03 - Tersesat

2.6K 333 8
                                    

AUTHOR POV

Sepanjang perjalanan, Rose tak henti hentinya mengoceh dan mentayalahkan bahwa Irene salah.

"Lagian Kak Rene juga main ambil keputusan aja." gerutu Rose.

"Lo bisa diem gak? Atau mau gue gunting mulut lo?" tanya Yeri dingin.

"Kayak yang bawa gunting aja lo." Rose meremehkan Yeri.

Yeri tersenyum sinis. Yeri mengeluarkan satu gunting dari sakunya.

"Gue bawa." balas Yeri santai.

Rose bungkam.

"Cih, beraninya pake gunting." ledek Rose.

"Lo mending diem kalau bisanya cuma ngomong doang." ucap Yeri.

"Udah sih! Ayo kita cari yang lainnya." kesal Lisa.

"Udah jangan ribut." ucap Wendy.

"Gak tau! Gue gak peduli! Intinya disini kita gak ada sinyal." ucap Joy.

"Demi apa lo?" Lisa terkejut.

"Iya, gue udah pantengin Hp gue dari tadi." ucap Joy.

"Sial, sekarang kita harus apa?" gumam Wendy.

"Cukup, diam sampe ajal menjemput." balas Yeri kelewat santai.

"Lo gila?!" bentak Rose.

"Iya gue gila."

"Karena lo yang gak berhenti ngomong."

•••••

"Gue laper." gumam Jisoo.

"Gue pengen makan, pengen tidur, dan pengen istirahat." ucap Seulgi.

"Kita udah nyari setengah hari." ucap Irene.

"Yup! Dan mereka masih belum ketemu." balas Jisoo.

Jennie malah terus berjalan tanpa mempedulikan Jisoo, Seulgi, dan Irene.

"Gue capek, ayo temuin berliannya, gue mau pulang."ucap Jennie.

"Ayo." ajak Seulgi.

"Yuk."

Cukup lama mereka saling mencari. Bahkan hari sudah mulai gelap.

"Ini udah mau malem bego! Kita masih harus cari mereka ini tuh?" tanya Jennie bingung.

"Iyalah!" pekik Jisoo.

"Yaudah ayo cepetan." ajak Seulgi.

Sementara Irene hanya diam sambil menatap langit yang perlahan menggelap.

•••••

"Gils! Ini kita belum ketemu dan sekarang udah gelap aja?! Gimana dong?!" kesal Rose.

"Lo kenapa sih ngomong mulu?!" bentak Lisa malas.

Semua orang bahkan tau, jika Lisa sudah angkat bicara maka ia sudah sangat murka.

Rose terdiam. "Makanya diem! Gak bisa diem sih lo." ucap Yeri malas.

Rose hanya mendengus sebal.

"Udah kan berantemnya? Pliss ini kita belum nemuin yang lain, jadi kalian bisa diem dulu gak?" tegur Wendy.

"Dan buat lo Rose, mulut lo emang minta banget ya disumpel pake cabe." ucap Joy malas.

"Cih, gak usah ikutan deh." ucap Rose.

"Lo diem Rose." ucap Lisa dingin.

"Sekali lagi lo ngomong, kita tinggalin lo." ucap Lisa.

Rose bungkam.

"Cih, emang lemah, yuk Lis." ucap Yeri. Lisa mengangguk.

"Ish! Awas aja."

•••••

Malam hari tiba. Mereka berdua bahkan belum bertemu satu sama lain.

"Sumpah gue laper." ucap Jisoo.

"Mana kita gak bawa apa apa lagi." ucap Seulgi.

"Gue bawa! Gue bawa roti nih." Jennie membuka tasnya. Tas yang Jennie bilang isi senjata ternyata salah besar.

Tas itu berisi peralatan dan juga persediaan makanan. Ada banyak makanan.

"Gue kira tas lo isi senjata." ucap Seulgi.

"Ini di gue juga ada." ucap Irene.

"Hah? Ada apaan?" tanya Jisoo.

"Nih liat, ada jaket yang hangat banget gue beli di paris, gue juga bawa dua selimut walau kecil gpp lah ya." ucap Irene.

"Wihh bagus deh, kita gak bakal mati kedinginan disini." ucap Jisoo.

"Kak, ini tinggal beberapa meter lagi, gak jauh." ucap Jennie sambil menunjukan ponselnya pada Irene.

"Kalian cari apa sih?" tanya Seulgi.

"Udah, pokoknya kita harus cari dulu tempat ini, kalian masih kuat kan tahan laper? Atau nih ambil rotinya." ucap Jennie sambil memberikan dua bungkus roti.

"Mending makan, yuk kita lanjut jalan!" ucap Seulgi.

Jisoo malah asik memakan rotinya.

•••••

"Gue gak mau mati disini!" pekik Rose.

Joy memutar bola matanya malas. "Kita juga gak mau kali." ucap Joy.

"Udah! Jangan mulai! Sekarang ayo kita cari lagi yang lainnya." ucap Wendy.

Lisa mengangguk. "Gue laper." ucap Lisa.

"Udah ayo lanjut jalan." ajak Yeri.

"Gue capek, mending kita berhenti dulu." ucap Rose.

"Jangan! Kita harus cari yang lain." balas Yeri.

"Lo gila?! Kita semua capek." ucap Rose.

"Kita? Lo aja kali." ucap Lisa.

"Udah jangan berantem bego! Kita harus cari yang lain!" ucap Joy malas.

"Udah yuk lanjut jalan lagi." ajak Wendy.

•••••

"Ini kita dimana sih? Kok kayak makin masuk aja ke hutan?" tanya Jisoo.

"Iya dih, aneh banget." ucap Seulgi

"Iya emang kita mau masuk hutan." balas Irene santai.

"Hah?! Gila lo?! Yakali." ucap Jisoo.

"Jangan jangan kita tersesat." ucap Seulgi.

"Dalam lautan luka dalam." sambung Jisoo.

"Udah! Kita lanjut jalan lagi ya, ini udah tinggal dikit lagi nyampe." ucap Jennie.

Seulgi dan Jisoo bingung. Sebenarnya mereka akan kemana sekarang? Mengapa Jennie dan Irene keliatannya mengetahui jalan.

•••••

Hallo guys!

Don't forget to vote and comment.

Penasaran?
See you in next chapter!

Tbc...

Kota MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang