Porseni 3 : Tantangan Sialan

11 2 0
                                    

Ketika gue dan teman sekelas gue sedang duduk santai menikmati pertandingan futsal dari depan mushola, teman sekelas yang dari angota OSIS menghampiri kami,
"Eh, bentar lagi kelas kita tanding nih, lawan kelas 11 TP (Teknik Pengelasan), siap-siap aja dulu." Kata Kemal yang baru datang dari ruang OSIS.

Kemal adalah teman sekelas gue yang dari kelas 10 sampai 11 menjadi anggota OSIS.

"Ya udah yuk, ke ruang ganti dulu, ganti baju," Sambung Bintang mengajak anak-anak yang lain, "Xel, lo juga ikut ke ruang ganti, jadi fotografer, fotoin kita, haha. Terus nanti kalo kelas kita tanding lo duduk di pinggir lapangan, fotoin kita tanding." Sambung bintang.
"Malu lah anjing kalo di pinggir lapangan sendirian mah, kalo ada temennya mah ga papa." Jawab gue.
"Ya sekelas ke pinggir lapangan semua, dukung kelas kita, sekalian ajak Fariq, ya ga Riq?" Sambung Bintang sembari menaik turunkan kedua alisnya tanda merayu.
"Ya udah iya, Tang. Lagian gue juga ga ikut main." Jawab Fariq.
"Yuh, ah, ke ruang ganti!" Ajak Bintang, "Romi mana Romi?" Tanya bintang mencari Romi.
"Ada apa, Tang?" Tanya Romi kemudian.
"Kasih uang kas ke Fariq buat beli air minum." Jawab Bintang.
"Siap, Tang." Jawab Romi kemudian memberi uang 20 ribu ke Fariq untuk membeli air minum.
"Oke. Nanti jangan lupa kalo kelas kita tanding, kalian ke pinggir lapangan semua, dukung kelas kita!" Titah Bintang. "Lo nanti ke pinggir lapangan juga Riq." Sambung Bintang.
"Iya, Tang." Jawab Fariq.
"Yuk, men, ke ruang ganti. Xel, lo ikut ke ruang ganti." Kata Bintang.

Kemudia gue dan tim futsal kelas gue berangkat menuju ruang ganti.

                              ***

Setengah perjalan menuju ke ruang ganti, terlihat Venus dan teman-temannya sedang berdiri menonton pertandingan futsal di depan ruang OSIS.
Sedangkan ruang ganti melewati ruang OSIS, dan sudah pasti gue juga harus melewati Venus, ini jadi tantangan buat gue, mati gue.

Perlahan kita menuju ke ruang ganti dan akan melewati ruang OSIS.

Tapi gue harus tetap bersikap biasa, gue harus tahan rasa malu gue ketika melewati Venus.

Dan tepat gue melewati Venus yang sedang berdiri di depan ruang OSIS, hati gue deg-degan, ingin menyapa tapi keberanian gue kalah sama rasa malu gue.

Dan untung saja, Venus tidak menyapa gue sama sekali. Tetap melihat lurus ke depan menonton pertandingan futsal, entah memang ga tau ada gue lewat atau sengaja ga menyapa gue karena dia malu, yang penting gue aman. Kalo saja Venus menyapa gue, sudah pasti teman-teman gue bakal bilang cie-cie, haha.

Kaki gue masih melangkah sembari kadang melihat ke belakang, dan jarak antara gue dengan Venus semakin jauh, lama-lama Venus tidak terlihat karena tertutup siswa lain yang sedang menonton di koridor kelas.

                               ***

Dan sampai juga kita di ruang ganti.

"Langsung ganti baju, ganti sepatu, ga pake lama!" Titah Bintang ke tim futsalnya.

Sedangkan gue hanya diam melamun memikirkan Venus sembari menunggu mereka kelar ganti baju.

Sampai-sampai Imam, teman sekelas gue yang ikut tim futsal heran melihat gue terus terdiam,
"Lo kenapa, Xel? Kesambet? Diem mulu dari tadi."
"Ahh, gue ga papa, Mam." Jawab gue.
"Mikirin cewek, Xel? Haha." Sambung Sahrul mencairkan suasana.
"Haha, tau aja lu tai." Jawab gue.
"Cewek terus yang dipikirin, haha." Sambung Sahrul.

Dan setelah beberapa menit, kelar juga mereka ganti baju.

"Xel, fotoin kita. Lo kan anak multimedia-nya TKRO, haha." Kata Bintang.
"Mana kameranya?"
"Pake HP-nya Imam aja yang baru, haha."
"Yaudah mana Mam HP lo?"
"Di tas gue." Jawab Imam.

Kemudian kita berfoto untuk dijadikan kenangan ketika sudah lulus nanti.

"Nanti mah pas tanding, lo motoinnya pake HP-nya Muklis aja, Xel." Kata Bintang.
"Oke." Jawab gue.
"Yuk ke pinggir lapangan, siap-siap." Sambung Bintang.
"Gue duluan ya, nyamperin anak-anak." Kata gue kemudian pergi meninggalkan mereka.

Dan tantangan yang sama kembali terjadi untuk kedua kalinya, gue harus melewati Venus dan teman-temannya yang masih berdiri di depan ruang OSIS, sialan.

Jantung gue mendadak deg-degan ketika melewati Venus, apalagi ketika Venus melirik ke arah gue. Sialan, ga biasanya gue kayak gini ke cewek, lemah banget mental gue.

                              ***

VENUS : Gadis Manisku Dari BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang