6th Star

1.7K 229 41
                                    

Cahaya sore keemasan mematul di permukaan air laut. Menciptakan kilauan indah seiring ombak menyapu pesisir pantai. Cangkang-cangkang kerang mungil turut muncul ke daratan. Jemari tan terulur mengambil salah satunya.

Diangkat ke udara, Baam mengamati warna dan detail struktur cangkang. Berbentuk kerucut dengan beberapa sudut lancip menyembul. Pada lubangnya, keluar mahkluk kecil penghuni kerang. Dua tangannya mencupit-cupit, mata hitamnya begerak ke sembarang arah.

Laki-laki berambut coklat gelap terkekeh melihatnya. Imut sekali hewan ini. Dia kembali melepasnya ke pantai. Beralih memandang keindahan alam yang memukau.

Dua tahun sudah berlalu. Baam tumbuh lebih tampan namun tak kehilangan poles babyface-nya. Dia menjadi lebih tinggi dibandingkan waktu hidup di gua. Tubuhnya sehat, memiliki otot yang terbentuk ideal berkat latihan bela diri di sanggar Bern. Dia sudah mahir berbicara, berkomunikasi lancar pada orang lain, serta telah beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Baam kini cukup mengenal seluk-beluk kehidupan dunia menara bagian luar.

Dia juga berhasil menyelesaikan studinya di perpustakaan. Berkat daya tanggapnya yang cepat menyerap pengetahuan, ditambah bimbingan Aguero dan Rachel, dia lulus dengan nilai terbaik.

Netra emas Baam mengerling ke arah menara bagian dalam berada. Tinggi menjulang menembus langit. Dia penasaran seperti apa kehidupan dalam sana.

Aguero bilang, hanya Headon yang memilih orang yang dianggapnya pantas memasuki menara. Dia adalah sang guardian lantai pertama dan penjaga menara. Tidak seperti guardian yang normalnya menetap di lantai mereka. Headon satu-satunya guardian yang mempunyai kemampuan berkelana ke berbagai lantai. Dia bisa teleportasi menuju daerah menara bagian luar atau dalam. Headon menunjuk orang-orang yang menarik di matanya untuk menjadi regular terpilih. Kemudian mereka dikirim ke lantai kedua dan memulai perjalanan mendaki menara.

Makanya Baam juga Aguero hanya bisa menunggu sampai Headon mengundang mereka.

Petang menjelang. Bocah brunette berkaos marun V-neck, celana pendek hitam, dan sepatu kets, bergegas menuju minimarket. Dia butuh membeli bahan makanan untuk santapan malam ini.

“Oh, Baam. Aku sudah menunggumu,” sapa pria tua ketika Baam memasuki area jualannya. Dia berdiri di depan kasir.

Baam tersenyum ramah. “Halo pak. Apa pesananku sudah siap?”

Pria tua menyerahkan kantong plastik yang cukup besar pada Baam. Anak itu menilik isinya, ada beberapa bahan pokok berikut bumbu-bumbunya. “Bagaimana? Sesuai peemintaanmu kemarin, ‘kan?” ucapnya menyengir lebar.

Baam mengangguk puas. Pria tua ini tidak pernah mengecewakan pelanggannya. Dia sangat teliti dalam memenuhi kebutuhan mereka. Menjual barang-barang baru yang masih segar dan alami.

Pria tua menerima uang dari Baam. “Lagi-lagi kau tidak datang bersama Tuan Muda Khun. Sedang apa dia?” tanyanya mengingat dulu Baam sering mengunjunginya dengan bocah bersurai biru muda.

Remaja brunette menyahut. “Khun sibuk bekerja, makanya jarang keluar rumah.”

Pria tua menggeleng heran. “Bekerja? Dasar keturunan keluarga ternama. Anak sekecil dia harus dewasa sebelum waktunya.”

Benar.

Teman baiknya adalah seorang keturunan Khun, salah satu dari 10 keluarga besar penguasa menara.

Aguero memegang beberapa peran penting dan koneksi di keluarganya. Makanya ada saat ia sibuk menangani pekerjaannya. Hingga terkadang lupa makan.

Karena itulah Baam mengambil alih urusan dapur. Dia memasak tiap harinya supaya Aguero bisa makan dengannya. Baam masih trauma waktu Aguero pingsan akibat kelaparan dan heat stroke di gua dahulu. Apalagi karena Aguero, Baam bisa menikmati cita rasa makanan.

CITRINE (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang