8. One Step Closer

54 10 7
                                    

~🍑🍑🍑~





"Ada siapa zia?"

Seorang pria paruh baya datang mendekat, aura seseorang yang tegas dapat terlihat jelas walau hanya sekali lihat. Jadi ini dia ayah Namjoon?

"Kamu siapa?" Tanya pria paruh baya itu pada Glofy yang sudah terintimidasi dari cara berbicara ayah Namjoon ini. Postur tubuhnya sangat mirip dengan Namjoon tinggi dan tegap. Bisa bisa ia menjadi kurcaci di dalam rumah Namjoon karena seluruh anggota keluarganya memiliki tubuh yang tinggi, sedangkan ia tidak lebih dari 160 cm.

"Malem om, nama saya Glofy, saya temannya Namjoon" jawab Glofy berusaha untuk sesopan mungkin ia ingin imagenya untuk ayah pria itu sangat baik dan sopan walau kenyataannya sangat berbanding terbalik.

Ayah Namjoon memandanginya dari ujung rambut sampai ujung kaki sampai akhirnya menganggukkan kepala "Yasuda mari kita makan malam" Ayahnya kemudian berbalik badan dan kemudian berlalu begitu saja.

Glofy akhirnya dapat bernapas lega, tangannya yang sedari tadi meremas tangan Namjoon saking cemasnya akhirnya terlepas. Tunggu, apa ayah namjoon melihat itu juga? Astagaa

~~~

Glofy membantu ibu Namjoon membawa beberapa piring dan lauk ke meja makan sebelum akhirnya mereka memulai acara makan malamnya.

"Kamu satu fakultas sama Namjoon?" Tanya ayahnya tengah tengah kesunyian makan malam

"Bukan om, saya fakultas ekonomi" jawab Glofy yang awalnya kaget luar biasa, namun ia berusaha untuk memperlihatkan rasa percaya dirinya, ia tidak ingin di cap orang yang lemah dan bodoh oleh orang lain apalagi orang tua Namjoon. Ia ingin terlihat pantas untuk pria itu.

"Pekerjaan orang tua apa?"

"Sayang" tegur ibu Namjoon karena merasa pertanyaan suaminya terlalu berlebihan.

"Papa saya seorang pengusaha properti dan ibu saya ibu rumah tangga. Saya berasal dari keluarga baik baik" Glofy tersenyum bangga dengan jawabannya, ya hanya keluarganya yang bisa ia banggakan tidak ada yang lain.

Tiba tiba Glofy teringat dengan ucapan Nadzia tadi sewaktu di kamar jika orang tua nya ini tidak suka Namjoon menjadi anggota BEM karena bisa menghalangi prestasinya. Secepat kilat sebuah ide datang ke dalam otaknya

"Saya senang bisa kenal anak om, Namjoon sangat terkenal karena bijaksana memimpin BEM bahkan ia beberapa kali di wawancara oleh beberapa stasiun tv untuk di minta pendapatnya. Jaman sekarang reputasi seseorang di publik bisa berdampak untuk karirnya di masa depan" dalam penjelasannya ia masih sempat menatap Namjoon dengan senyum bangga

"Karena itu om, tolong biarin Namjoon untuk tetap di dalam organisasi itu. Anggota BEM pasti sangat butuhin Namjoon kedepannya untuk mencari solusi masalah dan memepertimbangkan banyak hal. Saya percaya Namjoon pasti bisa nyeimbangin prestasi belajarnya dengan urusan organisasinya kok om" tambahnya gadis itu lagi, seketika hening setelah ia menyelesaikan kalimat terakhirnya.

Tangannya bahkan sudah keringat dingin, seluruh anggota kelurga termasuk Namjoon bahkan menatapnya. Ini pertama kalinya ia merasa segugup ini, bahkan lebih gugup dari pada saat ia tampil menari solo di acara perpisahannya.

Namun tiba tiba sebuah tangan dari bawah meja yang ia yakini pemiliknya adalah pria di sampingnya, Namjoon menggenggam tanggannya erat.

The WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang