Pict. By Pinterest.
Ada banyak bentuk kasih sayang tuhan tersalur dari orang-orang disekitarmu.
Sejun Pov.
Dari jauh, aku melihat gadis polos itu sedang berjongkok di depan kafe, tangannya terulur sebagai wadah snack yang tengah dilahap kucing dengan warna coklat putih. Hatiku menghangat melihat Senja tersenyum manis seperti itu, sungguh.
Wooseok keluar dari kafenya, mengajak Senja berbicara, lalu menyentuh pergelangan tangan gadis manis itu, setelah Senja menganggukkan kepalanya. Kemudian, Wooseok mengajak Senja berjalan menjauh dari kafe itu.
Aku melihat kepergian Senja dan Wooseok sebelum aku mengetahui Subin, Yohan, dan Zuho berlarian masuk ke kafe tersebut. Setelah diteliti lagi, yang sebenarnya terjadi ialah mereka tengah mendekor kafe Wooseok tersebut dengan ligat dan rapi. Seperti akan memberi kejutan?
🌸🌸🌸
Seungwoo pov.
Aku fikir, aku tidak benar-benar menyukainya, hanya karena parasnya yang cantik, fikiranku menggiring argumen bahwa aku harus menyukainya. Sungguh, perasaanku tidak ada artinya sama sekali.
Aku memasukkan sekitar 15 bungkus mie indomey ke dalam troli belanjaanku, dan mulai mencari bahan makanan untuk diletakkan di dalam kulkas, Apartemenku.
"Seok?" sapaku saat melihatnya sedang mengambil snack, 7 langkah dari tempat berdiriku sekarang.
"Eh Woo, belanja juga?" tanya Wooseok setelah melihat ke arah troli yang sedang aku dorong ke arahnya.
"Iya, bahan makanan di apart udah kosong," ujarku, lalu melanjutkan lagi, "sendirian?" kataku, saat kulihat tak ada siapapun di dekat wooseok.
Belum sempat Wooseok menjawab, aku mendengar perempuan yang tiba-tiba muncul dari arah belakang Wooseok.
"Kak Wooseok, Senja bingung mau pilih yang mana, ada dua rasa yang Senja suka," hela gadis itu memegang Poki-pokey sembari manyun, tanpa sadar bahwa ada aku di dekat Wooseok.
Baru beberapa detik, dia menoleh ke arahku. Setelah menyadari bahwa itu aku, matanya terbelalak menahan kaget. Jelas sekali, dengan cepat dia membungkukkan badannya ke arahku dengan wajah yang sedikit ketakutan.
Aku terka, dia merasa bersalah atas perilakunya barusan, padahal itu sama sekali tidak menggangguku. Ah, mungkin saja gara-gara kejadian tempo lalu.
Wooseok menahan senyumnya ke arah gadis itu, tangannya terulur mengusap pipi gadis yang ku tahu bernama Senja. "Dua-duanya aja dek, gemes banget mukanya kaya olaf," tutur Wooseok dengan tawa khasnya. Tawa yang sampai saat ini tidak ada tandingannya, masih menjadi favorit kaum hawa karena terdengar sexy dan dalam.
"Eh, Seok. Gue duluan ya, mau ke bagian buah," selaku cepat, aku merasa tidak enak pada Senja, pasti dirinya merasa tak nyaman karena kehadiranku sekarang.
Sebenarnya, hari itu mood-ku sedang tidak bagus. pasalnya, dosen yang bertanggung jawab atas mata kuliah itu sangat killer. Aku dan teman sekelompokku mendapat peringatan dan di sindir habis-habisan di kelas. Bukan salah Senja sepenuhnya, bahkan dia sendiri tidak tahu apa-apa, dan kami malah melampiaskan kemarahan kepadanya. Tapi, jujur saja saat melihat wajah Senja waktu itu, membuat emosiku semakin melambung-lambung tak tertahankan.
Author Pov.
Wooseok dan Senja berjalan kembali menuju kafe, pria itu benar-benar menyayangi Senja layaknya seorang anak bayi, padahal gadis itu sudah dewasa, hanya saja masih lugu dan polos. Wooseok yakin betul, lelaki yang mendapatkan hati Senja akan merasa beruntung karena gadis ini sangat penurut dan penyayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
FanfictionSenja, gadis manis tak sempurna yang berjuang menghadapi takdir. Cacat, bukanlah sesuatu yang orang lain inginkan, namun senja dapatkan. Hidup dengan cemooh orang bukan hal yang mudah untuk dijalankan. Bertemu dua laki-laki yang menjadi pelanginya...