HER PRIVATE LIFE

[13] SUPRISED

__________________________________

"Semua akan terjawab dan terbalas tapi tidak akan semudah itu"

Cahaya sang surya menyeruak kedalam kamar seorang gadis yang masih bergulat dengan selimutnya, ia semalam pulang jam 9 malam untung saja rumahnya sudah sepi saat itu karena semua orang sudah tidur.

Kalau Aca semalam ketahuan pulang jam segitu mungkin Ayah dan Bundanya akan menceramahinya semalaman karena tidak memberi kabar, entah bagaimana nasibnya hari ini semoga saja Aca dimaafkan oleh kedua orangtuanya.

Alarm Aca berbunyi menunjukkan pukul 6, dengan terburu-buru ia bangkit dari tempat tidurnya dengan cepat bergegas menuju kamar mandi.

Ia tak butuh waktu yang lama untuk bersiap-siap ke sekolah, Aca termasuk orang yang simple. Ia tak mau ribet-ribet untuk terlihat cantik, toh dia bersekolah untuk cari ilmu dan membanggakan orangtuanya bukan karena hal lain.

“Pagi yah, bun” sapanya kepada dua orang paruh baya yang sangat ia cintai.

“Eh udah rapih, sini Ca ayah mau ngomong” pinta Hardian sambil menepuk bangku disampingnya.

Aca yang hanya pasrah berjalan menuju bangku samping Ayahnya karena ia yakin akan diceramahi tentang kejadian kemarin.

“Kamu semalam pulang jam berapa Ca?” tanya bundanya.

“Bunda maafin Aca ya” lebih baik dia meminta maaf duluan pikirnya.

“Iya Ca bunda maafin”

“Kamu kenapa ga ngabarin ayah sama bunda?”

“HP Aca lowbat yah, terus Aca juga lupa hehe”

“Yasudah karena sekarang sudah siang, kamu harus berangkat sekolah dan ayah ga mau kamu lupa ngabarin segala kayak semalem” ujar ayahnya.

“Oke boss” ucap Aca sambil menyengir. Akhirnya ia pamit untuk berangkat.

Setelah sampai sekolah, tumben sekali ramai di koridor biasanya pada masih diam dikelas sambil menenggelamkan kepalanya ke meja. Aca dengar dari sahut-sahutan siswa siswi katanya ada anak murid baru disekolahnya ini, Aca tidak perduli apapun itu ia langsung menuju kekelasnya untuk menemui sahabat recehnya.

“Woi Ca lama banget dah lo” Aca langsung memutar matanya malas saat Vira dan teman-temannya ada dimejanya.

“Kok sensi gitu sih lo?! Masih pagi Ca jangan emosi” ucap Chika.

“Oh gue tau nih si Aca kenapa” seketika langsung menatap Vira.

“Ih santay dong liatnya” Vira memang risih kalo diliat seperti ingin terkam.

“Cepet ah lo lama dah” sahut Finka yang sudah tidak sabar apa yang akan dikatakan Vira.

“Nih Ca pasti lo abis ketemu Bu Ratna” tebak Vira yang membuat temannya tidak mengerti.

“Heh apaan sih ga nyambung banget Vir” ujar Finka.

“Ya kan biasanya Bu Ratna setiap pagi udah ngasih tugas, kali aja si Aca disuruh ngerjain apa gitu. Yoi ga Ca?” kepercayadirian Vira memang tidak dirugikan lagi gais.

“Ga yoi Vir” balas Aca. Dia tidak melupakan kejadian semalam, jadi rencana hari ini ia akan menjutekkan 3 manusia ini.

“Sumpah gue pengen nyubit Vira deh” ujar Chika.

“Cubit aja Chik” akhirnya keempat manusia itu tertawa dan tawa Aca tiba-tiba berhenti dan langsung menatap sahabatnya tajam.

“Ca cerita dong, jangan liat kita kayak gitu”

“Heh gue tuh kesel banget sama kalian” ucap Aca sambil mengeluarkan kekesalannya.

“Lah kita salah apa deh?” ujar Vira yang membuat Aca semakin gregetan.

“Ih Vir bisa ga sih lo diem dulu?!” teriak Aca membuat teman-teman dikelasnya menatap heran.

‘Aca galak banget’

‘Kenapa dah tuh anak’

‘Anjir si Vira diomelin Aca’

Dan ada banyak lagi bisikan sambil terkekeh melihat Aca kesal.

“Ya yaudah Ca maaf” Vira merasa bersalah kalo sudah kayak gini.

“Nih kalian tuh bikin gue diceramahin karna kemarin pulang malem, dan udah begitu kalian juga ngebiarin gue pulang berdua sama kak Revi” dan respon ketiganya melongo dengan tuturan Aca.

“Lah kan lo juga ga diomelin Ca”

“Bukan itu sih masalahnya, soalnya gue ga enak sama kak Revi hehehe” ucap Aca.

“Yaelah salting kan lo”

“Diem ga lo?!” tunjuk Aca pada Vira yang cengengesan.

“Bilang aja sih Ca hahaha”

“Kalian jangan pada ember apalagi sampe kak Revi tau”

“Iya Ca iya”

Saat guru dikelasnya masuk, teman-teman Aca kembali ketempat duduknya masing-masing dan merhatikan guru didepan tetapi sesekali melirik Aca dan mengedipkan matanya ke Aca sambil menyebutkan nama ‘Revi’ apalagi Finka yang otaknya udah gesrek gitu.

2 jam sudah berlalu sekarang waktunya siswa siswi ke kantin untuk mengisi perut atau sekedar berbincang, bergosip ria bersama teman-temannya.

“Ca ke kantin ga nih?” ujar Chika sambil membereskan bukunya untuk dimasukkan ke dalam tas.

“Kantin lah ya kali engga” jawab Finka.

“Gue ga nanya lo Fin”

“Ayo lah Ca ke kantin ya? Jangan bete terus dong” bujuk Vira yang duduk disebelah Aca.
Aca menghiraukan dan menyibukkan diri dengan HP nya, tiba-tiba seseorang datang ke kelasnya.

“Woi kalian ga ke kantin?” kata orang itu.

“Eh kak Azka, ngapain kalian ke sini?” tanya Chika

“Tadi kebetulan lewat, kalian ga istirahat?” jawab Kevin yang sedari tadi matanya mencuri-curi pandang ke arah Aca yang masi betah dengan handphonenya.

“Nih kak si Aca lagi bete, ini lagi dibujuk supaya kekantin”

“Yuk Ca ke kantin kasian noh temen lo mukanya pada melas” ucap Bintang membuat Aca mengedarkan mata ke teman-temannya yang sudah memasang muka sok melas.

“Emang di kantin ada apa sih?” tanya Aca.

“Dih makan lah Ca, gue laper nih” ujar Finka.

“Tau, lo tega banget Ca liat kita kelaperan” kata Chika sambil dramatis mengelus perutnya.

“Yaudah lah gue kasian liatnya, yuk!!”

“YEAY” saat mereka hendak melangkah keluar dari arah yang berlawanan ada Doni teman kelas Aca, Vira, Finka, dan Chika yang sering disebut Lambe kelas karena Doni sering membawa kabar-kabar terbaru disekolah ini entah itu HOAX atau FAKTA.

“WEH WEH KALIAN TAU GAK SIH ADA MURID BARU CEWE CAKEP LAGI TAPI KELAS 12 ASLI DAH GUE GAK BOHONG” ucapnya saat masuk ke kelas dan memberitahu temannya yang ada didalam kelas.

“Woi Dodut gausah sok tau deh lo” ucap Finka.

“Gue kali ini serius Fin”

“Mane orangnya hah?” ujar Chika yang kepo juga.

“Liat dah sono di luar rame banget gara-gara ngegosipin dia” kata Doni yang ingin membuktikan kalau ucapan dia tidak bohong.

“Kok gue ga tau ya ada anak baru kelas 12?!” ucap Azka yang sedari tadi kebingungan.

“Iya sama gue juga ga tau” sambung Kevin dan Revi.

“Yaudah jadi ga nih ke kantinnya? Gue duduk lagi kalo gitu”

“Dih jadilah Ca, masa ga jadi hehe” kata Vira langsung tarik tangan Aca keluar dan diikuti Finka, Chika, dan kakak kelasnya itu yang akhir-akhir ini selalu bersama mereka.

Setelah sampai di kantin yang sudah penuhi dengan ratusan manusia, dan bisa dibilang seperti pasar. Sudah gerah, laper, dan ngantuk bikin Aca yang sedari tadi memasang muka juteknya.

Berbeda dengan teman-temannya yang tersenyum sambil bercerita hal-hal aneh, mereka mencari meja dan untungnya ada Revi dkk yang sudah duluan menemukan meja.

Aca dkk dan Revi dkk akhirnya satu meja membuat siapa saja yang melihatnya akan menatap iri kepada mereka, Vira dan Chika risih dengan tatapan itu dan membuka suara.

“Kak asli gue ga enak banget diliatin gini” Ucap Vira kepada Bintang a.k.a adiknya.

“Udah biarin aja mereka iri sama kalian” jawab Bintang dengan santai.

“Ga tenang dah kalo makan diliatin” balas Chika.

“Yaudah gue aja deh yang mesen makanan, kalian mau apa?” tawar Kevin.

“Asik dibayarin Kevin” sorak Revi.

“Tumben lo Kev hahaha”

“Udah sih cepet, lama lo” Kevin baik salah apalagi jahat ya. Mereka akhirnya sepakat yang memesan makanan Kevin dan Bintang mencatat pesanan mereka di handphonenya seperti pelayan restoran.

Sorry Joker

“Udah kan ini?” tanya Bintang.

“Udahlah, kasian kalo kebanyakan nanti lo bawanya gimana hahaha” ujar Azka.

“Iya juga, yaudah ini pake uang gue sama Kevin dulu. Gantinya nanti aja oke”

“Makasih pelayan baru” kata Revi membuat mereka yang dimeja itu terkekeh sedangkan yang tersindir hanya melototkan matanya.

“Makasih kak Kevin” ucap Aca sambil menatap Kevin yang membalas dengan senyuman tipisnya.

“Ca kok gue ga ucapin makasih juga?” ujar Bintang sambil memasang muka minta dikasianin.

“HAHHAHA oke makasih juga kak Bintang”

“Udah gece dong laper nih kita” kata Vira.

“Tau lama lo, sono cepet ga pake lama” sambung Azka.

“Bentar dong sabar” akhirnya Kevin dan Bintang menuju stan makanan yang sudah lumayan tidak antri.

Kembalinya mereka sembari membawa nampan yang sudah penuh dengan makanan dan minuman pesanan orang yang ada dimeja itu. Mereka menyambar pesanannya masing-masing karena sudah menahan laper dari tadi tak lupa mengucapkan makasih sekali lagi kepada Kevin dan Bintang.

“Eh btw siapa sih anak barunya? Gue kepo nih” ucap Azka disela makannya.

“Gatau gue juga, temennya Aca gak bohong kan?” tanya Kevin.

“Jangan langsung percaya kak, si Dodut mah suka ngadi-ngadi kalau ngomong” balas Chika.

“Ngada-ngada Chik” peringat Finka.

“Terserah gue dong. Mulut-mulut siapa? Mulut gue kan” ucap Chika tidak mau kalah.

“Udah lanjut makan aja deh” ucap Aca yang sudah muak dengan ke kepoan teman-temannya.

Disaat mereka menikmati makanan masing-masing, seketika kantin menjadi ramai dan mengalihkan pandangannya ke satu perempuan yang baru memasuki kantin dan sekarang sedang berdiri di stan tukang jus.
Aca dkk dan Revi dkk ikut mengalihkan matanya dari makanan menuju arah murid lainnya kecuali Aca yang fokus makan dan sedang mode badmood, jadi dia merasa bodoamat dan tak peduli dengan sekitarnya.

“Oh itu kali ya anak barunya?” tanya Vira.

“Iya kali itu pada ngeliatin dia” jawab Finka.

“Apa cakep nya sih?! Biasa aja tuh” kata Chika yang diangguki Vira dan Finka.

“Cakep sih tapi masih cakepan Lisa Blackpink, ya ga?” pertanyaan yang di lontarkan oleh Azka membuat teman-temannya sedikit kesal. Yaiyalah, Lisa siapa juga yang mau ngalahin.

“Lo parah sih kalo bilang dia lebih cakep dari Lisa BP” ujar Revi.

“Terserah lo dah bang” ucap Bintang sambil menggelengkan palanya dan menepuk bahu Azka.

“Ca liat deh menurut lo gimana?”

“Apaan sih lo, penting banget emang?” balas Aca yang masih betah dengan makanannya.

“Gak penting sih, tapi liat aja deh bentar”

“Gamau” ketus Aca

“Nengok dong nengok Ca ih” paksa Vira sambil menangkup pipi Aca.

“Ck, maksa banget sih” pasrah Aca sambil melirikan matanya kearah cewe yang daritadi digosipin oleh teman-temannya.

Jantung Aca tiba-tiba berhenti seperti kaget dengan apa yang dia liat barusan, cewe itu adalah orang yang sangat ingin ia hindari tapi mengapa harus dipertemukan lagi secepat ini.

Aca menahan air matanya yang ingin menetes, bibirnya sudah kelu untuk berbicara, kepalanya terasa pusing, dan keringat yang terus menetes dipelipis keningnya.

Vira, Finka, Chika dan Revi dkk menatap Aca bingung karena raut wajah yang tadinya badmood, jutek, dan judes itu berubah seketika menjadi pucat pasi seperti orang sakit.

“Ca lo kenapa? Kok muka lo pucet?” tanya Kevin.

“Eng-engg-engga papa kok” jawab Aca sambil menundukkan kepalanya.

“Ca serius lo gapapa?” tanya Vira.

“Engg-gue ke kelas duluan ya” ucap Aca dan langsung beranjak dari tempat duduknya.

“EHH CA TUNGGU KITA BELUM SELESAI MAKANNYA” teriak Chika.

“Yaudah biar gue aja yang ngejar Aca, kalian lanjut makan” kata Revi sambil melangkahkan kakinya keluar kantin.

‘sebenernya Aca kenapa langsung pucet pas liat tuh cewe ya?’
Pertanyaan itu berputar-putar di pikiran Revi.
.
.
.
.
.
Sorry banget aku baru ngetik lagi karena ada urusan lain yang harus aku jalanin.

VOTEMENT NYA YA ⭐
FOLLOW AKUN INI JUGA

THANKYOU SUDAH MAU BACA DAN NUNGGU CERITA INI❤