Apa yang salah dengannya hari ini? Pagi ini ia bangun semua baik-baik saja, tapi sepanjang hari, ia hanya ditimpa sial, dipecat, pingsan, sekarang ia kehilangan semua gaji terakhirnya,
"Kayaknya aku dirampok," wajah Kiran putih pucat, seperti semua darah sudah meninggalkan pembuluh darahnya, ia bisa merasakan keringat dingin di punggungnya,
Putri tidak tau harus bereaksi seperti apa, kepalanya juga ikutan blank, "Eh...."
Rasanya air mata kiran sudah di pelupuk mata, tapi dia tidak mau menangis, sudut bibirnya sudah menurun, tapi ia mengatupkan bibirnya rapat-rapat, mencegah suara isak keluar.
"Gini aja, kamu hubungin keluarga kamu yang lain, dan tanyakan apa kamu bisa pinjam uang," dia berhenti sejenak, dia merogoh kantongnya dan mengeluarkan ponselnya, "tunggu disini," kata Putri, lalu ia berjalan menjauh, ia mencari di nomor kontaknya dan menelepon seseorang.
Kembali ke Kiran yang kebingungan, ia mengeluarkan ponselnya, ia langsung menghubungi adiknya, yang ditelepon mengangkat teleponnya di dering pertama, "Halo," kata orang di ujung telepon,
"Sam, kamu ada uang?"
"Mmm... aku tidak punya sih, kenapa?"
"Ah... itu, obat ibu habis, dan kakak lagi ada masalah,"
"Oh, nanti aku hubungi lagi kak,"
"Mmm..., makasih ya,"
"Iya.."
"Eh.. tunggu," kiran buru buru menyela, "ini agak sedikit mendesak, jadi kalau bisa cepet ya,"
"Tapi kalau nggak ada nggak usah dipaksakan," kata kiran menambahkan,"Oke,"
Kiran terduduk di bangku besi di koridor rumah sakit itu, kali ini dia menelpon Natalia,
"Halo,"
"Nat, aku bisa pinjam uang nggak?"
"Ohiya, bisa kok, kamu kesini dulu aja,"
"Okey,"
Putri masih sibuk menelepon saat Kiran mendekatinya, "Put, aku pulang dulu ya, sebentar aja,"
Putri hanya mengangguk,
Saat sampai di rumah ia mendapat kondisi tempat iti seperti sudah di obrak abrik,
"Oh kamu udah sampai, ini atm ku,"
"Kok berantakan banget?,"
"Itu aku lupa aku taro ini dimana," ia menunjukkan kartu atmnya, "ohiya, emang kenapa?"
"Sebelumnya makasih banget ya, aku kerampokan dan hari ini mestinya hari ini aku harus bayat biaya obat, dan biaya buat operasi ibuku,"
"Ya ampun kacau banget, mana udah malam lagi,"
"Ya udah sana cepetan,"
"Iya,"
Karena lokasi ATM terdekat tidak terlalu jauh, Kiran berlari kesana, saat sampai nafasnya sudah ngos-ngosan, dia lupa menanyakan passwordnya, untungnya Natalia mengirimkan sms untuk passwordnya,
Saldo tidak mencukupi
Kiran mengulangi lagi, ia memasukkan passwordnya, memasukkan nominal 3.000.000 lalu menekan enter
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Layak Menjadi Protagonis Roman Picisan
RomanceProtagonis dengan kebaikan hati yang tidak terbatas hanya ada di cerita novel saja, begitu pikir Natalia pada awalnya sebelum hidupnya jadi berantakan karena sifatnya yang tidak tau batasan. Ketika ingin mengakhiri hidupnya ia diselamatkan oleh seor...