Kamu pernah bercerita banyak hal tantang apa saja di dekatmu kala itu. Kamu mampu menjadikannya sebuah kisah yang sangat puitis, atau bahkan cerita yang paling tragis sekalipun. Kamu hanyalah gadis yang punya mimpi sangat tinggi yang ingin kamu raih.
‘Kamu harus bisa menjadi seorang Arsitek,’ ucapmu dalam hati.
Kamu adalah gadis yang punya semangat tinggi dan tekat yang kuat. Bahkan batu karang kalah kokohnya dengan pendirianmu. Kamu tak pernah mengeluh, atau menyerah saat mimpi-mimpi itu sangat jauh untuk dirimu gapai. Tak ada yang bisa menghancurkan semua yang dirimu rencanakan dengan sebaik mungkin.Hari itu saat dirimu menyusuri bahu jalan sepulang dari kampus. Terik matahari menancap dengan ganas di kulitmu. Kamu tetap saja berjalan, tanpa pedulikan terik matahari. Kamu menggerutu dalam hati; ‘mana mungkin matahari bisa menghentikan langkahku,’ katamu.
Kamu melirik arah kiri jalan, untuk pergi ke seberang sana. Perlahan kamu melangkah dengan cepat.Bruk
Sebuah mobil truk menghantam tubuhmu kala itu. Kamu lupa melihat arah kanan jalan saat menyeberang. Hingga kecelakaan terjadi dengan cepat. Kamu di larikan ke rumah sakit terdekat, saat kamu tengah tak sadarkan diri.
Rumah sakit, itu adalah tempat saat kamu membuka mata pukul tiga pagi. Dua belas jam kamu tak sadarkan diri. Ketika kamu mengerakkan tubuhmu, organ bagian kakimu tidak bisa di gerakan. Patah, itulah yang terjadi pada dirimu.
Kamu menangis dan berteriak gaduh di dalam kamar rawat inap. Menangis dan menyumpahi Tuhan tidak adil, itulah yang kamu lakukan. Mencaci maki, bahwa rencana Tuhan begitu kejam kepada dirimu. Menghilangkan satu kaki bagian kirimu, kamu menyumpahi takdir yang tidak berpihak kepadamu.
“Tuhan, kau hancurkan semua mimpiku. Kau patahkan harapan, kau bunuh cita-citaku Tuhan. Kau tidak adil kepadaku, mengapa harus aku Tuhan, kenapa?” ucapmu berteriak di sertai tangis yang membuat seisi rumah sakit terperangah.
Tidak adalah lagi yang dapat kamu lakukan, selain melepaskan semua mimpi dan cita-citamu. Patah, itu adalah sama dengan patah segalah rencana yang kamu susun dengan sebaik mungkin. Namun, takdir tak dapat kamu tolak, patah dan hilang tak dapat kamu tepiskan.
Kamu hanya bisa mengikhlaskan semua yang terjadi, menerima yang telah di rencanakan oleh Tuhan. Percayalah; takdir yang telah di gariskan Tuhan untukmu, adalah yang terbaik. Meskipun itu sangat menyakitkan, karena rencana hanya menjadi wacana.Ingatlah, saat kamu terbangun dari tidur tadi malam, dan mimpi buruk yang kamu alami sekarang. Itu adalah teguran dari Tuhan atas apa yang telah kamu lupakan. Hal yang harus kamu utamakan ternomor tiga kan oleh hal duniawi yang kamu utamakan. Kamu hanya punya dua pilihan setelah ini, memperbaiki diri atau melangkah lalu mati.
Kamu harus tahu, Tuhan sedang tidak menyiksamu. Hanya saja sedang mengingatkanmu untuk mengingat dirinya. Jangan pernah kau caci maki saat derita mendatangimu, barangkali kamu telah menerima teguran atas apa yang telah kamu lupakan sekarang. Berdoalah padanya mohon ampunan.
Penaakara.id | 10/07/2020