanya menoleh lalu berdecak kencang.

“cepatlah kamu lama!”membuat Haru cemberut karna reaksi itu tak sesuai ekspetasinya, tak lama Jaemin mengulurkan tangannya yang disambut hangat oleh Haru.

Mereka pun berjalan menuju Halte dan menunggu bus, tak lama sebuah bus berwarna biru datang.
Mereka pun memasukinya.

Langkah mereka memasuki kawasan sekolah menengah pertama di tengah kota seoul yang padat.

“Nana nanti aku makan siangnya bareng kamu ya?” pinta gadis itu memelas.

“maksudnya?” Jaemin menoleh bingung ditambah curiga terkadang dibalik otaknya yang pintar itu dia sedikit loading lama dalam berpikir, apalagi jika lawan bicaranya adalah sahabatnya yang satu ini.

Terkadang Jaemin juga bingung mengapa ia tetap betah bersahabat dengan Haru, padahal gadis itu selalu membuat otaknya berfikir lambat.

  “ohh, kau mau minta makananku untuk dibagi dua bukan?” desis Jaemin menatap sinis pada Haru,

“kenapa tidak minta pada kekasihmu itu saja? kenapa aku?” desisnya lagi dengan tak rela. Dengan kesal haru berbalik berniat pergi kekelasnya, “hei!! Aku belum jawab! Baiklah aku tau sikap leletmu yang selalu terlambat hingga tak sempat mengambil bekal… kali ini aku juga membawa bekal lebih untukmu”

“yasudah, kalau begitu aku pergi dulu” Haru lalu berlari menghampiri seorang lelaki yang Jaemin ketahui adalah teman seangkatannya yang berarti setahun diatas Haru. Namanya Song Junhee, kekasih Haru. Dengan tak rela ia memandang kepergian dua insan itu.
Ia mendesah pelan lalu melangkah. bukannya apa-apa, hanya saja Jaemin mengerti Junhee bukanlah lelaki baik-baik.
                                              
                                 ***

bam suara itu cukup membuat degub jantung Jaemin terpacu, pintu kamarnya dibanting oleh seseorang. cukup untuk membuat ia menoleh.

  “kenapa wajahmu kusut huh?” gumam Jaemin mengalihkan pandangan dari stik psnya melihat Haru yang terus mendumel seorang diri gadis itupun melangkah lalu duduk disamping Jaemin.
lelaki itupun melanjutkan permainannya tanpa peduli.

“jun dia jahat, menyebalkan sekali ” gumamnya berapi-api lalu menyandarkan kepalanya dibahu lelaki itu,

“benarkah?”

“ya! Aku muak padanya!”

"wah"

"masa dia jalan sama temen sekelasku? kan gak lucu!"

“oh ya?”

“ya! kurasa aku akan trauma mencintai seseorang lagi”

“baguslah” reaksi Jaemin sedari tadi  membuat Haru melongo lalu memukul bahu lelaki itu pelan.

Ia pun memperhatikan permainan yang sedang dimainkan Jaemin  “sudah kubilang bukan? Dia itu bukan lelaki baik! Kau ngeyel sih bodoh! Aku sering melihatnya menggoda adik kelas, kau dibutakan olehnya hmm?” dengus lelaki itu menggerak-gerakkan bahunya yang sedang disandari oleh Haru, membuat gadis itu menggeram.

“hibur aku sedikit kenapa? Dasar tidak pengertian” cibir Haru menatap Jaemin kesal lalu ia berdiri dan melangkah keluar dari kamar Jaemin
bahkan belum ada 15 menit gadis itu berada disini, membuat lelaki itu menatap kepergiannya dengan aneh tak lama Jaemin mengendikkan bahunya.
Lalu kembali fokus pada layar televisinya.

That DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang