CHAPTER 1

43 6 10
                                    


Hujan turun dengan deras,membasahi aspal sepanjang jalan. Jalanan yang sekarang dipenuhi oleh banyak kendaraan. Kendaraan roda dua,roda empat,bahkan roda tiga pun ikut serta berbaris dalam kemacetan. Dan ini lah suasana yang paling tidak disukai oleh orang-orang.

Terkecuali dengan gadis yang kini tengah duduk menatap rintik-rintik hujan dibalik kaca mobil.Gadis itu terlihat sendu,jemarinya bergerak mendekati kaca. Lalu ia menggambar sesuatu, sebuah payung dan rintik-rintik hujan.

Ting!

Gadis itu membuka ponselnya,dan membuka pesan yang baru saja ia terima.

arsel🌵
aya,lo dimana ?

ayara
aya lagi di jalan mau pulang .

arsel🌵
oh,yaudah hati-hati .

Dalam hatinya,aya mendengus kesal.

ayara
iya ar .

read.

"Arsel apa-apaan si ?! Kenapa Arsel gak peka banget ?!" teriak Aya. Supir taksi yang ada dalam mobil itu pun terkejut. "Welahdalah! Sampeyan iki nangapa ? Ngantek teriak-teriak kaya kue?" tanya pak supir. "Abisnya Aya kesel pak sama Arsel!" ucap Aya sambil mengerucutkan bibirnya.

Supir itu terlihat sedang berpikir.

"Arsel ? Cowone sampeyan ?"
"Bukan."
"Wah,inyong ngrti. Mantane sampeyan?"
"Bukan."
"Lah terus sapa? Bojone sampeyan ?"
"Ck,bukan pak!" bentak Aya.

Supir itu terlihat takut,pada gadis itu yang kini terlihat sangat galak. Ia menelan ludahnya,memilih untuk diam daripada dia ditikam singa betina yang sedang mengamuk.

"Arsel itu sahabat Aya dari kecil pak," ucap Aya tiba-tiba,dengan nada bicara yang halus. "Aya kesel sama Arsel karena tadi Arsel deket sama cewek lain." Pak supir memberanikan diri untuk berbicara,karena ia juga merasa iba dengan gadis yang kini terlihat menyedihkan. "Berarti tandane,sampeyan lagi cemburu."

Aya terkejut dengan ucapan supir taksi itu, "Ah gak! Gak mungkin!" bantah Aya. Supir itu membuang nafasnya pelan, "Kalo sampeyan gak cemburu,pasti sampeyan gak bakal jengkel kalo si Arsel deket sama cewek lain." ucap pak supir. "Pak,Aya cuma kesel. Aya gak cemburu!" nada bicara Aya mulai meninggi.

"Lah itu kok sewot ?" ucap pak supir membuat Aya menjadi kikuk. "Aya gak suka,kalo sahabat Aya deket sama orang lain, Aya takut kalo nanti Aya dilupain! Biasanya kalo ada temen baru,temen lama dilupakan. Bukan cemburu!" jelas Aya. Pak supir pun hanya mengangguk-angguk.

"Tapi bisa saja kan kalo sampeyan cemburu? Kan sahabat bisa jadi cinta." ucap pak supir lagi-lagi membuat Aya kikuk. "Gak mungkin! Arsel sama Aya itu sahabat,dan sahabat itu akan selamanya jadi sahabat." tukas Aya.

" Tidak ada persahabatan yang bertahan lama dengan lawan jenis,karena pasti salah satu diantaranya akan menyimpan rasa."

☔☔☔

Disisi lain,seorang laki-laki tengah bermondar mandir di teras rumah. Dengan keadaan basah kuyup,tangan yang menopang dagu,dan wajah yang penuh kekhawatiran. Terlihat jelas jika laki-laki itu kini sedang menunggu seseorang.

"Nekat terobos hujan lagi ?" ucap seorang laki-laki yang keluar dari balik pintu sambil membawa dua gelas teh hangat. "Iya bang,lagian hujannya deres banget kalo ditunggu-tunggu kelamaan." ucapnya sembari menerima teh hangat itu. "Adek gue ngerepotin lo lagi ya?" ucap Aarav kakak Aya.

"Lo kan tau sendiri kalo dari dulu Aya suka ngerepotin. Tapi kan,kita udah janji bakal jagain dia terus." Aarav menepuk pundak laki-laki itu. "Lo emang sahabat rasa sodara dah." Mereka tersenyum dan mengalihkan pandangannya ke arah hujan sambil meminum teh itu lagi.

Di depan rumah,terlihat taksi berhenti. Dan kemudian,turun seorang gadis yang telah ditunggu-tunggu kehadirannya. Gadis itu menerobos derasnya hujan,dan berlari menuju rumah sambil menutupi kepalanya dengan tas kecil miliknya.

Sesampainya di teras rumah,gadis itu langsung dihadang oleh dua laki-laki. Siapa lagi kalau bukan kakak dan sahabatnya. "Aya darimana aja lo?" tanya Arsel. "Kenapa gak pulang bareng sama Arsel lo dek?" tanya Aarav. "Apaan si! Kalian berisik banget tau!" bentak Aya.
"Lagian lo kebiasaan kalo pergi ga pernah bilang." ucap Aarav.

"Apa susahnya si Ay,lo bilang dulu sama gue kalo mau pulang?" timpal Arsel.
"Kasihan Arsel! Liat tuh basah kuyup gegara khawatir sama lo." tambah Aarav lagi. "Kalian tuh cerewet banget ya! Emak emak aja kalah sama kalian!" ucap Aya sambil menunjuk Aarav dan Arsel.

"Lo emg mau Ar,jadi emak emak biar pake daster?" tanya Aarav. "Dih ogah! lo aja sono yang pake BH!" ucap Arsel menatap sinis Aarav. "Hah? Pake BH ? Gue kan gak ada susunya. Yang ada susunya kan," Aarav menggantung ucapannya,kemudian Arsel dan Aarav saling menatap dan mengalihkan pandangannya ke arah Aya secara bersamaan.

Aya kebingungan saat mereka memandanginya. Lalu,tiba-tiba Aya menjerit.

"Aaaaaaaaaa!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PLUVIOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang