Dua Asa

11 4 0
                                    

Dua adalah segalanya bagi seseorang,Terutama bagi yang sedang Mencinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua adalah segalanya bagi seseorang,
Terutama bagi yang sedang
Mencinta.
Karena kata cinta tak bisa sempurna,
Jika hanya satu.

Karena kata cinta tak bisa sempurna,Jika hanya satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menyelonjorkan kaki setiba di kos-an. Masih tak habis pikir dengan kejadian yang baru saja melanda. Pria tadi, harus bagaimana bila aku bertemu lagi dengannya? Mengucap terima kasih karena menyudahi hukuman yang membuatku tampak konyol itu atau harus jengkel karena ucapan pertamanya yang jelas terasa merendahkan. Dan apa pula maksud kata-kata terakhirnya tadi.

Kamar ini terbilang sempit, tapi aku yakin pilihanku ini benar walau tak sesuai keinginan Papa yang menginginkan kos-an yang lebih layak. Tak apa, akan kujadikan ajang untuk melatih kedewasaan diri.

Besok masih ada acara ospek sialan itu lagi. Aku harus mempersiapkan segalanya dengan benar kali ini. Kulihat buku catatan mini berwarna merah muda yang selalu kubawa kemanapun aku pergi, menengok barang apa saja yang dibutuhkan untuk mendandani diri besok.

Sepatu merah, tas merah, dan topi merah. Darimana aku bisa mendapatkan yang beginian?

Aku meraih ponsel yang kini sudah waras kembali. Membuka aplikasi belanja online untuk mencari barang-barang itu dengan harga miring. Ada beberapa pelapak yang menjualnya dan berlokasikan di kota ini juga, setelah memastikan kupon-kupon diskon yang tersedia berhasil kugunakan, tanpa ragu aku memesannya.

Sore itu berlanjut damai. Aku yakin Bi Ema selaku penjaga kos-an ini akan menerimanya dan menaruhnya depan pintu. Setidaknya aku punya waktu mengistirahatkan diri sekarang, setelah menghadapi pagi yang benar-benar menguras energi tadi.

Jam weker. Itulah hal pertama yang Mama paksa agar aku membawanya saat kami sedang mengemas barang. Kebiasaan tidur tanpa peduli waktu-ku memang tergolong parah. Aku bisa tidur seharian bilamana tak ada yang mengusik, walau dengan menyesal harus kukatakan bahwa tidur seharian penuh tidak menghilangkan pegal sama sekali, justru menambahinya.

Dan saat ini nasihat Mama untuk membawanya ternyata manjur. Aku sudah menyetel alarm agar membangunkanku pukul sembilan malam. Untuk memastikan tak ada satupun yang terlewat untuk acara besok.

Sepahit ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang