"Om kita pulang dulu iya udah malem juga," pamit Laras lalu menyalami tangan Pratama.
"Iya om Lye juga pamit pulang dulu," salamnya seperti yang dilakukan Laras tadi.
"Bry pulang dulu om," ucapnya juga menyalaminya.
"Keza pamit pulang om," ujarnya kemudian menyalaminya.
"Firza juga om," katanya juga menyalaminya.
"Iya hati-hati, ouh iya Bry ibumu juga mau pulang sekalian aja lagian bang Galih ga pulang karena mau jagain Sinta."
"Iya, Bry emang mau jenguk Tante dulu,"
Diangguki oleh Pratama lalu keempat sahabatnya ikut menjenguk Bu Sinta mamanya Seva.
"Lye maaf banget gue ga bisa nganter Lo pulang gue mau jemput bokap gue di kantor," tutur Keza.
"Lo sama Bryan aja Lye," perintah Firza.
"Gue gimana Ke," sesal Laras bingung.
"Lo kan searah ma gue Firza juga jadi gue bisa ngenterin Lo, tapi gue jemput bokap gue dulu," papar keza.
"Gue naik taksi ajalah," seru Lye Karena dirinya bingung.
"Gue anter," sergah Bryan singkat.
"Nah bener Lye Lo dianterin Bryan aja lagian ada ibunya Bryan jadi ga bakal ada kejadian tikus ma kucing berantem," ledek Firza tertawa renyah.
"Mana ada gue mirip kucing ma tikus," kesal Lye dengan wajah jutek.
Diperjalanan ke ruang Bu Sinta mereka saling meledek dengan tawanya masing-masing.
Sebenarnya belum terlalu malam karena baru jam tujuh, namun mereka belum sempat pulang ke rumah jadi mereka akan datang lagi ke RS besok kebetulan besok libur sehingga mereka bisa lebih lama menjenguk sahabatnya itu.
Kita nungguin di luar aja Bry rame banget di dalem
"Assalamu'alaikum," salam Bryan membuka pintu.
"Wa'alaikumsalam," jawab semua orang yang ada diruangan tersebut.
"Gimana keadaan Tante Sinta Bu," tanya brian.
"Tante Sinta hilang ingatannya," jawab Widi ibu Bryan.
"Kok bisa," heran Bryan.
"Tadi kepalanya kebentur meja," jelas ayah Bryan Galih.
"Ouh iya ma Bry mau anterin Lye pulang mama mau sekalian aja apa nanti Bry jemput kesini lagi," tawar Bryan pada ibunya.
"Lye? Lye pacar kamu Bry," bingung Widi
"Hah Bukan Bu, Lye itu temen Bryan." ucapnya memberitahu.
"Iya udah sekalian aja dari pada kamu kesini lagi kan jauh," pinta Widi.
"Ok pa Bry pulang dulu," pamitnya. "Om Tante Bry pamit dulu iya," tambah Bry.
Mobil Bry malaju di kemacetan ibu kota Jakarta, sudah menjadi kebiasaan untuk Bryan namun tidak untuk ibunya dan Lye.
Alunan lagu diputar oleh pemilik mobil tersebut,
Menatap indahnya senyuman di wajahmu
Membuatku terdiam dan terpaku
Mengerti akan hadirnya cinta terindah
Saat kau peluk mesra tubuhkuBanyak kata
Yang tak mampu kuungkapkan
Kepada dirimuAku ingin engkau selalu
Hadir dan temani aku
Di setiap langkah yang meyakiniku
Kau tercipta untukku
Sepanjang hidupku

KAMU SEDANG MEMBACA
Intimate
Teen FictionSeva grellye cewek polos yang selamanya akan menjadi musuh dari salah satu sahabatnya. Pendiam itu sifatnya dan mengalah suatu hal kewajiban baginya, sakit itulah yang selalu ia rasakan. "Akan ada saatnya kita mengalah, menangis, kecewa, dan hanya a...