06 || I'M SCARED, PLEASE HUG ME

4 1 0
                                    




---

Selama beberapa tahun terakhir, Yura sudah berkali-kali melakukan percobaan bunuh diri, ia pernah menabrakkan mobilnya namun hanya berakhir dengan dirawat beberapa hari saja di rumah sakit. Yura juga pernah menyayat pergelangan tangannya dengan pisau kecil, namun setelah melihat tangannya mengeluarkan darah ia segera menghentikan aksinya, terlalu sakit katanya. Dan Yura mencoba beberapa cara lain yang malah berakhir konyol untuknya.

Dan kini saat ia ingin mencoba melanjutkan hidup, seseorang menawarinya untuk membantunya bunuh diri. Lucu sekali! Pikir Yura. Ini tidak bisa dibilang bunuh diri, jelas-jelas orang itu yang mendorongnya, membuat Yura merasakan dinginnya sungai Han di siang hari.

Entah sudah berapa banyak air yang ia telan, Yura merasa kepalanya semakin berat dan memaksanya untuk memejamkan matanya, menikmati rasa dingin yang menyelimuti tubuhnya. Mungkin jasadnya tidak akan ditemukan jika ia benar-benar tenggelam.


---

"Yura bangunlah. SHIN YURAA, AH SIAL." Taehyung memaki pada dirinya sendiri, setelah beberapa kali ia menepuk-nepuk punggung Yura agar wanita itu tersadar namun tidak membuahkan hasil ia menyerah. Membiarkan Yura tergeletak dengan seluruh tubuh basah kuyup dan wajah pucat. Namun tak berlangsung lama saat Yura perlahan tersadar dan terbatuk-batuk. Taehyung segera mengangkat kepala Yura dan membantunya duduk lalu kembali menepuk punggung wanita itu.

"Uhukk. Kamu siapa?" Tanya Yura di sela batuknya. Taehyung menegakkan tubuh Yura dan menatap wajah pucat itu dengan kaget.

"Apa tenggelam dapat membuatmu kehilangan ingatan?"

Sungguh Yura ingin tertawa saat ini, namun ia menahannya karena untuk bernapas saja rasanya sakit. Ia hanya menggeleng mendengar ucapan Taehyung, bukan itu maksudnya.

"Tidak, maksudku apa kamu Kim Taehyung atau bukan. Tapi mendengar pertanyaanmu barusan itu sudah menjawab semuanya."

Yura memegang lengan Taehyung, ia ingin berdiri namun tubuhnya terlalu lemas hingga membuatnya tak dapat untuk sekadar mengangkat bokongnya. Yura menyerah dan hanya menyandarkan kepalanya yang masih terasa berat pada dada Taehyung. Yura memejamkan matanya saat mendengar detak jantung Taehyung yang tidak dapat dibilang berdetak dengan normal. Yura memejamkan matanya, mencoba menormalkan napasnya.

"Aku takut, tolong peluk aku dan jangan bertanya apapun." Yura semakin menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Taehyung. Dan tanpa menunggu perintah lagi Taehyung melingkarkan tangannya di sekitar tubuh Yura, mendekap wanita itu dengan erat dan tak bertanya apapun. Taehyung hanya sesekali menepuk punggung Yura untuk membuat wanita itu merasa lebih tenang.


---

Yura bermimpi. Di dalam mimpinya ia melihat seseorang dengan baju putih sedang memacu kudanya, kudanya berwarna hitam pekat namun terlihat cantik. Saat Yura ingin mengejar lelaki itu tiba-tiba anak panah yang datang entah dari mana terbang dan menancap pada dada kiri lelaki itu dan membuatnya terjatuh dari kuda. Yura berlari menghampiri lelaki itu dan saat ia akan menyentuh lelaki itu tiba-tiba ia terbangun.

Napasnya memburu seiring keringatnya yang bercucuran membasahi keningnya. Ia menyeka dengan asal lalu teringat sesuatu, ia mengamati pergelangan tangannya. Ada bekas merah yang melingkari kedua pergelangan tangannya.

"Jadi aku benar-benar tenggelam?" Tanya Yura pada dirinya sendiri, ia mencoba mengingat hal yang terjadi beberapa jam lalu. Namun semakin Yura memikirkannya malah membuat kepalanya berdenyut menyakitkan.

