Awal Bumbu Cinta

21 8 2
                                    

JANGAN LUPA DI VOTE BIAR AUTHORNYA SEMANGAT!
___,,_________,,____,,___________,,____

Sudah tiga hari, Fadiyah terlihat murung di rumahnya. Entah kenapa, dirinya malas untuk makan, mandi, sekolah, dan bahkan berberes rumah.

"Non, makan dulu, yuk."

Seorang perempuan paruh baya tiba-tiba datang dan menyuruh sang gadis muda makan. Namun, sayangnya, dia menolaknya.

"Entar, aja, Bi."

Padahal, Bi Idah--Pembantu kesayangan Fadiyah--sering menyuruhnya makan. Namun, gadis itu terus murung dan tak nafsu untuk makan.

"Non, udah dari kemarin belum makan. Lebih baik makan dulu, Non."

"Nggak, Bi, aku nggak mau makan dulu."

"Lagi males."

"Ta--tapi, Non."

"Bi! Aku nggak mau makan!"

Tidak seperti biasanya Fadiyah membentak Bi Idah. Apa yang membuatnya jadi begitu? Haishh ... apakah ini karena ada bumbu-bumbu cinta yang tumbuh dibalik hati Fadiyah? Si gadis manis yang malang.

"Baiklah, Non. Bibi permisi dulu."

_____

SMAN Pasifik, Jakarta.

Sementara itu, Axel tengah asik membaca buku dengan gaya bangsawannya yang penuh dengan karismatik di kelasnya.

Namun, dirinya terganggu oleh seseorang yang datang tiba-tiba ke arahnya. Menghentakkan meja, menantang Axel yang tengah bersantai.

"WOI, lu 'kan yang udah bikin anak buah gue babak belur?!" tanya Pria itu.

"Terus?" jawab Axel, sembari mengangkat alisnya.

"Lo belum tahu siap–"

Bugh!

Pfft, baru ngomong saja, pria itu sudah ditinju. Huffht, sungguh nasibnya yang malang.

"Bacot! Kalau mau berantem langsung aja. Gak usah banyak omong," ucap Axel, menutup buku yang ada digenggamannya. Kemudian, "Ayok, ikut gue!" Axel mengajaknya.

Tanpa basa-basi, siswa yang menantang Axel pun mengikutinya. Axel membawa para siswa itu ke atap. Mungkin, untuk mengajaknya bertarung.

Sesampainya di atap, Axel mulai memajukan telunjuknya seperti sedang menantang.

"Oke, Lo semua maju. Gak usah bacot! Gue males ladenin Lo pada."

"Bajingan, sombong sekali ini anak. Emaknya siapa sih!"

"Ah, kelamaan, lo. Haajaaar, woiiii!"

Siswa berbadan tinggi mulai melangkah duluan diiringi dengan teman-temannya di belakang. Axel dengan gesit menghindar dan menyerang para lawan, sudah hampir mirip kayak Bruce Lee di televisi.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Gak sampai lima menit, perkelahian telah usai. Axel menang dan para lawan kalah dengan luka balur disekujur tubuhnya.

"Lain kali, kalau lemah gak usah gaya!" ucapnya, sudut pandangnya tiba-tiba mengarah celana yang dikenakan lawan dan mengambil barang yang ada di sakunya.

"I--ini."

Axel ingat bahwa benda yang ia pegang itu adalah milik perempuan yang ditolongnya. Pria dingin yang biasanya tak perduli dengan barang siapapun mulai menyimpannya dan bergegas menuju kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHORT & LONG [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang