Suasana kembali membaik, orangtua Nesa menuntut ke sekolah, dan menyeret nama Serlin di hadapan semua guru. Akhirnya Serlin terkena skor, dan satu kesempatan lagi untuk berubah, tapi apabila tetap saja, Serlin harus keluar dari sekolah.
Beberapa hari kemudian, Nesa seperti biasa berangkat ke sekolah, tapi kini dia sering berangkat bersama Bara.
Di penghujung waktu di sekolahnya, Nesa dan Bara dihadang oleh Serlin, dan gengnya.
"Hai Bara, kamu mau ngga anterin pulang gue, soalnya, mobil gue lagi proses pengiriman dari luar, biasalah anak konglomerat", Serlin menatap tajam Nesa.
"Ngga nanya tuh! ", jawab Nesa.
"Eh, gue ngga ngomong sama lu ya? ", bentak Serlin.
"Napa lu lirik-lirik gue", Nesa menunjuk Serlin.
"Udah, udah, udah, EH, LU CEWEK ANEH, gue bilangin sama lu ya, gue ini udah jadian sama Nesa, dan mana selevel gue sama lo, cewe ngga punya hati, yang tega mau ngelayangin nyawa orang", Bara menggandeng tangan Nesa dan pergi meninggalkan gerombolan cewe aneh itu.Serlin kaget mendengar ucapan Bara, Serlin mendadak pingsan.
Di dalam mobil, Nesa menanyakan apa maksud perkataan Bara tadi ," Bar,maksud lo apaan, ngomong kek tadi".
"Oh, yang tadi, maafin gue, gue cuma nyelametin lo, aja biar ngga diganggu mulu, palingan cewe tadi lagi pingsan", jelas Bara.Nesa ngakak, di dalam mobil, tapi perasaan Bara melihat ekspresi bahagia Nesa, menjadikan jantungnya berdebug kencang.
"Nes, mau ngga lo, temenin makan di resto, deket mol itu lo", ajak Bara.
"Ya, kalo lo ngga keberatan".Setelah mengantar Nesa, Bara kesana-kemari, mondar-mandir kek setrikaan, dibayangannya ia akan merencanakan ingin menembak Nesa. Tapi apakah mungkin Nesa akan menerimanya.
Perasaan tak karuan, sampai-sampai di rumahnya Bara menyetel sebuah speker, dan memutar lagu rock. Sambil jungkir balik di kasur tempat tidurnya.
Sampai-sampai terdengar ke ruang tengah,
"BARAAAAA, BARAAAAA, KECILIN SUARA MUSIKNYA NAPA", teriak mama Bara yang telinganya memanas.
"Pa, coba deh, papa cek ke kamar Bara, mama nih lagi pusing nih", kata mama Bara.
"Iya, iya", kata papa Bara."Tok-tok-tok", suara keras ketukan pintu dari luar. Mana mungkin Bara dengar, dengan bebarengan musik rocknya itu. Lalu Papa Bara pun membuka pintu kamar Bara, terlihat bara sedang jungkir balik tak karuan.
"YAAMPUN, BARA-BARAAAA", suara Papa Bara mengecilkan volume speker itu. Bara pun salah tingkah.
"Kenapa sih, kamu kek ginu, udah pada berantakan lagi", tanya Papa Bara.
"Ngga, pa, nggaaa", Bara meringis.
"Udahlah cerita aja, pasti ada yang disembunyiin", Papa meledek.
"Bara ini punya temen cewe, lah terus....", kata Bara.
"Terus, Bara sakit hati", Papa memotong pembicaraan Bara.
"Ngga, ngaaaa", Bara menggelengkan kepala.
"Ohh, pasti, kamu mau ngungkapin perasaannya ya, pasti ini, PASSTI", goda Papa.Bara hanya meringis, dan salah tingkah. Papa pun memberikan solusi jalan keluarnya. Suasana pun menjadi stabil lagi.
Sampai waktu tiba, Bara menghampiri dan menjemput Nesa. Seperti biasa, setelah melihat penampilan Nesa, Bara selalu melongo, bengong, kek kesamber petir.
Setibanya di restoran itu, Bara sudah mempersiapkan semua yang ada. Bara mempersilakan Nesa untuk duduk layaknya seorang putri kerajaan.
"Gileee, bagus banget, Bar, lu yang desain", tanya Nesa.
Bara hanya mengangguk dan salah tingkah. Bara duduk dengan gugup, dan sesegera meminum jus, yang ada di sampingnya, tanpa ada sisa sama sekali. Nesa bingun dengan kelakuan Bara."Nes, gue mau ngomong sesuatu", Bara merasa panas dingin.
"Yaelah, tinggal ngomong aja, kaya ngga biasanya", Nesa tak menyadari.Bara memegang tangan Nesa, Nesa kaget dengan tingkahnya.
"Nesaaa, mau ngga kamu jadi.....", Suara dering telepon Nesa, mengagetkan suasana yang dramatis.
"Maapin, ya gue angkat telfon dulu soalnya ini penting", Nesa keluar menjauhi Bara."YA AMPUN, BARRRRA, KENAPA SIH LU, APES AMATTT", Bara memukul dirinya sendiri.
...............
KAMU SEDANG MEMBACA
Primadona Sekolah
Teen FictionYang satu Ratu Tinju, cewe paling cool, blak-blakan, dan pemberani. Yang satunya lagi Raja Balap, Pandai bertarung, kaya raya, baik hati. Apa yang terjadi dengan mereka? Apakah mereka saling mencintai atau saling membenci? Mungkinkah ada penghalan...