"jeongin! dengerin gue dong.". . .
"iya, ngomong apa yun? coba ulang."
"ah, nggak jadi. gue ngambek sama lo je. gue ngomong dikacangin."
"maaf yun, tadi sms dari ibu. ibu nyuruh gue makan siang, kaya biasanya. lo tau sendiri kan ibu gue kaya gimana"
"eum- iya deh iya"
"ulang, tadi lo mau ngomong apa?"
"em.. anu. kita kan temen deket dari SMA. sebelumnya gue maaf banget nih je. ini soal bapak lo. gue tau lo kangen banget kan? pasti lo pengen ketemu sama bapak lo."
jeongin merubah ekspresi wajahnya, sepintas terlihat kilatan emosi di matanya.
"hubungannya apa sama lo yun?"
"g-gue...." yuna tau, jeongin akan marah. apalagi ia menyinggung hal yang sensitif bagi jeongin. tapi yuna kan hanya ingin bertanya?
sialnya. ia tak bisa berkata apa-apa sekarang. gugup datang tanpa diundang. perasaan bersalah menyelimuti hatinya. ia membuka kembali luka yang jeongin pendam.
"itu... anu je..."
"lo bisa diem aja gak? gue mau usaha lupain bapak gue. gue bahkan ga bisa ngebayangin gimana kalo gue ketemu dia? bisa bisa emosi gue meledak ketemu sama bapak gue sendiri yang bahkan belum pernah gue temuin."
"tapi gue kan belum bilang mau ngapain"
"emang lo mau ngapain, yun? bantu gue cari bapak gue? lo mau gue keliatan sedih di depan bapak gue sendiri?"
"je, lo kenapa jadi suudzon gitu sama gue sih? niat gue tuh baik mau bantuin lo. kalo lo kaya gini, dari awal gue gak usah punya niat baik bantuin lo!" tanpa sadar, yuna membentak jeongin lalu pergi meninggalkan jeongin di kantin.
—
jeongin dan yuna terbawa emosi satu sama lain. di satu sisi, jeongin tidak ingin tampak lemah di hadapan yuna. ia ingin tampak kuat dan tidak memiliki kekurangan sedikitpun. tapi, ayahnya ini lah kekurangan terbesar dalam hidupnya.
ia tidak tahu perasaan seperti apa ini. jeongin bertanya pada hati kecilnya, kenapa ia harus tampak sempurna di depan yuna? padahal biasanya ia cuek saja. kenapa harus malu memiliki keluarga yang tidak utuh. perasaan seperti apa ini?
di sisi lain, yuna menyesal telah meninggalkan jeongin sendirian di kantin. padahal sebelumnya dia yang mengajak jeongin ke kantin. ia pun menyesal telah berteriak pada jeongin tadi.
yuna sebenarnya hanya merasa kasihan dan ingin membantu temannya itu. tidak ada maksud lain dari perkataannya tadi. ia tidak ingin membuat jeongin tampak sedih atau membuatnya emosi.
ia hanya ingin melihat teman sejak SMA-nya itu bahagia bertemu ayahnya, walau mereka berdua sama-sama tidak tahu bagaimana rupa ayah jeongin dan cara untuk menemuinya. hanya ingin saja. entah kenapa? yuna sendiri pun tidak punya alasan.
—
matkul terakhir pun selesai. jeongin dan yuna belum berbaikan sejak tadi siang, yuna ingin meminta maaf duluan. namun nyalinya tidak sebesar yang dikira. mungkin lain kali saja, ia akan minta maaf besok saat dirasa jeongin sudah lebih baik.
yuna segera merapihkan barang barangnya. bergegas pulang bersama teman dekatnya, chaeryeong dari fakultas ekonomi.
"yun, gue mau ngomong sama lo."
. . .
-potret cuek-
KAMU SEDANG MEMBACA
potret cuek. | jeongin yuna
Casualetentang yuna dan jeongin. kata orang mereka pasangan bayi. tapi kalau kalian baca ini ; kalian akan sadar kalau mereka tumbuh dewasa bersama sama. note : lowercase. warn! cheesy. cute. clingy. - semua cerita di fanfiksi ini tidak ada hubungannya den...