Part 1

109 7 11
                                    

Kelainan pada wajah manusia ini hanya menjangkiti 20 persen dari total populasi manusia di dunia dan Reno adalah salah satu dari 20 persen itu. Namun yang membuat dia tak puas dengan informasi itu dia tak menemukan berapa banyak populasi manusia yang hanya memiliki satu lesung pipit pada salah satu sisi pipinya. Reno hanya memiliki satu di sebelah kanan, sedangkan Kirsten Dunst di sebelah kiri. Lalu ia cepat – cepat mencari deretan nama selebriti dengan lesung pipit di pipinya. Dari sekian banyak nama aktris Barat yang muncul di internet hanya Drew Barrymore dan Cameroon Diaz yang ia kenali dari Charlie's Angel. Namun tidak ada satupun dari mereka yang memiliki lesung pipit sebelah, kecuali Kirsten Dunst. Begitu pula dengan para aktor, Reno tak menemukan yang berlesung pipit tunggal. Tak puas dengan selebriti Hollywood, ia mulai mengais informasi dari tanah air. Hasilnya nihil, dia masih belum menemukan satu pun public figure dari negerinya sendiri dengan satu kelainan wajah. Semua manusia kondang yang Reno temukan rata – rata memiliki sepasang lesung pipit, bukan sebuah lesung pipit. Bahkan dalam lingkungan kehidupan Reno pun tak juga ia temukan seorang yang dicarinya. Lantas, bagaimana bisa ada manusia yang hanya memiliki satu lesung pipit?

Informasi dunia maya tak juga melegakan dahaga keingintahuannya, lalu Reno lemparkan pertanyaan itu pada makhluk dunia nyata.

"Ayah, kenapa aku hanya memiliki satu lesung pipit? Kenapa tidak seperti orang lain yang biasanya punya dua?" tanya Reno sambil mengerutkan dahi.

"Lesung pipit kamu itu sebenarnya ada dua, satu di pipi kanan, tapi yang satu lagi pindah di tengah pantat. Hahaha," jawab ayahnya sambil tertawa geli mendengar candaanya sendiri. Lantas dia melanjutkan, "Tidak banyak orang memiliki sepasang lesung pipit. Sepasang saja tidak banyak, apalagi hanya satu. Itu berarti kamu termasuk orang yang istimewa."

Ayah menjelaskan, dalam lingkup keluarga besar Reno, yang memiliki lesung pipit dapat dihitung hanya dengan jari – jari dari satu tangan. Dan mereka 'hanya' memiliki sepasang lesung pipit. Terlepas dari keistimewaannya, lesung pipit ini adalah sebuah kelainan fisik. Wujud nyata dari ketidaksempurnaan manusia. Sebuah kecacatan yang menawan. Suatu ketidaksempurnaan yang didambakan. Ironisnya, kebanyakan manusia berlomba – lomba untuk mencari dan menjadi sempurna. Padahal sesuatu yang mereka tuju adalah hal yang tidak sepenuhnya sempurna. Tapi yang menjadi pertanyaan dalam benak seorang anak berusia 16 tahun itu adalah: 'apa itu sempurna?'

Penjelasan ayahnya yang berbelit tak juga membuat Reno puas hingga ia duduk di bangku kuliah. Reno bertemu dengan seorang gadis yang memiliki lesung pipit namun tidak pada pipi, melainkan lesung itu berada tepat di tengah dagu dan terlihat seperti terbelah seolah dagu itu tak lagi satu. Lesung dagu? Tapi lebih tepat jika dinamakan 'belahan dagu'. Ia geli sendiri dengan sebutan itu.

Pertanyaan serupa dengan yang pernah Reno layangkan ke ayahnya pun ia ulangi dihadapan Sani. Gadis itu juga tak bisa memuaskan benak Reno yang masih diselimuti rasa penasaran yang tinggi.

"Mungkin saja jodohku besok adalah seorang pria dengan lesung pipit di jidatnya", ujar gadis berlesung dagu itu sekenanya.

Kalimat konyol yang meluncur dari mulut Sani mungkin hanyalah banyolan belaka, namun ternyata malah membuat Reno menerka – nerka. Barangkali yang diucapkan Sani ada benarnya. Tuhan memang menciptakan manusia untuk saling berpasangan. Jika setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, maka pasangannya lah yang akan mengisi kekurangannya. Begitu pula sebaliknya. Layaknya hitam dengan putih. Laki – laki dengan perempuan. Lesung pipit kanan dengan lesung pipit kiri. Pikirnya mungkin itulah yang disebut sempurna. Mulai hari itu Reno memutuskan untuk mencari gadis yang 'hanya' memiliki lesung pipit kiri dan tentu saja, Kirsten Dunst mustahil ia masukan ke dalam daftar pencarian orang.

As Time Goes By [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang