Nesa mendapat undangan pesta ulang tahun Dira, semua teman sekelasnya diundang. Nesa pun tak bisa menolak karena itu adalah hari yang paling diistimewakan, oleh kedua sahabat itu.
Pesta diadakan malam hari, Nesa tak sabar ingin melihat sahabatnya berbahagia.
Pulang sekolah, Bara menghampiri Nesa.
"Nes, mau ngga, nanti malem ke acaranya barengan", kata Bara.
"Ya, dah deh", jawab Nesa singkat.Waktu menjelang malam, Nesa berpakaian rapi dan cantik, begitu pula dengan Bara yang sudah klimis rambutnya.
"Ma, pa, Nesa berangkat ya, ke rumah Dira", kata Nesa.
"Ehhh, anak papa sama mama cantik banget, yaudah tapi ingat, hati-hati ya", jawab orangtua Nesa.Nesa mencium tangan kedua orangtuanya.
"Sama Bara kan Nes", kata mama Nesa.
"Iya, ma"Nesa keluar dari rumah, dan mendapati mobil Bara yang terparkir di depan rumahnya. Bara terpampang kaku bak mayat. Bara terpesona dengan penampilan Nesa malam ini.
"Bar, barr", suara Nesa melambai-lambaikan tangan.
"WOYYY, BAR!!! ", teriak Nesa.Bara mengeleng-gelengkan kepala, dan tersadar dari lamunannya. Lalu Bara membukakan pintu mobilnya, dan mempersilakan Nesa masuk. Tak dirasa apa yang sedang dirasakan, mungkin karena efek kaget. Jantungnya bergetar lebih cepat tak karuan.
"Nes, luu pernah jalin hubungan ga", Bara bertanya dengan gugup.
"Apaaa, gue ngga salah denger, maksudnya lu ngomong gituan apa coba", Nesa senyum aneh.
"Ngga, cuma tanya doang sih", Bara salah tingkah.
"Ngga, gue ngga pernah gitu-gituan, gue lebih pentingin karir gue dulu, lagipula kan gue pengin banggain orangtau gue dulu", Nesa hanya menunjukkan senyum dingin.Bara hanya terdiam bisu, dan bingung mengapa dia palah ngomong ngelantur.
Sampainya di acara itu, sudah banyak orang yang datang. Bara, dan Nesa keluar dari mobil. Bara mencoba menggandeng tangan Nesa.
"Ayo", ajak Bara.
Nesa melepaskan tangan Bara, mungkin Nesa merasa risih.Disana Bara dan Nesa bertemu dengan Dira dan Leon yang sudah duduk menunggu kedatangan Bara dan Nesa. Mereka berdua.menyerahkan kado ke sahabatnya itu.
"Cieee, ni yeee, kalian kesini barengan ya? ", goda Dira dan Leon.
"Bara yang ajak, lumayan lah jadi bisa hemat uang taksi", Nesa tersenyum sambil menatap Bara.Sekali lagi Bara merasa jantungnya ingin copot apabila, dia ditatap oleh Nesa. Tapi ia tak mempedulikan itu.
Di pertengahan acara, dekat dengan kolam renang, Dira meniup lilin dan mulai memotong roti dan dibagikan ke orang yang paling diistimewakan, terlebih dahulu orangtuanya, dan Leon. Suasana kegembiraan tetpampang di raut Dira.
Tiba-tiba, dari arah belakang datang Serlin dan menyenggol Nesa, hingga tercebur ke kolam renang. Serlin langsung kabur setelah berhasil menyelakakan Nesa. Sontak suasana menjadi sangat tidak karuan.
Bara langsung menyeburkan diri, tapi sayangnya, Nesa tak sadarkan diri,setelah sahabatnya Dira menolongnya. Ambulance datang, dan sesegera mungin Bara membawa Nesa ke rumah sakit. Acara pun diselesaikan oleh Dira, dan Dira bersama Leon pun mengikuti ambulance itu.
Di dalam ambulance Bara duduk dengan keadaan lemas bercampur aduk tak karuan.
Sampainya di rumah sakit, Nesa langsung dilarikan ke raung UGD, dan segera ditangani oleh dokter. Suasana menjadi panik. Beberapa menit kemudian, dokter keluar. Dokter mengatakan bahwa Nesa mengalami sedikit gangguan di spasme pita suaranya, dan pasien mengalami sedikit masalah pernapasan karena faktor panik. Tapi dokter mengatakan, pasien harus dirawat terlebih dahulu agar pemulihan dapat berjalan dengan maksimal.
Telfon Dira berdering, ternyata Mama Nesa yang menelepon. Akhirnya Dira terus terang kepada Mama Nesa. Kedua orang tua Nesa datang mengunjungi Nesa.
Suasana gugup dan tak karuan, orangtua Nesa cemas. Dira dan yang lainnya meminta maaf karena kejadian yang menimpa Nesa.
Beberapa jam kemudian Nesa tersadar. Namun dokter belum mengijinkan salah satu oran untuk masuk. Beberapa menit kemudian izin pun diterima dari dokter, orang tua Nesa masuk ke ruangan itu. Mereka cemas, dan khawatir dengan keadaan Nesa yang terbujur di ruangan itu.
Setelah beberapa menit kemudian, orangtua Nesa keluar,
"Kalo ada yang mau masuk, silakan aja ya", kata papa Nesa.
Bara bergegas masuk ke ruangan itu.
"Nes, lu ngga papa kan", tanya Bara. Nesa hanya mengangguk.
"Bara makasih udah nyelamatin gue, kalo ngga gue pasti ma..... ", kata Nesa sambil menangis.
"Jangan sekali-kali lo ngomong kek gitu, takdir udah di tangan tuhan", Bara menggenggam tangan Nesa, dan mengusap rambutnya, Bara juga mengusap air mata Nesa.Di luar ruangan Leon dan Dira, berpikir panjang soal perbuatan Serlin, yang keterlaluan.
"Gue tuh ngga abis pikir deh ya, sama cewe merek Serlin itu, maunya apa coba, emang dah gila kaya nya, awas aja kalo ketemu gue ajar sekalian", ungkap Dira sambil mengepalkan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Primadona Sekolah
Teen FictionYang satu Ratu Tinju, cewe paling cool, blak-blakan, dan pemberani. Yang satunya lagi Raja Balap, Pandai bertarung, kaya raya, baik hati. Apa yang terjadi dengan mereka? Apakah mereka saling mencintai atau saling membenci? Mungkinkah ada penghalan...