Porseni 2 : Kantin Pertemuan

29 2 0
                                    

"Bu, nasi kuning 2, nasi lengko 3, di piring semua." Ucap Romi memesan nasi ke ibu kantin.
"Duduk di sana aja tuh yang kursi dan mejanya kosong." Sambung Huzaimi sembari menunjuk kursi dan meja yang masih kosong.
"Di mana aja yang penting makan." Sambung Wildan.

Sambil menunggu pesanan datang, Huzaimi memulai pembicaraan.

"Udah berapa bulan lo deket sama Venus, Xel?" Tanya Huzaimi.
"Baru aja semingguan, ga deket sih, cuma chattingan doang, itu ge jarang." Jawab gue.
"Lah bisanya? Biasanya baru semingguan lo udah bisa jadian sama cewek, kenapa sekarang ga bisa?" Tanya Huzaimi heran.
"Gue juga ga tau, Zai. Susah deketin si Venus, cuek banget orangnya, apalagi pas awal gue chat dia."

Wildan tertawa setelah mendengar ucapan gue tadi,
"Haha, lo mah jelek sih, Xel."
"Diem lo, tai. Daripada lo!"
"Gue kenapa?" Tanya Wildan sembari menempelkan kedua alisnya.
"Lo punya pacar, tapi orang Kalimantan, sedangkan lo orang Indramayu, udah mah kenalan di Facebook terus nembaknya di Facebook, haha."

Huzaimi, Romi, dan muklis terbahak-bahak setelah mendengar ucapan gue tadi.

"Haha, tai banget sih, lo, Dan. Punya pacar jauh banget, udah mah dapet dari Facebook." Sambung Muklis.

Suara tawa semakin menggelegar setelah Muklis meledek Wildan. Apalagi Huzaimi, setiap tertawa kayak orang ga punya masalah, tawanya ga berhenti-henti.

"Jang, ieu sanguna, nginumna cai naon?" Ucap ibu kantin sembari memberikan nasi yang kami pesan.

Jang, ieu sanguna, nginumna cai naon? (bahasa Sunda) : Nak (laki-laki), ini nasinya, minumnya air apa?

Tawa kami berhenti setelah ibu kantin memberikan pesanan kami.

"Es tea jus 5." Jawab Romi singkat.

Kemudian es sudah kami pesan pun datang.

"Udah ah, jangan becanda dulu, gue laper, mau makan." Kata gue dan kemudian melanjutkan makan.

Kemudian datang segerombolan cewek-cewek dari arah kelas ke kantin tempat kami makan.

"Eh, Xel, itu Venus bukan, sih? Kayanya dia sama temen-temennya mau ke sini." Ucap Huzaimi sembari menunjuk jarinya ke arah Venus.
"Dih iya anjir, itu Venus. Ngapain sih dia ke sini? Gue lagi makan lagi, sialan!" Jawab gue panik.
"Ya dia mau makan lah, atau jajan, kan ini kantin sekolah, semua siswa boleh ke sini." Sambung Wildan.
"Diem lo, Tajiri! Gue gerogi kalo ketemu sama cewek yang sekarang lagi gue deketin."
"Gue panggil aja ah orangnya." Jawab Wildan.
"Kalo lo panggil dia, sendok yang sekarang ada di tangan gue bakal pindaha ke mulut lo!" Gertak gue.
"Anjirrrr, galak amat."
"Makanya diem, nyet!" Ucap gue sembari melotot ke arah Wildan. Padahal gue ga bisa melotot dan kalo melotot ga mdlihatan melototnya karena mata gue sipit.
"Udah! Jangan ribut, lanjutin makanya." Kata Muklis.

Sumpah! Gue salting banget melihat Venus dan temannya masuk ke kantin tempat gue makan. Padahal, sebelum gue deketin Venus, kalo papasan di jalan merasa biasa aja, tapi sekarang benar-benar wow gitu. Lebay banget sih gue, haha.

Sambil makan, gue juga curi curi pandang melihat wajah Venus. Ketika dia memandang balik ke gue, gue langsung buang muka, malu banget kalo pandan-pandangan sama cewek, apalagi sama cewek yang baru gue deketin, hehe.

Cepat-cepat gue habisin nasi gue supaya gue cepat bayar dan keluar dari kantin, ga sanggup kalo lama-lama ada di dekat Venus, mental gue mendadak jadi tempe, lemah, hehe.

"Nasi 5 sama es 5 berapa, Bu?" Tanya Romi ke ibu kantin.
"Nasi 5 Jeung es-na 5 jadi 25 ribu." Jawab ibu kantin.
"Nih, Bu, uangnya." Sambung Romi sambil menyodorkan uang yang sudah kami kumpulin buat bayar nasi dan es.

"Udah yuk ke mushola lagi aja, adem di sana." Ajak gue.
"Ngomong aja kalo lo salting kalo lagi deket sama Venus, Xel." Kata Huzaimi dengan senyum tipisnya.
"Ngomongnya jangan keras-keras bego! Nanti Venus denger, gue malu." Celetuk gue sembari menepuk bahu Huzaimi.
"Eh iya, sorry, Xel, hehe." Ucap Huzaimi.
"Yuk, ah, ke mushola." Ajak Muklis.

Kemudian kami pun beranjak pergi meninggalkan kantin.
Sedangkan Venus dan teman-temannya masih duduk di kantin.

Dalam hati gue bahagia banget bisa mandang wajah Venus, tapi kalo lama-lama di kantin juga bisa bikin gue salting ga jelas, mending cabut dari kantin.

                                 ***

VENUS : Gadis Manisku Dari BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang