Seo Joon melangkahkan kakinya dengan ringan, pagi ini dia sangat semangat untuk mengunjungi dan mencoba beberapa wahana Disneyland Tokyo. Seandainya saja dia memiliki waktu cuti yang lebih lama, ingin rasanya dia mengelilingi area yang memiliki luas 46 Ha ini semuanya. Sepertinya adrenalin-nya tengah meningkat pesat dan dia ingin segera mengeluarkannya, mungkin efek dari rasa bahagia.
Selama sepuluh tahun memendam rasa cinta pada seorang Kim Ji Won, kini cintanya tidak bertepuk sebelah tangan lagi. Bertepuk sebelah tangan? selama sepuluh tahun tersebut, dia tidak pernah mengutarakan rasa cintanya. Terlebih ajakan berkencan semalam terucap langsung dari bibir Ji Won, bukankah seharusnya dia sebagai pria yang harus mengajaknya berkencan terlebih dahulu?
Beberapa meter di belakang Seo Joon tampak Ji Won yang berjalan dengan berat hati, dia benar-benar ingin melupakan kejadian semalam. Mengubur rasa malu atas tindakannya, ada rasa sesal atas tindakannya. Selebihnya dia memang selalu tergoda ingin merasakan bibir Seo Joon, menyesap dan merasakan dengan lidahnya.
Mencium Seo Joon begitu saja seakan pria itu kakaknya, mungkin kebiasaan ini harus dirubah. Jika mereka masih kecil, itu adalah hal yang biasa. Tapi sekarang mereka sudah sangat dewasa, mengerti batasan. Terlebih Seo Joon sudah menjadi pria yang mahir dalam urusan ranjang, hal yang seharusnya ditakuti Ji Won.
"Hya, Woonie! Apa kita saat ini sedang bermain film detektif?"
Ji Won terperanjat, "A-ani. Wae?" jawabnya dengan mata yang tidak fokus, mengalihkan pandangan dari Seo Joon yang tengah menatapnya dengan lembut.
Seo Joon melangkahkan kakinya berbalik menuju Ji Won, membuka telapak tangannya menunggu tangan Ji Won untuk diraih.
"Let's date with me, properly."
"What? Date?"
Seo Joon mengerutkan keningnya, mendekati wajah Ji Won hingga hidung jarak hidung mereka menyisakan 2 cm. Menatap mata Ji Won dengan rasa penasaran, sedikit. Selebihnya dia ingin melihat ekspresi Ji Won untuk godaannya kali ini.
"Apa kamu tidak mengingat perkataanmu semalam?"
Ji Won mengelak, "Perkataan yang mana?"
"Apa saat mengatakan itu kamu sedang mabuk?"
Ji Won terperangah dan menjauh dari pandangan intimidasi seorang Park Seo Joon, "Ani ani ani." jawabnya dengan wajah memerah.
"Sekaleng bir tidak akan membuatku mabuk, Park Seo Joon-ssi."
"Kalau begitu, kita sudah menjadi sepasang kekasih mulai saat ini."
Seo Joon tersenyum melihat tingkah Ji Won yang sedang gugup, begitu menggemaskan. Ji Won menjauhkan wajahnya, mencari pandangan lain untuk mengalihkan perhatiannya.
"Ji Won-nie." Panggil Seo Joon dengan lembut.
"Nde?"
Jemari Seo Joon meraih tangan Ji Won, "Ada yang ingin aku sampaikan."
"Mwo?"
"Aku tidak perduli kamu percaya atau tidak, aku selalu menyukaimu... sejak dulu. Sejak pertama kali kita bertemu."
Jantung Ji Won berhenti berdegup beberapa detik, "Mw-mwo? Hik!"
Cegukan disaat menyatakan perasaannya?
Seo Joon semakin tertawa senang begitu melihat tingkah super menggemaskan dari Ji Won, dia lalu memeluk gadis yang tengah menutup mulutnya untuk menghentikan suara cegukan. Mendekap kepala Ji Won kedalam ceruk lehernya, meraih tubuh Ji Won dan mengusap punggungnya dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
#4 Away In The Silence
Fanfiction- Kim Ji Won - Wanita muda yang memiliki IQ diatas rata-rata, hidupnya sempurna. Mempunyai kedua orang tua yang kaya dan amat menyayanginya, mempunyai dua oppa yang menjaganya, mempunyai satu eonni yang selalu ada untuknya. Kekurangannya hanya satu...