T H E . 7TH . O F . T R U T H

159 17 0
                                    

Seo Joon menghembuskan nafasnya perlahan, tangannya bergerak untuk merapihkan dasi kupu-kupunya yang selalu dia pegang sejak sepuluh menit yang lalu. Setelah memastikan dasinya rapih, dia sedikit menghirup aroma bunga yang dipegang untuk sekedar menenangkan debaran jantungnya, menghitung langkah sebelum dia masuk ke dalam apartemen untuk menjemput Ji Won. 

Kali ini apa yang wanita itu pakai?

Seo Joon sedikit meringis ketika mengingat bagaimana pesona seorang Kim Ji Won, wanita itu menjadi girl crush ketika memakai gaun. Apalagi jika beberapa bagian tubuhnya terlihat, membuat dia ingin melindunginya sekaligus menciumi dengan membabi buta. Belum lagi dari lirikan semua pria yang senang melihat wanitanya, oleh sebab itu dia tidak akan membiarkan Ji Won sendirian. 

Sama sekali.

Seo Joon hendak menekan bel disamping pintu seperti biasa, tapi belum ditekan pintu dihadapannya sudah terbuka, memunculkan sosok cantik yang sudah menyambutnya dengan senyum ekstra lebar. Membuatnya ikut tersenyum juga, sesungguhnya wanita dihadapannya ini menjadi semakin cantik setiap harinya.

"Annyeong adik ipar." Sapa Ji Yeong dengan semangat, mengenakan maxi dress berwarna kuning lembut.

Seo Joon yang terlihat memukau malam itu hanya bisa tersenyum menanggapi, "Annyeong, kakak ipar. Rose, Callalily dan Lilly spesial untuk calon ibu yang cantik. " 

Sapanya pada sahabat seumurnya ini, menyerahkan bunga yang sengaja dia bawa pada wanita yang sedang mengandung itu. Keinginan yang selalu Ji Won utarakan, karena selama hamil kakaknya itu sangat menyukai bunga. Berbeda dengan Ji Won yang tidak terlalu menyukai bunga, terlebih jika serbuk bunga itu mengenai hidungnya.

"Ouw, thank you bestie."

"It was my pleasure, Madam. Mana Wonnie?" tanyanya sudah tidak sabar, karena malam ini mereka berdua harus menghadiri acara peresmian yang diadakan di rumah sakit secara bersama-sama.

"Di dalam, sedang memakai gaun. Ayo masuk, kamu mau minum?"

"Ani, aku menunggu saja."

Seo Joon ikut masuk kedalam apartemen, mengikuti Ji Yeong yang berjalan perlahan menuju dapur untuk mengambil pot dan mengisinya dengan air. Membuka bungkus buket bunga tersebut dan menaruhnya kedalam pot, meletakannya didekat meja bar terlebih dahulu untuk dia bisa menikmati warna dan harumnya.

"Perlukah aku memberi saran?"

Mata Seo Joon mengerjap mendengar ucapan Ji Yeong, "Saran? untuk apa?"

Senyum Ji Yeong melebar, "Adikku akan sangat cantik untuk malam ini, dan dia sangat senang untuk menggodamu. Mungkin lebih tepatnya lagi... penasaran?"

Kening Seo Joon mengkerut, tidak terlalu mengerti dengan ucapan Ji Yeong. "Aku hanya ingin memberi saran, jika kamu harus menggunakan pengaman. Jangan membuatnya hamil terlebih dahulu. Dia masih berusia 25 tahun, bisakah kalian memiliki anak setelah anakku berusia 2 tahun?"

Wajah Seo Joon seketika langsung memerah, "Hya, Ji Yeong noona!" protesnya, jika saja keadaan normal dipastikan Ji Yeong akan langsung memukul kepalanya karena dipanggil noona

Fakta bahwa Ji Yeong – Hae In lahir di bulan Juli, sedangkan Seo Joon lahir di bulan Desember, menandakan jika Ji Yeong tidak suka jika dirinya dipanggil dengan sebutan noona. Ji Yeong tertawa puas, melihat calon adik iparnya mulai sibuk mengambil gelas dan mengisinya dengan air. Bahkan pria ini sedikit melonggarkan dasinya, dia merasa dasinya terlalu mencekiknya.

"Hey, what's going on? Apa yang kamu tertawakan, sayang?" Hae Jin datang sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk, melihat wajah Seo Joon yang memerah sekarang dia tahu jika isterinya itu tengah menggoda calon adik iparnya ini.

#4 Away In The SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang