Tiba-tiba, Nesa disekap oleh seseorang dari belakang, Nesa tak kuat dengan bau bius, dan akhirnya Nesa tak sadarkan diri.
Bara, mulai gelisah dengan tak datangnya Nesa. Lalu dering chat berbunyi, bahwasanya Nesa pulang ke rumah, karena urusan mendadak.
Bara merasa tenang, walaupun ia tang berhasil mengungkapkan perasaannya itu.
Di luar sana, Nesa dikurung di tempat yang Nesa tak ketahui.
"EHHH, APA, APAAN NIH, GUE DISEKAP KE GINI", teriak Nesa ke salah satu preman bayaran.
"BANYAK OMONG LU", preman tengil itu menjawab.
"OOHHH, PASTI LU SURUANNYA, CEWE GATEL ITU YA KAN, OMONGIN KE DIA, MAKSUDNYA APAAN HAAA", bentak Nesa melebihi Preman.
"BANYAK OMONG LU, LAKBAN AJA MULUTNYA TUH"Nesa mulai memuncak kekuatannya untuk melepaskan diri perlahan- lahan, dan tak sabar ingin bertarung dengan preman itu.
Di sisi lainnya, Bara tak bisa tidur, dan merasa tidak enak, lalu diapun berpikir untuk ke rumah Nesa. Sampainya di rumah Nesa, orangtua Nesa pun sedang gelisah mengapa Nesa tak pulabg-pulang. Mereka mengira, Bara dan Nesa pulang bebarengan. Aslinya tidak, lalu bara mencoba menghubungi Nesa berkali-kali, tapi tak ada jawaban. Akhirnya telepon kembali berdering.
"Halooo Nes, Nesss, Nesaa", Bara bergemetar.
"Halo, Bara, apa kabar", sontak Bara kaget mendengar Serlin yang ngomong.
"Eh, lu apa-apaan pegang hpnya Nesa!!!", gas Bara.
"Terserah gue dong Bara", Serlin tertawa ngga jelas.
"Eh lu yang bener dong, mana Nesa, awas yah kalo ada apa-apa lagi gue ngga ampunin lo", bentak Bara.
"Jangan ngegas dong Bar, Nesa baik-baik aja ko, itu dijagain sama preman", Serlin tertawa lepas.Akhirnya Serlin mengatakan dimana dia menyekap Nesa, tapi ada syarat gila yang harus dipenuhi Bara. Bara harus melamar dan menikahi Serlin setelah tamat dari sekolah. Mungkin otak Serlin sudah terganggu, dan mulai gila, dan ngelantur. Bara tidak menyetujui syarat itu, dan dia lebih memilih melacak nomor teleponnya, dan syukurlah Bara menemukan alamat itu.
Di tempat penyekapan, Nesa berhasil lolos dari tali yang mengikatnya kuat, dan Nesa langsung lari ke arah belakang, dan tiba-tiba berpapasan dengan preman itu.
"WOYY, MAU KEMANA LU!!", bentak preman itu.
Adu saling adu, tonjok saling tonjok, semua jurus tinju Nesa dikeluarkan semua oleh Nesa, melawan banyak preman bayaran itu.
Di sisi lain juga, Bara bertarung dengan preman yang ada di samping area penyekapan itu.
Akhirnya semua preman kalah , dan Nesa berlari sekencang mungkin, dan Nesa menemukan mobil bara terparkir di pinggir jalan . Lalu Nesa ditarik tangannya oleh Bara dan masuk ke dalam mobil itu.
Lalu salah satu preman bayaran itu menelepon Serlin, kalau sasaran sekapannya kabur, Serlin mengamuk kek kucing garong, mengambil mobil dan tancap gas mengejar mobil Bara, dan mencoba untuk menyelakai kedua orang yaitu Bara dan Nesa.
Memang Serlin sudah gila, tak tau aturan, akhirnya, mobil Bara mengebut, dan tancap gas yang sudah diketahui bahwasanya Bara adalah Raja Balap.
Di belakang mobil Bara, tak ada satupun mobil yang mengejarnya, mungkin, Serlin sudah ketinggalan jaun, Bara dan Nesa pun selamat.
Di sisi lain mobil Serlin menabrak pohon besar, dan menyebabkan Serlin terluka parah, tak ada satupun yang menolongnya, dan hanya beberapa jam kemudian ada salah satu warga yang sedang ronda lewat.
Lalu mereka membawa Serlin ke rumah sakit, dan mencoba menghubungi dan mencari identitas Serlin untuk dikabarkan ke keluarganya.
Sekali lagi Nesa, selamat dari bahaya. Di dalam mobil Nesa merasa syok dan cemas.
"Nes lu ngga papa, kan, nih lu minum dulu ", Bara menyerahkan minum ke Nesa.
Tak ada sepatah katapun keluar dari mulut Nesa, mungkin karena Nesa cape mengeluarkan tenaganya melawan preman tadi.
Sesampainya di rumah Nesa, mereka berdua didapati terlihat sangat kelelahan. Lalu Bara menceritakan semua yang terjadi, dan orang tua Nesa pun langsung menghubungi pihak sekolah, dan kantor polisi.
"Bara, lu kenapa, tangan lu", Nesa memegang tangan Bara yang terluka.
"Ngga, papa, cuma luka bisa aja lah", Bara hanya senyum.Nesa langsung membawakan obat dan mengobati luka itu. Bibi pun membuatkan teh hangat untuk Bara dan Nesa.
Orang tua Nesa mengatakan sangat cemas denga kedua anak itu, dan mereka pun berterimakasih kepada Bara, karena dia menemukan Nesa.
Nesa mengobati luka itu dengan sangat hati-hati. Bara mencoba menahan sakit itu.
"Aduhh", Bara mengagetkan Nesa.
"Ih, kaget tau", Nesa langsung merespon dengan menampar tangan Bara. Dan Nesa takbsadar kalau tangan Bara sedang sakit. Lalu Bara kesakitan.
"Ehhh, maaf-maaf, HEHE maaf lupa", Senyum Nesa.Bara terus menatap Nesa penuh perasaan.
"Kenapa lu natapbgue kek gitu, Hoyyy",
Bara menghentikan lamunannya.
"Kamu cantik sih", Bara menatap Nesa, dan tersenyum. Nesa salah tingkah.
"Cieee, cieee, kaka dikatain cantik sama kaka Bara", Cici keluar dari kamar tidurnya.
"Apaan sih Cici tidur gih, udah malem lo", Nesa salah tingkah lagi.
"Cieeee, cieee", Cici meledek Bara dan Nesa.
"Apaan lagi nih, jadi kedengeran sama anak kecil, ngga malu",...............
KAMU SEDANG MEMBACA
Primadona Sekolah
Teen FictionYang satu Ratu Tinju, cewe paling cool, blak-blakan, dan pemberani. Yang satunya lagi Raja Balap, Pandai bertarung, kaya raya, baik hati. Apa yang terjadi dengan mereka? Apakah mereka saling mencintai atau saling membenci? Mungkinkah ada penghalan...