Menjadi dewasa adalah waktu yang tepat untuk membalas air matanya
Seberapa banyak yang sudah mengalir dipipinya, itu belum ada tandingannya sampai saat iniKadang aku suka lupa bahwa aku telah jauh
Sampai aku pun lupa bahwa kau sudah rindu
Aku pun rindu saat pertama kali kah mengantarku sekolahDengan tas sekolahku di pundakmu
Kamu pun berbisik
Jadi anak yang pinter ya nak Bunda bangga sama kamuLalu kau menatap aku yang berlari ke kelas baru ku
Dari jauh aku bisa merasakan nafasmu
Selalu terselip doa di setiap helanyaHela nafasnya yang semakin renta
Aku takut kau tidak bisa melihat ku dihari pernikahan ku nanti
Aku takut buah hatiku nanti hanya bisa melihat fotomu sajaApa yang harus aku katakan jika nanti dia bertanya
Bun Yah, nenek dulu cantik ya ?
Aku ingin dia merasakan dekapanmu
Seperti yang dulu aku dapatkanAku semakin dewasa dan kau pun semakin tua
Akan sangat merugi bila aku tidak bisa membahagiakan mu
Aku pun ingin merawatmu di sisa umurmu iniAku selalu berharap masa kecilku terulang lagi
Rambut yang mulai memutih perlahan menghabiskan waktumu
Semoga saja tangan ini bisa membuatmu selalu tersenyum banggaTangan ini yang akan menurutmu di hari tua
Dan tangan ini juga yang akan membawa mu di tempat terakhirmu nanti
Aku mencintai mu dengan seluruh kehormatan ku
-Khoirul Triann
Ig :@khoirultriann
KAMU SEDANG MEMBACA
Podcast {HIATUS}
Dla nastolatkówHanya beberapa bait sajak yang tak bisa diutarakan melalui lisan namun hanya sebatas tulisan.