Chapter 3

11 4 2
                                    

Saat Raisa makan dikantin, dia dihampiri cowok yang tidak asing dimatanya. Dia Bian, teman SMA Raisa dulu.

"Bian!!"

"Apa kabar Sa?"

"Aku baik, ayo duduk." mempersilahkan Bian duduk dikursi yang ada dihadapannya.

---

Reza yang penasaran dengan laki-laki yang mencari Raisa itupun langsung kekantin dan mendengar percakapan mereka. Dari kejauhan Reza melihat mereka sangat akrab dan sepertinya mereka sangat dekat. Reza geram dan ingin menarik cowok itu. Tapi, dia sadar akan posisi, jika dia bukan siapa-siapanya Raisa lagi, sekarang.

Reza merasakan ponselnya bergetar, dan dia mengambil ponselnya daru saku celana. Dia mengangkat telfon itu dan menghindar dari keramaian.

"Halo, apa ada info baru tentang Bima?"

"Oke saya akan keluar sekarang."

Setelah mendapatkan telfon itu, Reza langsung keluar kampus dan menemui anak buahnya yang berada dicafe terdekat disana.

---

Reza duduk dikursi yang kosong dan siap untuk mendengar Ari untuk menjelaskan hal yang ingin ia katakan.

"Jadi apa yang kamu ketahui tentang Bima?"

"Menurut orang yang saya temui kemarin, dia bilang Bima kuliah di Universitas Merah Putih. Dan jika mas Reza mau menemuinya, lebih baik tidak sekarang. Dia tidak masuk kuliah hari ini, tadi saya sudah mengeceknya kesana."

Reza mengangguk mengerti. Tangannya sudah gatal, ingin segera menghantam orang itu. Mengapa dia bisa tenang menjalani hari-harinya, tanpa memikirkan Tasya! Orang yang sudah ia lecehkan.

"Pokoknya besok kamu ikuti terus dia. Kalau kamu butuh teman, datang saja kerumah saya, saya akan suruh beberapa orang untukmu. Saya harus kembali kekampus, permisi."

Ari itu orang kepercayaan Reza untuk menyelidiki Bima. Reza kembali kekampusnya dengan perasaan lega, akhirnya dia mengetahui dimana Bima itu berada. Reza sudah tidak sabar ingin bertemu dengan pria brengsek itu.

---

Reza pulang kerumahnya sangat larut malam. Dia berharap, saat dia pulang kerumah orang-orang rumah sudah tidur. Reza sangat malas harus bertemu dengan Sandra dan Tiara itu. Reza benar-benar tidak ingin jika besok kekampus, harus berbarengan dengan Tiara

Reza masuk kedalam kamarnya, dan menaruh tasnya. Dia masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan badannya yang gerah.

Saat Reza keluar dari kamar mandi, dia mengecek ponselnya. Ada panggilan tak terjawab dari Raisa, sepertinya ada hal yang penting sampai 10 kali dia menelpon Reza.
Reza menelpon balik Raisa dan Raisa angkat.

"Halo Reza! Kemana aja sih kamu!! Aku telfon kamu dari tadi! Kenapa baru telfon balik?"

"Tadi aku habis mandi. Ada apa?"

"Tadi aku mau minta jemput sama kamu. Tapi nggak usah, udah ada Bian. Teman SMA ku dulu. Yasudah bye."

Reza menaruh handphone nya dan dia duduk dipinggir ranjang. Reza penasaran, siapa Bian itu. Mengapa baru pertama kali ia tahu jika Raisa punya teman yang bernama Bian.

---

"Makasi ya Bian. Udah anterin aku sampai depan rumah," Raisa membuka pintu mobil Bian, namun lengannya ditahan Bian.

"Besok pagi, boleh aku jemput?"

"Nggak usah, aku sudah terbiasa naik taxi."

"Mulai besok, kamu harus terbiasa diantar jemput sama aku. Please?"

REZA ADITAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang