12.Restu Bunda

64 14 2
                                    

Jangan tersenyum nanti aku makin sayang dan kamu makin seenaknya.

"kita makannya setelah antar kak Nayra aja ya?"

"kenapa kak Nayra gak diajak aja?"

"kan udah malam, nantik dia dicariin"

"kan tinggal izin"

"gak bisa gitu dong dek"

Nayra yang mendengarkan dari kursi belakang ingin sekali membenarkan perkataan Bulan, namun apa boleh buat ditatap Samudra saja ia sudah diam seribu bahasa.

Entah kenapa malam ini Samudra begitu berbeda,sungguh Nayra benar-benar telah jatuh dibuatnya.

"gak mau masuk dulu? Ketemu bunda"

"gak usah udah malam,kita juga mau makan lagi"

Belum sempat Nayra melanjutkan perkataannya tiba-tiba saja bunda Metta keluar dari dalam rumah.

"eh udah pulang?"

"Bunda" Nayra langsung mencium punggung tangan bundanya.

"kok diluar, suruh masuk dong Nay"

"eh gak usah tante,langsung pulang aja"

Tiba-tiba Bulan mengeluarkan kepalanya dari kaca mobil dan tersenyum lebar.

"Halo tante, kenalian aku Bulan adiknya bang Samudra"

"Hai Bulan,lucunyaa"

"yaudah tante kita pamit dulu ya, mau beli makanan lagi"

"loh belum makan? Makan malam disini aja ayo sekalian"

"wah boleh tan?"

"Boleh dong, ayo masuk"

Bulan menatap Samudra namun Samudra malah memelototinya tanda tidak setuju.

"Gak usah tante ngerepotin"

"Abang emang gitu tante, padahal mau"

Bulan tidak peduli, dia langsung turun dan menghampiri Nayra dan Bundanya.

Astaga bunda selalu tau keinginan Nayra.

"ayo makan, tante senang kalau temen-temen Nayra main kerumah jadi gak terlalu sepi"

Nayra membantu bundanya mengambilkan piring dan menata makanan dimeja.

"biasanya aku selalu makan berdua doang sama bunda, tapi kadang suka ada Benua juga"

Nayra mengambil piring Bulan, lalu menyiapkan makanan untuk Bulan. Samudra yang melihatnya cukup senang dan tidak tau harus berkata apa.

"makasi kak"

"makan yang banyak jangan malu-malu"

"kamu temennya Nayra?"

"senior sekaligus ketua ekskul aku Bun"

BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang