Surat Tak Tersampaikan

96 10 0
                                    

Jumat, 17-07-20
23.53

Saat tak sengaja melihat fotomu tiba-tiba aku teringat. Teringat akan segala hal pahit nan indah. Aku rindu akan itu semua. Apakah kau tahu? Apakah kau dengar jerit hati ini saat menyebut namamu dengan air mata yang mengalir?

Apa kabar? Kuharap kamu baik-baik saja.

Terkadang kamu hadir dalam mimpiku. Rindu itu nyata, tangisan ini pun nyata.

Diam sungguh menyakitkan saat hati ini melolong ingin dikeluarkan segala hal yang terpendam.

Tak apa ini sudah menjadi resiko karena aku telah mengagumimu, berani membiarkan hatiku terukir namamu.
Jangan tanya mengapa, akupun tak tahu.

Takdir begitu lihai, membuatku mengingat mu, membiarkan hatiku lagi-lagi terluka. Hati yang telah berkeping-keping kususun dengan susah payah. Berharap nanti kamu akan mengobati luka hatiku, mengobati rindu yang menyiksa.

Rindu yang hadir tanpa permisi. Datang seperti mencabik-cabik. Mencari titik terang tatkala rindu semakin menenggelamkan.
Sebuah temu terasa sangat langka, ditambah jarak yang terbuat.

Malam, tolong tenangkanlah saat rindu datang dan membuat hati mengamuk. Redamkanlah, tenangkanlah.
Selipkanlah kenangan saat dia sedang terlelap untuk dia dapat merasakan dan mengetahuinya.

Banyak yang kuinginkan, salah satunya.

Cukup kamu, menjadi dirimu sendiri. Apa adanya tanpa dibuat-buat. Bersenang-senanglah saat kamu bersama teman-temanmu.

Berbahagialah di tempatmu berada. Semoga kamu sehat selalu dan baik-baik saja.

Satu hal lagi, tunggulah aku saat takdir mempertemukan kita kembali. Saat itu pula aku sendiri tak tahu apa kamu mulai membuka hatimu dan apakah rasa ini masih bersemi?

Kenanglah aku dalam memori ingatanmu. Jangan lupakan saat hatiku kamu lukai dan kamu buat berbunga-bunga. Ingatlah aku walaupun aku bukan siapa-siapamu. Hanya orang asing yang berharap kamu mengerti.

Selamat malam.

Semoga malam ini kita sama-sama hadir dalam mimpi yang sama.

Tertanda,
Aku.

QuotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang