Chapter 38

1.4K 55 3
                                        

Risa membuka kedua matanya dan langsung melihat kedua orang tua nya bersama Rangga yang sedang duduk di sofa.

"Ma.. Pa.." panggil Risa dengan lirih. Sontak saja Hermawan dan Helena beranjak dari kursi untuk mendekati Risa begitupun dengan Rangga yang ikut mendekatinya.

"Kau sudah sadar Ris! Ya Tuhan. Mama sangat takut kalau kau.." Helena terisak tak sanggup untuk melanjutkan perkataan nya.

Bagaimana kalau putrinya bernasib sama seperti Nada yang tidak bisa berjalan atau bahkan lebih parah.. Membayangkan nya saja membuat Helena ketakutan. Hermawan langsung memeluk sang istri untuk memenangkannya.

"Risa tidak apa-apa, Ma." jawab Risa pelan sambil menahan rasa sakit di kepala nya tetapi ia tak ingin menunjukkan nya di hadapan mereka karena sudah di pastikan kedua orang tua nya akan sedih.

"Bagaimana bisa kedua putriku mengalami kecelakaan yang sama seperti ini?" sedih Hermawan tetapi berusaha untuk tetap tegar akan tidak membuat istrinya ikut sedih.

"Untung saja Rangga yang sudah menyelamatkan mu Ris, kalau Rangga tidak menyelamatkan mu.. Mama tidak tahu lagi karena di sana tidak ada orang lain." kata Helena terbata membuat Rangga langsung mengelus ibu mertua nnya.

"Risa sekarang sudah membaik jadi Mama jangan khawatir." ucap Rangga.

Setelah itu Rangga berpamitan untuk kembali ke kantor karena ada beberapa urusan yang belum di selesaikan dan di lorong rumah sakit Rangga berpapasan dengan Rafael. Kedua bola mata mereka menatap tajam satu sama lain seperti mengibarkan bendera perang.

Rafael mengentuk pintu dan langsung memasuki ruang rawat Risa. Hermawan dan Helena langsung menoleh kearah suara itu begitupun dengan Risa.

"Maaf, apakah aku menganggu?" Rafael berkata tak enak.

"Tidak, kami sedang berbincang saja Raf. Sudah lama Rafael tidak main ke rumah lagi." kata Helena menggoda membuat Rafael kikuk. Ya, memang Rafael akhir-akhir ini sedang sibuk.

Sibuk merencanakan kebangkrutan Rangga.

"Maaf tante, akhir-akhir ini saya sibuk sekali di kantor. ada banyak pekerjaan yang menumpuk harus segera di selesaikan." sesal Rafael dan giliran Helena yang merasa bersalah karena dirinya hanya menggoda nya saja.

"Tante tidak bermaksud mengatakan itu. Hm, maafkan tante, Raf." ujar Helena sedikit mal. Tawa Hermawan dan Risa pecah melihat Mama nya yang memerah karena malu.

"Hai, apa kabar Ris?" sapa Rafael mendekati Risa yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit.

"Seperti yang kau lihat Raf. Kepalaku sakit dan sedikit pusing." jawab Risa sambil tertawa renyah. Melihat itu semua Hermawan dan Helena pamit untuk keluar membeli makanan.

Sekarang hanya ada Rafael dan Risa diruangan itu. Mereka mengobril sampai sebuah pesan masuk ke ponsel Rafael. Pria itu meremas ponselnya setelah membaca isi pesan itu.

"Ris, sepertinya aku harus pergi karena mendadak sekali aku harus bertemu rekan bisnis ku sekarang." kata Rafael dan Risa pun mengangguk paham.

"Ya, Raf. hati-hati di jalan." balasnya dan setelah itu Rafael bergegas pergi untuk bertemu seseorang yang sudah menunggu nya.

Siapa lagi kalau bukan Hana wanita ular itu terus merecoki kehidupan nya. Bukan nya membantu membalas dendam menghancurkan Rangga justru wanita itu malah mencelakai Nada dan Risa.

Sial!

Benar, Hana lah yang menabrak kedua kakak beradik itu. Entah apa yang wanita ular itu sedang rencanakan tetapi yang pasti Hana jangan sampai merusak rencana nya untuk menghancurkan Rangga...

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang