Primadona Sekolah 2

22 4 0
                                    

Setelah kejadian yang menimpa Nesa dan Bara, akhirnya sampai ke telinga teman-teman di sekolahnya. Serlin sudah menjadi buah bibir pembicaraan di sekolahnya, dan menjadi topik hangat.

Seperti biasa Nesa dan Dira berangkat ke sekolah, tetapi Nesa dalam keadaan  berbalut perban. Banyak respon dari teman-temannya.

"Nes, lu ngga papa kan, apa masih ada yang sakit", tanya salah satu temannya.
"Ya, gue udah ngga papa ko, cuma masih luka memar sedikit sih, tapi ngga papa, makasih ya, udah ngawatirin gue", Nesa tersenyum.

Di kelas guru-guru menanyakan keadaan Nesa, mengapa ,dan kenapa.

"Nesa, kamu kenapa, ko ada perban gitu, emang kamu kenapa? ",tanya Bu Rere, Guru Fisika.
"Itu bu",  Bara mulai menjelaskan, tapi terpotong oleh Nesa.
"Biasa lah bu, abis jatoh,bu", potong Nesa.
"Lah, hati-hati ya Nesa, kalo ngapain gitu harus teliti sama hati-hati,lah itu Bara juga kenapa",sambil menengok Bara.

Bara bingung dengan Nesa mengapa dia tak langsung cerita apa yang terjadi.

"Saya, juga abis jatoh bu di tempat latian, biasa anak balap,heehehe", Bara meringis. Bara mencoba menutupi apa yang terjadi dan mengikuti apa yang dikatakan Nesa.
"Aneh ya, ko jatoh barengan gitu?", Bisik-bisik Bu Rere, tapi kedengeran sama muridnya.
"Gini,bu kan kemarin... " Dira mencoba menjelaskan, tapi tetap saja terpotongboleh Nesa.
"Udah, bu, ngga usah didengerin, kan cuma luka ginian aja, bentar lagi kan sembuh sendiri lah, bahas soal PR kemarin aja bu", Nesa langsung semangat.
"Oh, iya, ibu sampe lupa, anak-anak seperti biasa ibu akan tunjuk salah satu dari kalian untuk maju kedepan, bisa ya jangan pake buku, no open book,o iya, satu lagi, Nesa anak ibu, kalo ibu tunjuk belakangan aja ya",
"Siap bu", sambil meringis diatas penderitaan orang.

Ibu Rere kembali menjadi garang, dengan memperagakan gerak-gerik matanya, dan melototkan bola matanya. Hanya Nesa yang unjuk gigi ke arah semua temannya.
"Hehehe,maapin ye", Nesa meringis.

Di jam istirahat, Bara membalikan badan tepat di depan Nesa.
"Nes, napa lu ngga ngomong terus terang aja sama semuanya, biar Serlin kapok tau, biar ngga ganggu gitu maksudnya", Bara berbisik.
"Lahhh, biarin aja lah, lagipula gue kasian aja sama cewe itu, ya walaupun nih, nyebelin bangen kek ulet, yakan masih ada lah kesempatan buat tobat, udahlah, gue males ngongin itu mulu aja".
"Yaelah Nes, baik amat lu", Bara mencubit pipi Nesa.
"Sakit woy, ini pipi bukan roti", Nesa sambil menampar meja. Bara lari terpingkal-pingkal.
"WOY, emang gue baik, ngga kaya lu",
teriak Nesa.

Dira mengajak Nesa pergi ke kantin, untuk memesan makanan. Apesnya lagi mereka bertemu dengan Serlin dan gengnya itu.

"Hee, girls, liat tuh gembel mau makan, palingan makannya cuma pesen air putih doang, AHAHAHA", Serlin dan gengnya, ketawa terpingkal.
"Eh, lu jadi cewe jangan sok gitu deh, mentang mentang tu paling tajir sendiri apa HA!!! ", bentak Dira.
"Heyyy, emang kenapa, emang faktanya juga, gue ini udah cantik, kaya, ngga kaya lu, GEMBELL", Serlin tertawa puas.

Dira tak tahan dengan kelakuan Serlin, sampai dia bangun dari bangku itu, tapi tertahan oleh Nesa.

"Udah lah, Dir, ngga usah diladenin, biarin dia ngomong sepuasnya, sampe bibirnya tuh copot sekalian aja", Nesa menahan emosi Dira.

Tiba-tiba, Serlin menghampiri Nesa, dan menumpahkan jus ke kepala Nesa.
"Upss, yah tumpah", Serlin menatap tajam Nesa.
"WOY, APA-APAAN NI, maksud lo apa numpain minuman ke gue, kalo lo punya masalah, jangan kaya gini dongg!!!", Nesa menyiapkan kuda-kuda.
"Yang bener dong, jadi cewe", tambah Dira.
"Lu jadi cewe, jangan sok imut deh, udah gue bilangin, lu jangan deketin Bara deh, lu punya kuping kan!!! ", bentak Serlin.
"Yang sok imut siapa, ngaca dong, apa perlu gue bawa kaca biar lu PUAS HA, BIAR LU SADAR, HAAA ", emosi Nesa menguap bersamaan dengan Dira.

Adu mulut, bak toa rusak tak terhindarkan. Dan akhirnya Serlin mengangkat tangannya, dan mencoba menampar Nesa. Tapi terhindarkan oleh tepisan Bara.
"Lu jadi cewe, jangan seenaknyake gini, dong, emang lu, siapa ha, untung aja lu cewe, kalo ngga", sambaran Bara pun ikut meluap.

Nesa langsung pergi ke kamar mandi bersama dengan Dira. Ocean di sana pun tak berhenti sampai di depan kelas, mereka bertemu dengan Pak Hendri, Guru BK ,dan paling akrab dengan Nesa.
"Nesa, kamu kenapa, kenapa baju kamu", tanya Pak Hendri.
"Pak, itu ulah, Serlin pak, sama temen-temennya, saya, Leon, dan Dira yang liat sendiri Pak", suara Bara dari belakang.

Ucapan Bara akhirnya, sampai ke telinga semua guru yang ada di sekolah. Serlin terkena skor perilaku buruk untuk kedua kalinya. Namun apa daya, Serlin tetap bersih keras untuk mendapatkan segala cara untuk melakukan hal yang ingin dia lakukan.

...............

Primadona Sekolah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang