Beberapa hari kemudian, didapati kabar bahwasanya Serlin masuk ke rumah sakit jiwa. Sebab, kecelakaan yang menimpanya, beberapa hari yang lalu setelah kejar-kejaran dengan mobil Bara. Semua geger, terutama gengnya itu. Semua sadar, dan minta maaf kepada Nesa, dan Dira, karena sudah merendahkan mereka berdua.
Nesa berencana ingin menjenguk Serlin, tapi Bara bingung. Nesa sungguh baik hati, walaupun Serlin telah mencoba melayangkan nyawanya, tapi Nesa tetap bersikap baik.
Di rumah sakit jiwa itu, Serlin didapati sedang duduk dan memegang boneka, rambutnya acak-acakan, dan berubah drastis.
"Hai, hai, hai, kenalin yah ini pacar gue, namanya Bara, yang ganteng, tajir, lahhh, yang pokoknya istimewa banget, ahaaaaaa", Serlin berbicara di depan tiang dan tertawa tak jelas , sesekali Serlin menangis dan teriak.
Setelah menjenguk, Nesa dan Bara pulang. Bara mengantar Nesa ke rumah. Di depan rumah Nesa curhat.
"Bar, gue tuh, kasian banget sama Serlin, ya walaupun Serlin pernah jahat sama gue, tapi namanya juga manusia, kan punya perasaan juga kan Bar? ", Bara mengangguk dan menepuk bahu Nesa.
"Emang, ya di dunia ini ngga gampang buat nyari cewe kaya lu, udah cantik, cantik juga hatinya", Bara mulai gombal, senyam-senyum sendiri .
"GOMBALL!!! ", Serlin menepis bahu Bara.
Beberapa hari kemudian, kedua primadona sekolah itu, mendapat peringkat yang memuaskan. Perayaan atas prestasinya, diboncengi dengan Bara menyatakan perasaannya kepada Nesa. Di suatu restoran mewah, semua dekorasi makanan, semua ada di sana.
Di pertengahan acara itu...
Bara memperagakan romantisnya untuk menyatakan perasaannya ibarat raja dan ratu. "Nesa, dari sejak pertama kita bertemu, aku mulai ada rasa yang muncul, aku kira itu adalah perasaan biasa, tapi aku sadar bahwa aku ini sudah mencintaimu, jadi maaaukaaahh, kakamuu, jadi pendamping hidupku nanti dan selamanya".
"Bara, memang sejak kita bertemu, kurasa perasaan ini hanyalah rasa biasa, yang muncul karena kebencian, tapi setelah aku tau siapa kamu, aku sadar bahwa kamu adalah seorang pencuri jahat", Nesa bersikap dingin.
Bara terkejut dengan perkataan Nesa, Bara pun merasa bingun, apakah Nesa sangat membencinya.
Lalu Nesa melanjutkan perkataannya. "Yang telah mencuri kunci hatiku".
"Cieeee", suara teman mereka bersautan.
Nesa tiba-tiba menangis histeris.
"Nes, nes, kamu ngga papa kan? ", Bara kaget melihat tingkahnya.
"Iya, aku mau jadi pendampingmu, Bar".Bara terkejut dan ingin pingsan, mendengar ungkapan Nesa. Bara tak menyangka bisa meluluhkan hati seorang Nesa.
THE END...
KAMU SEDANG MEMBACA
Primadona Sekolah
Teen FictionYang satu Ratu Tinju, cewe paling cool, blak-blakan, dan pemberani. Yang satunya lagi Raja Balap, Pandai bertarung, kaya raya, baik hati. Apa yang terjadi dengan mereka? Apakah mereka saling mencintai atau saling membenci? Mungkinkah ada penghalan...