Minggu, 8 PM.
"Kali ini, kita akan ke mana, Nona Gyeonim?" Tanya Hyunjin lalu menyalakan pemantik dan mendekatkan apinya pada sebatang rokok yang ia jepit menggunakan bibirnya. Ia memperlambat langkahnya yang lebar itu guna menyamai Yujin yang hendak menyusuri jalan malam ini. Bermain basket di malam hari memang menyenangkan. Apalagi, Yujin melatih diri dengan orang yang tepat. Meski tak begitu kekar, Hyunjin adalah ketua basket putra yang juga ditunjuk baru-baru ini oleh pelatih.
"Kupikir, ... makan di kedai favoritku? Bagaimana?" ajak Yujin yang mulai mempercepat langkahnya. Antara dirinya yang kasihan, atau kaki-kaki panjang Hyunjin yang kasihan.
Hyunjin memegang batang rokoknya. "Kalau begitu, let's go!"
Yujin mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan berhenti di sebuah meja. Jeno yang tengah tertawa dengan Yuna. Tentu saja. Tak berselang lama, ia mengalihkan tatapannya pada pelayan yang membawakan pesanannya dan Hyunjin.
Beberapa suapan telah berhasil mendarat mulus ... sampai Hyunjin mulai menyadari sesuatu. "Hei, bukankah itu Jeno?"
Yujin mengangguk tanpa mengalihkan tatapannya dari mangkuk.
"Tak kusang--ka dia cepat--juga. Apa kau--tak ingin menyapanya?" Entah itu suara akan kekaguman atau sebuah pertanyaan, Yujin tak tahu. Mulut pria itu penuh dengan Tteok. Sungguh ia ingin menendang tulang kering pria itu jika dirinya adalah seorang yang tak tahu terima kasih.
"Tidak."
"Ke--na--pa?" Tanya Hyunjin lagi.
"Hanya ... ehm, lebih baik tidak usah. Biarkan dia menikmati waktu dengan gadis pujaannya."
"Baiklah," sahut Hyunjin sembari meraih sedotan di gelasnya.
"Aku? Iya, aku dekat dengannya. Lantas itu bukan berarti kami berpacaran, 'kan?"
"Benarkah?"
"Iya, jangan mudah terpengaruh oleh rumor di luaran sana, mengerti?" Jawab Jeno lalu mengacak gemas rambut gadis di hadapannya. Selepas itu, matanya mendapati Yujin yang keluar dari kedai ini bersama dengan ... Hyunjin?
KAMU SEDANG MEMBACA
Alright
FanfictionKehidupan Yujin yang dipenuhi masalah. Mulai dari kurangnya perhatian sang kakak, cinta yang tak berbalas, sampai kejadian fatal yang membuatnya terpuruk.