The Closed Girl

1.

Plak!

Sebuah tamparan mulus mendarat di pipi gadis kecil itu. Bersamaan dengan hal itu, terdengar suara tawa yang sangat renyah dari orang orang disekitarnya.

"Tampar lagi Rat, di pipi yang satunya tuh belum!" teriak seseorang di barisan belakang.

"Siap," jawab orang itu. Saat ia bersiap siap akan menampar gadis malang itu tiba tiba sebuah suara menghentikannya.

"Woi kalian ngapain? Berhenti gak? Atau kalian aku laporin ke guru," ucap seorang lelaki yang baru saja datang dan melihat kejadian itu.

"Yah pahlawannya dateng, pake ngancem ngancem lagi. Duh takut, yaudah yuk gaes kita pergi aja, gak seru tuh anak," ucap siswi nakal itu dengan nada mengejek ke arah siswa laki laki itu.

"Huuuu dasar gak seru!" ucap salah satu temannya.

"Dasar anak guru," kata temannya yang lain.

"Huuuu sok jagoan deh!"

Berbagai sorakan remeh dari teman temannya menghujam siswa laki laki itu. Namun tak dipedulikan olehnya.

"Hai kamu gak apa apa kan?" tanya siswa laki laki itu menghampiri sang gadis yang masih tertunduk dengan tangan berada di pipi kirinya.

"Kok diem aja? Aku boleh lihat luka kamu gak? Kayaknya sakit banget," ucapnya lagi.

"Aku gapapa kok, makasih ya," balas gadis itu, namun pandangannya masih tertunduk.

"Bagus deh kalo gitu, eh iya nama kamu siapa? Jangan nunduk terus dong, aku kan juga pengen lihat wajah kamu," kata siswa laki laki itu.

Saat gadis kecil itu membuka pandangannya ke arah lelaki itu, tiba tiba...

"HAAHH! HAAHH! Mimpi itu lagi ternyata," ucap seorang gadis yang terbangun dari tidurnya dengan napas yang terengah engah.

"Aw kepalaku sakit banget.." rintihnya memegang pelipis kepalanya.

"Kenapa setiap aku mimpi cowok itu kepalaku jadi pusing banget dan kenapa aku pasti kebangun jam 2 pagi dengan mimpi yang sama berulang kali?" tanya gadis itu pada dirinya sendiri saat ia melihat ke arah jam dinding yang terpasang di sudut kamarnya. Jam itu telah menunjukkan pukul 2 dini hari. Sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing itu, ia kemudian meraih smartphone miliknya.