"Gila, kamu benar-benar gila. Kenapa kamu membuat masalah lagi? Kamu tahu bagaimana PD-nim memarahiku tadi? Dia bahkan memaki ku di depan seluruh staf. Wah aku benar-benar tidak dapat percaya itu."

Yura hanya menatap Eunseo yang berdiri di sisi ranjangnya dengan berkacak pinggang. Terlihat jelas kemarahan dari wajah cantik itu. Yura hanya menggeleng dan membaringkan tubuhnya kembali. Mendengar ocehan Eunseo malah membuat kepalanya serasa ingin pecah saja.

"Eonnie diamlah, nanti saja jika ingin memarahiku." Yura menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya yang meringkuk bak tenggiling yang bertemu musuhnya. Namun Eunseo malah menarik selimut itu dengan paksa, ia mengamati wajah Yura yang pucat pasi.

"Minum dulu obatmu setelah itu baru tidur lagi."

"Aku tidak mau."

Ah, Eunseo sedang kehabisan stok kesabaran hari ini. Ia benar-benar akan meledak jika tak mengingat Yura yang sedang sakit. Eunseo bahkan tak percaya dirinya masih betah menjadi manajer Yura sampai saat ini.

"Yoongi akan datang tiga puluh menit lagi. Kalau kamu tidak meminumnya aku tidak bisa membelamu di depannya."

Dan Yura pun sudah sangat terbiasa dengan semua ancaman Eunseo padanya. Nama Yoongi selalu menjadi jimat yang ampuh untuk menjinakkan sosok Yura, karena Yura tahu ia tak bisa melawan kakak lelakinya itu. Dan kali ini pun Yura kembali jinak mendengar nama Yoongi. Ia bangkit dan menerima obat itu dengan malas.

"Sekarang tidurlah. Biar aku yang menyelesaikan masalah ini." Yura menatap jengah pada Eunseo yang malah tersenyum dan melangkah pergi.


---

"Katakan padanya aku ingin menemuinya."

Taekwang memutar kursinya menghadap sebuah layar proyektor yang tengah menyala. Menatap cukup lama gambar seorang wanita yang baru di ambil beberapa hari lalu.

"Kamu yakin ingin membatalkan misi ini?"

Taekwang mengangguk menatap lelaki yang berdiri disisinya, Choi Jihoon. Mungkin keputusan yang di ambilnya kali ini akan membahayakan tim nya namun ia harus melakukannya.

"Kamu tahu apa resikonya kan. Untuk apa kita jauh-jauh kembali ke sini kalau akhirnya akan seperti ini, lihat ini."

Taekwang menatap gambar yang di tampilkan pada ponsel milik Jihoon.

"Kamu melakukan ini karena orang itu lagi, karena Kim Taehyung.?" Taekwang hanya mengangguk, tak menyangkal semua ucapan Jihoon sama sekali.

Memang misinya kali ini berantakan karena Kim Taehyung. Sama seperti tiga tahun yang lalu, ia kembali mempertaruhkan nyawanya sendiri dan orang-orang di tim nya hanya untuk Kim Taehyung. Jihoon bahkan tak dapat berkata apapun lagi, ia tidak percaya Taekwang harus terjebak pada situasi semacam ini lagi.

"Kamu yakin kali ini akan berhasil? Bagaimana jika kejadian yang dulu terulang lagi. Bukankah lebih baik kita yang menyelesaikan daripada orang lain mengambil alih."

Kali ini Taekwang memberi atensinya pada Jihoon, ia pun memikirkan hal yang sama. Bukankah akan lebih baik jika ia yang membunuhnya, dengan begitu tim nya tidak akan mendapat masalah. Namun Taekwang justru memikirkan Taehyung, ia sudah bersumpah akan menebus semua hal yang di lakukannya dulu, dan ia akan melakukan apapun untuk itu.

"Tenang saja, aku yang akan bertanggung jawab jika terjadi masalah pada tim." Seperti biasa dengan begitu tenang Taekwang menjawabnya. Dan pada akhirnya Jihoon hanya membalas dengan kata terserah dan berlalu pergi, cukup kecewa dengan keputusan temannya itu.


---




With Love

Riis 💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANGEL FROM HELL [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang