Primadona Sekolah 3

15 4 0
                                    

1 bulan telah berlalu, Serlin sedikit menjauhi Nesa dan Dira. Mungkin karena Serlin takut di skor lagi. Di penghujung hari Nesa bertemu Bara di sebuah toko.

"Hey, Nesa!!!", Bara menyapa Nesa.
"Woy, kaget, tau, ngapain lu ke sini!",tanya Nesa.
"Yaelah, kan nih tempat umum, emang ngga boleh, gue ke sini".
"Iya, sih, eh tapi", Nesa berpikir.
"Apa?", Bara menatap Nesa.
"Ngga jadi", Nesa memalingkan muka.

Nesa pun pulang duluan, Bara pun mengikutinya.

"Nes, lu mau kemana? ", tanya Bara, teriak di seberang jalan.
"Ya, pulang lah, gitu aja ditanyain", Nesa mengekspresikan muka aneh.
"Naik apaan lu", Bara sambil membuka pintu mobil.
"Ntar dijemput sama aladin, Ya NAIK TAKSI LAH, GIMANA SIH LU", teriak Nesa sampai tukang bakso yang disampingnya menoleh kearah Nesa. Nesa hanya meringis.

Lalu, mobil Bara berjalan dan berhenti di depan Nesa. Nesa tak menghiraukan kalau ada mobil persis di depannya.

"NESAAA, naik mobil gue aja, lu mau balik kan, gue anterin DEHH!!! ", teriak Bara di dalam mobil.
"Emang lu mau", jawab Nesa.
"GUE, DAH NGOMONG KAN, YA BOLEH LAH", Bara teriak lagi, takut Nesa ngga kedengeran.
"Ya udah deh, ya jangan ngegas kali", bentak Nesa.
"Gue ngga ngegas, takut lu ngga denger", ucap Bara.
"Lu ngatain gue tuli gitu maksudnya", Nesa melotot.
"Ehh, ampunnnn", Bara unjuk gigi.

"Spleeekkk", suara hantaman Nesa ke Bara. Di mobil seperti biasanya, hanya  terdengar suara mesin mobil yang berjalan.

"BTW nih ya, gue kepo, lu punya sodara ngga sih, kalo orang tua lu juga", tanya Bara.
"Dasar Kepo", jawab Nesa.
"Yaelah, kan gue penasaran", kepo Bara.
"Gue tuh anak pertama, dan gue juga punya ade perempuan, orang tua gue nemenin sekolah adek gue sama kerja juga sih", jelas Nesa.
"Ohh, berarti lu dirumah sendiri", tanya Bara.
"Ya ngga sih gue dirumah sama bibi gue", jelas Nesa.

Di halaman rumah, Nesa melihat ada mobil terparkir di depan rumahnya. Nesa keluar bersama dengan Bara. "Eh, mama, papa, eh adekuu", Nesa menyambut kedatangan keluarganya, Nesa memeluk adiknya Cici, dan mencium tangan mama dan papanya.

"Ko, papa sama mama ngga bilang-bilang sih kalo mau pulang, kan jadinya ngga ada acara deh", ungkap Nesa.
"Iya, sayang kan namanya juga suprise", papa Nesa mengusap rambut Nesa.
"Oh, iya itu siapa Nes", tanya Mama.
"Apa kabar tante", Bara mencium tangan kedua orangtua Nesa.
"Saya Bara tante", jelas Bara.
"Pacarnya Nesa ya? ", mama Nesa berbisik dan meledek Bara dan terdengar oleh Nesa.

"Ih, apaan sih mah, udahlah", Nesa langsung bicara.
"Eh, maaf ya Nak Bara tante, sama om masuk dulu ya, mau beres-beres, oh iya, masuk rumah aja, ngga papa ko", ucap mama dan papa Nesa.
"Oh, iya om, tante, makasih, Bara di sini aja, lagian cuma sebentar", kata Bara.

Akhirnya orangtua Nesa masuk ke rumah,

"Ngga sekalian masuk aja Bar", kata Nesa.
"Oh, ngga, ngga papa gue di sini aja, yaudah gue pulang duluan ya", Bara memalingkan badan dan kembali lagi ke Nesa.

Bara pun melangkah 2 meter, lalu kembali lagi ke Nesa.

"Titip salam buat Cici adek lu, omongin Cici imut sama cantik banget persis kek kakanya", Bara langsung berlari karena takut terkena tepisan Nesa. Nesa hanya geleng-geleng kepala dan tersenyum melihat keanehan Bara.

...............

Primadona Sekolah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang