1🌸Minta Tolong

2.8K 313 51
                                    

DRRT!

Ponselku bergetar pelan. Segera, aku mengecek ponselku yang terletak di dalam laci.

Tolong diam, saat ini aku sedang dalam sesi pembelajaran dan aku agak bosan. Paling tidak izinkan aku mengecek notifikasi ponselku. Aku bisa mati bosan kalau hanya diam dan mendengarkan penjelasan guru.

Dengan cekatan, jariku mengetik sandi ponsel yang rumitnya tak tertolong. Ketika terbuka, aku mengecek notifikasi yang dan mataku melotot.

'God da**! WMMAP update!' aku menjerit dalam hati, bersorak ria bersama rombongan pawai di dalam kepala.

'Hais! Tanganku gatal ingin membuka aplikasi ini, tapi masih ada pelajaran. Duh, mana gurunya killer lagi. Buka tidak ya? Mungkin tak ada salahnya dicoba, kan?'

Tempat sebelum aku menekan simbol aplikasi berwarna oranye dengan huruf W putih di tengahnya, guru killer yang kumaksud memanggil namaku dengan tegas.

"Rosia Ernanda."

DEG!

Aku segera berdiri dan menjawab, "Iya, Pak?" Mampus! Aku ketahuan main ponsel ya? Belom ada semenit lho aku pegang ponsel. Kenapa nasibku sial sekali, sih?

"Ngapain Kamu? Kerjakan soal di papan tulis," guru killer-ku itu menunjuk papan tulis dengan spidolnya. Aku menghela napas lega dan maju. Kupikir aku dihukum, ketahuan, atau apa. Ternyata, hanya mengerjakan soal di papan tulis. Fyuuuh... selamat deh.

Aku berdiri dan melirik teman sebangkuku, dia terkekeh geli. Etdah, sialan! Dia sengaja tidak menyenggol lenganku saat aku membuka ponsel. Kurang ajar!

***

"Lihat apa di ponselmu tadi? Untung bapaknya nggak marah lho," teman sebangkuku bertanya sambil menyeringai.

Perkenalkan, dia adalah Eliana Fiandra. Temanku sejak duduk di bangku SD dan sekarang kami sudah duduk di bangku SMA. Waktu berjalan sangat cepat. Sekarang aku merasa tua.

Oh iya, Eli bilang apa tadi? Ponsel? "Em, notifikasi dari Wattpad?" jawabku yang terkesan seperti pertanyaan.

"Kalau itu aku tahu, maksudku cerita apa?" Eli mendengus sebal sambil menusuk bakso pesanannya.

Aku lupa bilang kalau ini istirahat? Nah, sebenarnya buat apa aku bilang? Toh, yang penting hanyalah percakapan kami.

"Komik WMMAP," jawab ku singkat. Eli ber oh ria dan menyantap baksonya. Dia tak merasa kaget sama sekali mendengar ucapanku. Itu karena kami sama-sama menyukai komik WMMAP, hanya saja aku satu tingkat diatasnya. Aku selalu mengikuti perkembangan ceritanya, membaca teori-teori para fans yang lain, dan lain sebagainya. Salah satunya adalah membaca dua episode lebih cepat dari yang lain.

Hehe, tak paham ya? Jadi begini, salah satu aplikasi resmi untuk membaca komik sudah menayangkan WMMAP, hanya saja aku tak puas. Kenapa? Karena, aplikasi itu tertinggal jauh dengan yang asli. Akhirnya aku pun harus membaca versi bajakannya lewat Wattpad. Untung ada yang berbaik hati menerjemahkannya meskipun dalam bahasa inggris.

"Bicara soal WMMAP, kenapa nama Jennette di Webtoon jadi Zenith?"

Aku dan Eli menoleh. Itu tadi bukan aku apalagi Eli, melainkan Angga Respata. Kenalkan, dia teman satu kompleks Eli. Aku baru mengenalnya saat duduk di bangku SMP. Mengesampingkan perkenalkan barusan, tanpa ba-bi-bu, Angga duduk di hadapan kami dan menatap kami secara bergantian.

Eh, sebentar, dia tanya apa tadi? Nama Jennette? Oh, benar. "Translatornya cuma ingin menyesuaikan nama Jennette dengan lidah orang Indonesia. Makanya diganti Zenith."

Ambrosia (WMMAP X OC) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang