"Kalian ingin bertemu Pangeran?" salah satu kesatria menatap penuh selidik ke arah ku dan Rury.
Tunggu dulu, bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana aku dan Rury bisa ada di hadapan dua orang kesatria penjaga Istana Garnet?
***
Flashback - Beberapa jam yang lalu
"Kenapa dia tidak mau berdiri?" Claude tiba-tiba bertanya.
Aku, Rury, dan Felix hanya melongo mendengar perkataan Claude. Apa dia ingat berapa umur ku sekarang ini? Aku belum ada satu tahun, lho. Bahkan delapan bulan belum ada.
Menurut penuturan beberapa selir, umur ku baru lima bulan. Dedek bayi umur lima bulan itu baru bisa tengkurap, duduk dan berguling! Nah, kau meminta ku untuk berdiri? Gila kau, Claude!
"Pangeran, Nona Ambrosia masih berusia lima bulan. Beliau belum kuat untuk berdiri," Rury menjawab pertanyaan Claude.
Claude menatap ku sambil menaikkan sebelah alisnya. Dia mengamati ku seakan aku ini ponsel baru yang hendak dia dibeli. Ragu apakah aku termasuk ponsel kualitas bagus atau kentang.
Aku tersenyum masam. Tolong berhenti mengamati ku. Aku merasa tak nyaman. Aku bukan barang dagangan.
"Payah," ucap Claude.
Aku yang sejak tadi duduk di atas tikar milik Claude terdiam. Tangan ku secara tidak sengaja menjatuhkan mainan icik-icik ku, membuat suara agak gaduh saat menghantam lantai.
ICRIIIK!
ICRIIIK!
ANJIR! Ngatain aku apa barusan? 'Payah'? Woy! Umur ku belum ada setahun! Mana bisa aku berdiri! Mikir, woy! Otak dipakai 100%!
"Awaa ooh!" aku berseru kesal.
Ayah bodoh! Kau ayah yang bodoh, Claude. Meskipun tampan dan hebat, kau ayah yang bodoh. Perlukah aku mengakui mu sebagai ayah ku? Toh, aku hanya numpang di sini untuk membantu Athanasia. Mungkin tidak usah kali ya?
"Apa dia baru saja mengatai ku?" Claude menatap ku sambil bertanya.
DEG!
Njir! Dia tahu aku barusan mengatainya! Mati aku!
"Ha? Bagaimana mungkin, Pangeran?" Felix bertanya tiba-tiba.
"Kau tidak dengar dia bilang apa barusan?" Claude bertanya balik.
"'Awaa ooh'? Memang Pangeran paham maksudnya?" Felix menaikkan sebelah alisnya.
"Hm, bagi saya itu terdengar seperti, 'ayah bodoh'," ucap Rury ikut nimbrung.
Ketika orang itu sontak saling tatap. Mereka mengerjapkan mata mereka kemudian menatap ku. Tak lama, hanya sekitar sepuluh detik. Setelah itu, mereka menggelengkan kepala pelan.
"Tidak mungkin, Pangeran. Nona Ambrosia masih polos," ucap Felix menggidikkan bahu dan menggelengkan kepala.
Aku selamat! Tapi, aku kurang setuju dengan mu Felix. Ambrosia ini isinya tidak sepolos dedek bayi pada umumnya.
Aku merangkak mengambil mainan icik-icik ku. Daripada gabut, lebih baik main sambil menyimak percakapan mereka.
"Meskipun begitu, beliau cukup jenius," Rury mengusap pelan kepala ku.
Apa tadi? Jenius? Tentu saja! Kalau boleh jujur, umur mental ku itu seumuran dengan kalian.
Aku tidak bohong. Berdasarkan info yang ku dapat dari fandom WMMAP, umur Claude saat Athanasia lahir itu sekitar 18 atau 19 tahun. Kalau mundur tiga tahun dan aku lahir, artinya umur Claude masih sekitar 15 atau 16 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambrosia (WMMAP X OC) [HIATUS]
Фанфик#HANYA FANFICTION# . . . Nama ku Rosia, gadis berkewarganegaraan Indonesia. Aku penggemar serial webtoon berjudul <Who Made Me a Princess>. Suatu hari aku tewas karena kecelakaan dan bertemu sebuah suara. "Athanasia de Alger Obelia. Dia butuh...