Chapter - 15

76 19 18
                                    

Catatan : Cerita ini pure dari kepala, alias ide dan khayalan fix gue yang mikirin sendiri. Alur nya kok sama si sama cerita sebelah? Mana gue tau, baca cerita si ono aja kagak. Gasuka skip, silahkan minggat dari lapak gue. Sekian terimakasih.

*****

"Kalau serius ya jangan becanda, Kalau becanda ya jangan di seriusin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau serius ya jangan becanda, Kalau becanda ya jangan di seriusin.
Ga baik lho mainin perasaan orang.."

•friendzone•



"Peer bahasa Inggris lo udah siap Ce?" Tanya Naswa kepada Cece.

Cece menggeleng kepala nya pelan, "Tadi malam gue abis streaming drakor, lupa kalo ada peer bahasa Inggris."

"Trus gimana?" Tanya Zara.

Naswa melihat anak kelas yang duduk di barisan depan. Markas mereka berada di depan, beda dengan kami yang nyaman nya di pojokan kelas.

"Contek punya Tira aja ya? Sekali ini aja." Itulah solusi terakhir, sebelum jam pelajaran buk Wak dimulai.

"Zar, Lo yang minta," ucap Karin mengatur sekaligus menyuruh Zara.

"Kok gue si? Si Tiara aja noh,''

Bertengkar lagi.. padahal 10 menit lagi bel masuk bunyi.

Kebiasaan. Udah kelas 11 juga, harusnya goblok nya nurun, eh makin naik tingkat goblok nya ikut naik juga.

"Gue gamau, Lo aja, Lo ga pernah tuh minta peer ke Tiara." Ucap Zara ketus.

"Apasi salah nya Lo aja yang pergi kesana, gue pms. Jadi mager buat berdiri." Balas Tiara tak kalah pedas.

"Mulut Lo itu harus gue sumpel pake cabe baru diem." Ucap Zara menggulung kertas dan melemparnya kearah Tiara.

Tidak ada yang mau mengalah, sama aja kayak anak TK. Udah tua juga, harus nya malu sama umur.

"Gue aja, ribet ngomong sama kalian." Ucap Cece lalu berjalan menuju meja Tira.

Cece terlihat sempat berdebat dengan Tira. Tira emang baik, mau bagi-bagiin tugas nya ke orang, cuma ga tiap hari. Cece terlihat memelas. Setelah perdebatan panjang, Cece kembali dengan sebuah buku penyelamat.

"Buruan, 4 menit lagi bel!."

Tidak peduli lagi tulisan rapi dengan hiasan pena warna-warni. Yang penting siap. Itu tujuan utama jika membuat pr di sekolah. Pena apapun jadi, yang penting pena.

"Jingan, pake macet pula ini rawat," umpat Zara.

Kami masih berlomba dengan waktu, 2 menit lagi bel akan berbunyi. Tira sudah memanggil Cece, jelas ia meminta buku nya agar di kembalikan.

"Bentar Tir, dikit lagi. Sabar napa?" Ucap Cece ngos-ngosan, seperti habis berlari 7 putaran.

"Yes, gue siap!" Teriak Naswa kencang, lantas memberikan buku nya kepada yang lain.

FRIEND ZONE ( HIATUS ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang