Greenia? Pasti bewarna hijau. Tentu aku tau fungsinya apa.
Pintu ketiga pun terbuka. Whoosh
"Ok, tinggal sedikit lagi maka aku akan keluar dari rumah ini." Kata Roni. "Mana ada.. masih 4 pintu lagi, Nak!" Tambah Kakek Tori. "Hufft." Jawab Roni singkat.Roni pun melangkahkan kakinya masuk ke pintu keempat. Disitu merupakan pintu masuk ke ruang dapur. BOOM!!! Pintu tertutup. Lampu lampu diruanh itu nyala satu persatu. Disekeliling Roni semuanya dipenuhi oven kotor dengan pisau pisau berserakan diatas ovennya.
"Yang punya tukang motong daging ya? Kok bisa-" Tiba-tiba perkataannya terpotong saat ia melihat sesuatu benda putih melayang dan ada sesuatu menggantung di benda itu. Hal iu tampak berbicara sendiri. Perlahan-lahan Roni mengambil pintu lain yang ada diruang itu. Karena terlalu panik SAP pisau yang tergantung jatuh karen tersenggol Roni.
"Apa itu?" Tanya hal itu. Segera Roni lari ketakutan. "Tunggu! Siapa pun kamu!" Terdengar hal itu mengejarnya. Roni kemudian bersembunyi di balik rak piring yang tinggi. "Semoga dia tidak melihat ku." Bisiknya pada diri sendiri. "Hmmm." Makhluk itu pun hilang. Fiuh syukurlah.. kalau tidak aku mungkin sudah mati dikejar dia.
Diruangan Roni sekarang ada 3 pintu, didepan, dikiri dan dikanannya. Ia mencoba memasuki pintu yang kanan. Dilorong kanan itu terdapat lorong panjang yang berkelok-kelok yang mana didinding lorong itu terdapat banyak coretan tinta bertuliskan
"SELAMAT MENIKMATI" , "SEKARANG KAMU MENYESAL" , dan "JANGAN COBA-COBA". Kalimat- kalimat ditulis berulang kali. Akhirnya Roni sampai di ruangan yang tidak besar dan tidak kecil pula. "Hummm ruangannya d-dingin sekali." Kata Roni sambil menggigil. "Aku bisa mati kedinginan disini."Tampaknya ruangan yang Roni masuki adalah ruang pendingin makanan. Daging-daging tergantung di ruangan itu. "Ini memang konyol. Aku akan mencoba membuka freezer ini." Kata Roni. Di ceknya satu persatu freezer - freezer tersebut tak ada isinya. Tapi ia terkejutnya ia melihat freezer terakhir. Didalamnya ada sebuah batu biru cantik bersinar.
"Apa guna batu ini? Ini bukan Greenia pastinya karena bukan warna hijau." Bingung Roni. "Mungkin ada didalam buku spellter." Dibukanya halaman buku itu perlahan lahan. Belum lagi dia sempat mencari tau, ia mendengar suara nafas berat. Roni menutup mulut dan bukunya dan bersembunyi lagi dibalik freezer. Sambil menahan dingin ia usahakan tidak membuat suara.
"Tadi sepertinya aku dengar sesorang disini." Hal itu kembali lagi mengincar keberadaan Roni. WOOSH ia menghilang lagi. "Aduh.... I-i-itu a-apa ya??" Tanya Roni sambil menggigil. Roni kemudian membaca mantra Penembus dinding itu.
"Penghalang ada dimana-mana
Ada yang tampak, ada yang tak kasat mata
Dinding tebal bisa terbuka
Dengan sekali tembusan saja."
TWING!! "OK, sekarang aku sudah bisa merasakan kalau diriku ini sudah seperti hantu yang tembus-tembus." Roni pun dengan santainya berjalan lurus kedepan tanpa ada halangan didepannya.
Jalan, jalan dan berjalan dia tidak sadar dia telah sampai dimana. Yang dia tau sekarang disekelilingnya ada 4 sel penjara. Didalamnya seperti ada sesuatu. "Hmm apakah itu- HUEKK." Roni mual. Didalam sel sel itu terdapat bangkai yang sudah busuk baunya. Karena tidak sanggup melihat, ia berjalan kearah salah satu sel dan menembusnya. "Aduh kok aku masuk kesini sih? Eh??!!" Pandanganya terpaku pada sebuah kertas di atas mayat itu. Segera dia ambil kertas itu dan keluar dari sel itu. "Ughh aku gak akan kedalam sana lagi. Hmm aku rasa ini mantra barunya." Roni pun melekatkan kertas itu dibuku Spellter. TWING!!! Mantra baru terbuka. "Bagus, sekarang aku akan mencobanya."
"Percepat perpindahan ku dari tempat semula
Ubah posisi ku, ke arah yang nyata
Sekarang aku perintahkan
Buat aku melakukan perpindahan"
WOOSH!!
Roni langsung muncul didepan sebuah lemari makan yang besar. "Eh tunggu. Jangan jangan ini mantra teleportasi. Wow!" Roni kemudian membaca beberapa info mantra itu. "Dengan hanya menyebutkankan kata "Porti" kamu akan berpindah jauh dari musuh. Wow ini keren sekali."
"
Siapa disana...." Terdengar suara bergema halus dari jauh. Roni menelan ludahnya sendiri karea takut. Ia pun membaca mantranya. "Porti".
ZAP
Ia langsung diteleportasikan keluar dari ruangan itu. "Baiklah sekarang waktunya ku mencari kunci ketiga untuk pintu keempat dan batu Greenia itu." Belum lagi selangkah dia berjalan, ada sesuatu menetes dari atas mengenai kepalanya. "K-K-Kok baunya amis? Seperti.."
Memang benar, darah menetes dari atasnya. Roni memberanikan diri melihat ke atas dan-"BOOM!!!"
Roni terburu-buru lari namun makhluk itu menangkapnya dengan cepat dengan menggunakan kekuatan telekinesisnya. "Hahaha ternyata kamu tikus didapur ini? Menjijikan." Kata makhluk itu. "Lepaskan aku! Siapa kamu!" Tanya Roni. "Nama ku adalah Hedar. Aku adalah hantu botak, pucat dan tanpa badan dengan kepala dan jantung ku yang menggantung di bawah kepala ku. Tadi saat kamu tiba-tiba muncul, kamu berapa tepat di bawah ku sehingga ini memudahkan mu untuk-" Belum selesai Hedar berbicara. "PORTI." ZAP, Roni menghilang dari cengkraman telekinesinya. "AHHH KESINI KAU BOCAH!!" Woosh Hedar pun menghilang.
Roni sekarang berada di ruang pembakar makanan. Sekelilingnya penuh oven, microwave, pemanggang dan lainnya. Semua alat itu ada yang nyala tanpa sebab sehingga menyebabkan sekeliling Roni sangat panas. "Lama-lama aku bisa meleleh disini." Kata Roni sambil mengipasi badannya dengan tangan. "Sekarang aku harus hati hati kalau tidak Hedar akan membunuhku. "
Salah satu oven disana berbunyi keras seperti ada sesuatu didalamnya. Seolah olah hal yang ada didalamnya terguncang-guncang. "Duh.. berisik! Nanti Hedar datang lagi." Dibukanya Oven yang masih menyala itu dan kagetnya dia didalamnya ada sebuah batu hijau bersinar. Itulah... Greenia.
Proses penulisan....
KAMU SEDANG MEMBACA
SPENDLUP HOUSE
TerrorRumah tua yang sangat besar ditengah hutan? Buat apa ya disana? Banyak sekali pohon-pohon tak berdaun disekitarnya. Langit yang selalu gelap disekeliling rumah itu. Berkabut menutupi pandangan. Ada suara suara aneh dalam rumah itu. Hallo Roni