4.

28 6 2
                                    

Brraak...

Aletha mengerjapkan matanya kaget, ia tertidur dikelasnya dan yang menggebrak mejanya adalah teman sekelas nya yang selalu membully nya.

Aletha mengangkat kepala nya memberanikan diri menatap ketiga orang didepannya.

"Enak banget ya tidur nya, berasa rumah sendiri!"

"Maaf Letha tadi ngantuk."

"Letha... Letha... ngapain kamu minta maaf ke kita, lagian kamu ga salah kok, cuman ya kita seneng aja bully kamu."

Ketiganya tertawa sangat keras.

Aletha ingin menangis saat itu juga, rambut nya dijambak kebelakang membuatnya merintih kesakitan.

"Bisa ga si kamu tuh jangan jadi anak pinter?!"

"Fira cemburu sama kamu yang selalu disayang sama guru!"

"Wulan juga ga suka sama Letha yang selalu dapet nilai diatas kkm!"

"Lala juga ga suka kamu selalu dapet peringkat!"

"Lep...aass...sinn..."

Fira menarik rambut Letha lebih terjungkal kebelakang, membuat Letha tak kuasa membendung air matanya. Ia menangis sejadi jadinya.

"DASAR CENGENG!!!"

Lala mengeluarkan sebuah kertas yang bertuliskan soal-soal ulangan, juga terdapat angka 100 disitu, ya itu adalah milik Aletha.

"Ituu... puu... nyaa... akuu...."

Sreekkk

"Jangg...annn..."

Lala menyobek kertas ulangan tersebut menjadi kertas kecil-kecil, Letha mulai terisak, ia ingin sekali menunjukkan itu kepada papa nya.

"Woiiii!!!"

Sontak Fira melepaskan jambakkan dari rambut Letha dan menoleh kearah cowok yang sedang berdiri diambang pintu.

"Kalian lagi kalian lagi, kenapa sih kalian ga ada kapok kapok nya buat bully orang!"

"Karena kita suka!"

"Pergii kalian! Jangan sampe aku bilangin ke guru!"

"Dasar sok jadi pahlawan!"

"Dasar anak guru!"

"Dasar tukang ngadu!"

"Kamu ngga apa-apa?"

Aletha mendongak dengan kepalanya yang masih sangat terasa nyeri, tapi ketika dia mendongak pandangannya rabun, buram, dan redup. Gelap.

Mimpi itu lagi, mimpi dimana ia selalu dibully oleh orang-orang yang tak ia kenal wajahnya, dan juga mimpi yang selalu ia nantikan disaat malam tiba. Mimpi yang masih menjadi misteri akan sosok yang menjadi pahlawan dimimpinya.

Dengan mata yang masih terpejam matanya mebgeluarkan airmata,
"Ngga, jangan... jangan pergi!! Aku ngga mau kesepian lagi hiks...hiks." 

"Kenapa si akhir dari mimpiku, aku ga pernah bisa buat liat wajahnya? Siapa dia sebenarnya?"

Aletha melirik jam dinding yang berada dikamarnya, skakmat! Jam setengah 7!

"Astagaaa, udah siang!! Bodoh kamu Aletha! Gimana bisa aku kesiangan?" Aletha kemudian beranjak menuju kamar mandi. Dia mandi secepat yang dia bisa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Closed GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang