Itu yg masih bilang pendek, sini aku suruh ngetik buat lanjutin ceritaku, yukk. Gak bnyak kok, cuman 1500 words aja, atau masih kependekan, kalian bisa tulisin smpe 2000 words atau bahkan lebih.
Maaf, ya. Tapi otakku pnya limit. Dan aku udh prnah bilang gk sih klo aku itu anaknya moodyan bgt??? Jdi, be careful aja lah pkoknya.
Dan untuk choibeomgyuuu terima kasih, karena komentarmu slalu buat humorku jatuh dan ketawa mulu akunya 😂😂😂. Nambah mood klo baca komentar kmu. Dan jngan salah ya, aku juga sneng baca komentar kalian yg lain. Ya seenggaknya, bisa buat aku berpikir dua kali buat gk hiatus dan update cepat hihihi.
.
.
.
.
.Perasaan bahagia itu kini tengah menyelimuti Rose. Setelah menatap pada mobil Jimin yang telah berlalu begitu saja. Benar-benar tak menyangka jika pria itu akan mengantarnya pulang ke rumah setelah seharian ini mereka banyak menghabiskan waktu bersama.
Gadis itu menghela napasnya. Bahkan senyumannya lebar sebelumnya telah berganti, mengingat kembali ucapan Jimin yang memintanya untuk tak menjauh darinya saat ini.
Jika sudah terlanjur cinta, Rose itu benar-benar menjadi orang yang bodoh. Sudah tahu jika ia pernah disakiti oleh Jimin, tapi dirinya tetap saja menuruti kemauan pria itu tanpa memikirkan penyebab mengapa Jimin kembali padanya.
Sudahlah, untuk masalah itu, Rose pikirkan kembali. Entahlah apa memang Jimin melakukannya karena mempunyai perasaan yang sama padanya, atau memang ada hal lain yang belum ia ketahui.
Kerutan di keningnya terbentuk begitu saja, menatap pada sebuah mobil yang terparkir di depan rumahnya. Terasa tak asing karena Rose memang sesekali akan pulang dengan mobil itu karena si pemiliknya yang selalu mengantarkannya untuk pulang.
Dan benar saja apa yang ia pikirkan, ketika pintu rumahnya terbuka, Rose bisa melihat sosok yang ia pikirkan. Namun bukan itu yang menjadi kebingungannya, melainkan sosok gadis lain yang berada di dekat pemuda itu dan juga Ibunya.
Langkahnya yang mendekat mengundang perhatian ketiganya saat itu untuk menatap pada Rose dan menghentikan pembicaraan mereka. Melihat bagaimana wajah bingung Rose saja sudah membuat mereka yakin jika mereka harus mengatakan sesuatu pada gadis itu.
"E-Eomma, ada apa ini?"
Namun sang Ibu tak mengatakan apapun, hanya tersenyum sembari mengelus sayang surai putrinya.
"Mungkin Jungkook saja yang akan menceritakannya padamu."
Dan begitu saja, Ibunya lebih memilih untuk masuk ke dalam, meninggalkan ketiganya di sana. Sementara pandangan Rose beralih pada Lisa di sana, seolah meminta jawaban mengapa sahabatnya itu berada di sini dan bahkan bersama dengan Jungkook.
Namun sama seperti Ibunya, Lisa tak mengatakan apapun. Malah gadis itu melirik ke arah Jungkook, dan membuat Rose juga mengalihkan pandangannya pada pemuda itu.
Jungkook menghela napasnya. "Aku datang kemari untuk membicarakan sesuatu pada ibumu."
"Apa maksudmu?"
"Aku ingin membatalkan perjodohan kita."
Tentu saja, hal itu membuat Rose terkejut. Apalagi melihat reaksi Ibunya tadi yang terlihat biasa saja dan tak memarahinya sama sekali.
"T-Tapi, kenapa?"
Walaupun Rose tak menyukai Jungkook, atau menginginkan sekali jika suatu hari nanti ada keajaiban dimana perjodohan keduanya akan batal karena Jungkook yang membatalkannya, tapi hal ini tetap saja menjadi kebingungan sendiri baginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lil' Touch
Fiksi Penggemar[18+] ✔ Tidakkah kau tahu? Bahwa dirimu begitu menginginkanku? Jadi cepatlah kemari. Dan berikan aku sedikit sentuhanmu. ----- ©A BTS's Jimin & BLACKPINK's Rosé Fanfiction ©iamdhilaaa, 2019