Porseni 1 : Judulnya Ga Jelas

28 2 0
                                    

'Caweng', nama panggilan untuk Venus dari gue selain nama 'Pluto'.
'Handar', nama panggilan dari Venus untuk gue.
Kedua nama itu memang ga asing lagi di kalangan pelajar di sekolahan gue, karena kedua nama itu adalah nama orang gila di daerah tempat sekolah gue, haha.
Dan karena nama itu juga yang membuat Gue dengan Venus semakin dekat, hehe. Makasih Caweng dan Handar, berkat nama kalian, obrolan gue dengan Venus semakin nyaman, haha.

                                 ***

Hari ini, 10 Desember 2019, sekolah gue mengadakan porseni (pekan olahraga dan seni) antar kelas. Kegiatan tersebut sudah sering diadakan setiap tahunnya setelah PAS (Penilaian Akhir Semester) selesai dilaksanakan. Kegiatan di dalamnya seperti futsal putra, voli putri, dan pentas seni, namanya juga porseni ya ga jauh jauh dari kegiatan tersebut.

Dan pada saat itu sedang diadakan pertandingan futsal putra, kelas gue belum waktunya main, jadi gue bersama kawan-kawan gue cuma jadi penonton doang, tapi bukan penonton bayaran, haha.

Dan tempat  paling enak untuk  menjadi tempat menonton adalah di depan mushola sekolahan gue, karena suasananya yang bikin hati adem, dan tempat itu juga sudah turun-temurun menjadi basecampnya para pelajar cowok, terutama anak TKR (Teknik Kendaraan Ringan) di sekolahan gue.

Sedangkan para pelajar cewek biasanya menonton di depan koridor kelas, itu pun kalo lagi niat buat nonton, kalo lagi malas ya kantin jadi tempat nongkrongnya mereka, cowok juga sama sih, hehe. Pokoknya kantin adalah tempat ternyaman untuk para pelajar di sekolahan gue, dan pelajar sekolah lain juga kayaknya sama.

Oh iya, gue sengaja ga ngasih tau nama sekolah gue, karena gue ga mau sekolah gue dicap sebagai sekolah yang pelajarnya brengsek-brengek dan sekolahnya para bucin, gue ga suka.

Lama-lama gue bosen juga nonton pertandingan futsal, mendingan gue main smartphone gue, yang pasti buka WhatsApp, entah itu chattingan ataupun cuma lihat story orang doang.

"Zai, sini kaki lo, gue minjem buat jadi bantal!" Kata gue ke Huzaimi.

Sudah wajar lah bagi anak-anak TKR tidur bareng sampai pangku-pangkuan, haha.

Gue langsung tiduran di atas kaki Huzaimi, bodoamat mau dia capek, sakit, gue ga peduli, haha.

Kemudian gue buka WhatsApp gue, dan nama kontak Venus masih di urutan pertama daftar chat gue karena gue sama Venus sudah semakin sering chattingan, hehe.

To : Venus
"Hai Caweng pemakan kutu"
From : Venus
"Hai juga Handar gelo"

Gelo (bahasa Sunda) : gila

To : Venus
"Kamu dimana, Weng?"
From : Venus
"Bumi"
To : Venus
"Dih yang bener tai 😂"
From : Venus
"Bau"
To : Venus
"Ditanya bener jawabnya apaan, ngeselin banget 🤣"
From : Venus
"Ada apa?

Memang gue sama si Venus sudah makin akrab, tapi cuma di chat doang, belum pernah ngobrol tatap muka sama dia, dan sering chattingan, tapi gue sering juga kesal sama sikap dia yang kadang cuek dan sikap dinginnya sering muncul tanpa diundang.
Yang kalo dichat balasnya singkat, ga jauh-jauh dari kata iya, oh, gpp, yaudah, dan sering juga balas chat gue tanpa emot. Katanya, kalo chattingan tanpa emot itu garing banget, dan emang iya benar-benar garing, tapi chattingan sama dia bikin gue nyaman, gue juga ga tau kenapa. Dan kayaknya, gue ga bisa jadiin Venus korban kebuayaan gue, malah kayaknya gue yang jadi korbannya dia karena gue sudah terbawa perasaan, hehe.
Gue sempat mikir, apa dia kayak gitu ke semua cowok?

To : Venus
"Dede gabutttttt bangettt"
From : Venus
"Dede dede, kamu bukan adik aku"
To : Venus
"Ya udah ga papa, kamu jadi teteh aku 🤣"

teteh (bahasa Sunda) : kakak perempuan

From : Venus
"Geleuh banget sih, Xel"

Geleuh (bahasa Sunda) : jijik

Anjir, gue juga ikutan jijik sih nyebut gue dede, haha, tapi itu salah satu trik gue supaya bisa dekat terus sama cewek, termasuk sama Venus, dan bikin gue senyum senyum kayak orang gila, hehe.

"Kenapa Lo, Xel, senyum senyum sendiri." Tanya Huzaimi.
"Biasa lah, Zai."
"Biasa Zai, Axellle kan banyak ceweknya, haha." Saut Romi dengan tawa kecilnya.
"Haha, ya jelas dong, Rom!" Kata gue.
"Lagi chattingan sama siapa lo, Xel?" Tanya Huzaimi sambil merebut smartphone milik gue.
"Dih sini balikin smartphone gue, anjing, ini masih privasi, entar juga lu tau dia siapa."
"Ohh, si ini mah tau gue juga, anak RPL 2 (Rekasa perangkat Lunak), kan? Tapi gue ga tau namanya siapa, cuma tau orangnya doang." Kata Huzaimi.

Dan kemudian, Muklis dengan perkataanya yang kurang jelas di huruf 'R' karena dia cadel, berkata sambil menggoda gue,
"Ciee Axelle, gonta-ganti cewek terus, dasar buaya, fucek boy, haha."
"Diem Lo tai, ke kantin aja yuk, gue laper nih anjir." Jawab gue.
"Ya udah yuk makan di kantin, gue juga laper." Sambung Wildan.
"Lah ikutan aja lo, Tajiri. Belajar ngomong 'R' dulu, kalo udah bisa baru makan, haha." Ledek gue.

Wildan juga sama seperti Muklis, sama-sama cadel, dan sering juga dikatain adik-kakak oleh teman sekelas gue. Dan Tajiri adalah nama panggilan bapaknya Wildan yang gue buat sendiri untuk Wildan, haha, gue emang jahat.

Langsung saja gue dengan kawan-kawan gue otw ke kantin, karena perut sudah mulai menyuarakan keadilan.

                               ***

VENUS : Gadis Manisku Dari BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang