Drtddd drtddd...
"Kakak angkat telfon dulu,"
Reza pergi keluar sementara untuk mengangkat telfon itu. Telfon dari nomor yang tidak dikenali.
"Hallo."
"Lo Reza kan? Gue Bima. Gue mau minta tolong sama lo, ijinin gue ketemu Tasya. Sekali aja,"
"Nggak! Tasya nggak ada."
"Za, please. Kata Anna dia dibawa kerumah sakit, gue sekarang ada diparkiran. Ijinin ya? Nggak masalah kok kalau ini yang pertama dan terakhir kalinya."
"Oke. Gue ijinin tapi nggak lama."
Rasanya Reza ingin sekali marah kepada Anna. Bisa-bisanya dia bilang kepada Bima jika Tasya ada di rumah sakit. Reza bingung saja sama pola pikir anak itu. Harusnya dia menjauhkan Bima dari Tasya, karena Bima pacarnya. Tapi ini, dia malah berusaha mendekati mereka.
Saat Reza berdiri didepan pintu kamar rawat Tasya, Bima datang sendirian. Reza sebisa mungkin untuk bersikap biasa saja, biar Tasya tidak memikirkan hal ini.
"Tasya didalam. Masuk saja, gue mau cari makan." Ketus Reza langsung pergi dari tempat itu. Reza sengaja pergi, bagaimanapun juga Tasya harus bicara sama Bima tentang kelanjutan kehamilannya. Meskipun, Reza tidak akan pernah mengijinkan anak yang ada dalam kandungan Tasya mengenal siapa Papa-nya.
---
Saat Tasya sedang bermain ponsel, dia dibuat syok karena kehadiran Bima.
"Kak Bima.."
Bima berjalan mendekati Tasya. Dia sangat merasa bersalah, membiarkan Tasya menanggung sendirian. Bima duduk disamping Tasya, dan mengusap rambut Tasya.
"Aku minta maaf ya, aku sudah biarin kamu menanggung ini sendirian. Aku benar-benar tidak tahu tentang hal ini,"
Tasya tersenyum dan menangkupkan tangannya kepunggung tangan Bima.
"Aku tidak sendirian, kakak aku, Reza, dia slalu ada untuk aku. Kamu nggak usah khawatir jika anak ini tidak akan punya Ayah, karena yang akan jadi Ayahnya itu kak Reza." Ujar polosnya."Nggak, Tasya. Aku yang akan jadi Ayahnya, aku yang akan tanggung jawab. Aku yang salah, ijinkan aku untuk mengenal anakku."
"Nggak akan pernah!" Reza datang tiba-tiba dan langsung menghampiri mereka.
"Za, please. Gue mau bertanggung jawab,"
"Lo pikir dengan lo tanggung jawab, masa depan Tasya akan membaik? NGGAK!"
"Tapi setidaknya anak itu punya Ayah Za."
"Gue yang akan jadi Ayahnya!"
"Kak udah.." Tasya berusaha memberhentikan perdebatan mereka.
"Kak Bima, aku mohon. Kakak pergi dari sini, aku nggak mau ada keributan." Pinta Tasya kepada Bima supaya pergi dari sana.
Setelah Bima pergi, Reza bisa tenang seketika. Emosi yang memuncak kini mereda karena dia sudah tidak ada. Reza sendiri tidak yakin jika dia akan jadi Ayah dari anak adiknya, tapi dia juga tidak mau jika anak itu tahu siapa Papanya.
---
Setelah satu minggu dirawat dirumah sakit, Tasya akhirnya bisa pulang juga. Reza sangat bingung harus membawa Tasya kemana. Kalau ke kosannya, pasti dia akan jadi bahan gosip anak kos lain.
"Mas Reza..." Suara dari seseorang yang keluar dari mobil. Dia adalah Boy.
"Boy.. Ngapain disini?" Tanya Reza pada Boy.
KAMU SEDANG MEMBACA
REZA ADITAMA
Teen FictionHanya sebuah cerita klasik tentang perjuangan anak remaja untuk mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya. Meski, banyak sekali masalah yang menghampirinya terus menerus tanpa berhenti, maupun itu masalah percintaannya dan keluarganya. Tapi, ia teru...