Five

7 3 0
                                    

Terlihat dokter keluar dari ruang ICU, semuanya berdiri dan mengaharapkan kondisi Seva membaik namun Tuhan berkata lain.

"Gimana Dok keadaan anak saya?" Tanya Pratama kilat.

"Maaf Pak anak bapak sudah tiada," jawab Dokter. "Kami sudah melakukan yang terbaik untuk anak bapak," tambahnya.

Pratama menangis menjerit dalam hatinya tidak menyangka anak satu-satunya itu meninggalkannya secepat ini.

Terkejut dan menangis, semua itu seperti mimpi atas meninggalnya Seva, sedih juga kecewa yang dirasakan saat ini.

"Ga ga mungkin Seva pergi secepat ini," tangis Keza frustasi yang mengacak-acak rambutnya.

"Sabar Ke kita harus ikhlas," lirih Bryan yang kini mengeluarkan air matanya.

Lye yang tidak bisa menampung air matanya, membayangkan dirinya akan kebaikan Seva selama hidupnya kini dia terjatuh tidak sadarkan diri.

Brukk.

"Lye.. Lye.." Panggil Bryan, lalu mengangkatnya ke kursi.

Meski Lye selalu meledeknya namun Bryan tetap peduli dengannya bagaimanapun juga ia sudah mengenalnya sejak kecil.

“Loh Lye kenapa,” ujar Laras yang baru sampai.

“Seva meninggal Ra,” isak Keza memberitahu.

“ga mungkin,” sesal Laras. “om, Seva masih hidupkan,” tambah Laras kepada Pratama.
Pratama hanya mengeleng-gelengkan kepalanya dengan tangis yang semakin pecah.

Laras kini fokus pada sahabatnya yang pingsan tersebut meski air matanya tidak bisa di bendung lagi, mencoba membangunkan Lye namun yang di bangunkan tetap tak sadarkan diri.

Semuanya menenangkan pikirannya masing-masing namun berbeda dengan Keza yang selalu menatap Seva dari balik pintu kaca. Menatap dalam mengharapkan kuatnya seva dalam menghadapi semua masalah yang selalau ada dalam hidupnya.

Tetesan air matanya yang keluar membasahi baju yang dikenakan, ia tetap setia memandang seorang  yang tak bernyawa lagi. Keyakinannya bahwa Seva masih hidup namun itu kemungkinan yang tidak pasti suara hatinya yang tetap mengatakan akan ada kebahagiannya dengan Seva bertolak belakang dengan keadaan sekarang.

“ke..gue tahu lo suka sama Seva, gue harap Lo bisa ikhlasin semua ini.” Lirih Firza yng juga sedih akan meninggalnya Seva.

“tapi gue yakin Seva masih hidup Za,” tangis Keza semakin pecah.

“semoga begitu Ke,” sahut Firza.

Firza kemabali duduk namun dirinya memiliki perasaan yang sama bahwa Seva masih hidup, tapi apalah daya yang bisa dilakukannya dia hanya berdoa bahwa seva baik-baik saja.

“za gue, gue liat dengan mata kepala gue Seva Za Seva,” kata Keza gugup tapi bingung. “tangannnya bergerak Fir,” tambahnya memberitahu.

“Lo maggil gue yang fix dong Fie apa Za nyeselin Lo, btw tadi tangan siapa yang bergerak,” sersah Firza.

"Seva Za gue liat dia tangannya bergerak," jelasnya.

"Ah masa sih," Firza bangkit dari duduknya.

Disisi lain Pratama pergi menyusul ke ruang istrinya dirawat.

Langit sore yang kini menjadi gelap, terlihat bintang yang menyinari gelapnya malam.

Pandangan Laras tertuju pada ponselnya Lye terlihat nama 'papi' menelponnya, diambillah ponsel tersebut namun dimatikan oleh papinya Lye.

My dad
Lye Masih di RS jenguk Seva Pi, Papi ga usah khawatir Lye baik-baik aja kok.
17.21

My girl
Iya nanti pulangnya jangan malam-malam
Jangan lupa makan juga
17.22
Read

Untuk pertama kalinya Laras berbohong dengan ayah dari sahabatnya, tapi mau gimana lagi dia takut ayah Lye khawatir.

...

“Se...va...” panggil Sinta.

“Seva baik-baik aja kok,” jawab Widi menenangkan padahal dirinya tidak tahu keadaannya sekarang.

“Wid tolong bantu Aku ketemu Seva,” pinta Sinta meminta tolong.

“Sin Seva gapapa kamu istirahat dulu kakak ga mau kamu sakit lagi,” tolak Galih halus.

Penyakit Sinta kambuh akibat dari pingsannya tadi, namun dirinya tetap kekeh untuk bertemu anaknya. Tiba-tiba

Brukk

Sinta terjatuh dan pingsan lagi kepala nya membentur meja dan dahinya berdarah.

“Sinta...cepat panggil dokter,” suruh Galih kepada Widi.

Dokter beserta perawatnya segera menangani sinta selama beberapa jam, lamanya menunggu akhirnya dokter keluar juga.

“maaf sepertinya Bu Sinta akan kehilangan ingatannya, namun ada kemungkinan untuk sembuh jika hal-hal tersebut dapat memulihkan keadaannya tapi jangan terlalu di paksakan,” jelas dokter.

“baik dok terima kasih,” ujar windi dengan senyum.

Pratama
Sinta hilang ingatan
17.58
Read

...

Lye akhirnya terbangun juga dari pingsannya matanya melihat sekeliling ia kemudian ingat bahwa salah satu sahabatnya itu sudah meninggal, Lye menangis seorang diri. Terlihat hanya ada beberapa om dan tantenya Seva, papanya Seva juga sudah tidak disana.

“Jangan nangis lagi, nih.” sebuah sapu tangan dari Bryan.

“Seva meninggal Bry,” lirih Lye mengusap air matanya.

“kata siapa kualat lo do’ain sahabatnya mati,” ledek Bryan.

“Gue serius kali malah becanda,” kesal Lye dengan muka juteknya.

“Seva masih hidup kok lo nya aja dari tadi tidur, mana ponselnya bunyi mulu.” sesal Laras memberikan ponselnya kepada pemiliknya.

‘masa gue tidur si,’ batinnya tidak ingat.

Lye mengecek ponselnya dan benar banyak sekali notifikasi di ponselnya.

Maaf beut baru up guys🙏🏻🙏🏻

Gimana ceritanya comment iya dan jangan lupa tekan tombol ⭐

Yang bener yang mana nih Seva masih hidup apa udah meninggal, trus yang dibilang Bryan buat nenangin Lye apa gimana nih comment iya

See you

IntimateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang